Kisah Arya Penangsang, Petaka Murid Sunan Kudus yang Tewas di Tangan Gagak Rimang

Selasa, 22 Agustus 2023 - 06:28 WIB
loading...
A A A
Pertemuan dua orang yang saling bermusuhan itu tak menghasilkan apapun.

Sekembali Sultan Hadiwijaya ke Pajang, konflik semakin memanas. Dipimpin Ki Ageng Pemanahan, Ki Penjawi dan Danang Sutawijaya, pasukan Pajang menyerbu Kadipaten Jipang.

Penyerbuan sengaja dilakukan pada musim birahi kuda. Orang-orang Pajang tahu Arya Penangsang selalu menunggang kuda jantan warna putih bernama gagak rimang.

Sutawijaya yang disiapkan menghadapi Penangsang sengaja menunggang kuda betina. Tujuannya agar gagak rimang gelisah, mengejar kuda betina tunggangan Sutawijaya, sehingga tak terkendali.

“Dengan demikian Arya Penangsang tidak fokus dalam peperangan karena disibukkan oleh kuda jantan yang ditungganginya, yang sedang dalam puncak-puncak birahi”.



Muslihat orang-orang Pajang membuahkan hasil. Gagak rimang berlari tidak terkendali, mengejar kuda tunggangan Danang Sutawijaya. Pada saat itu lah tombak Kiai Plered di tangan Sutawijaya melesat mengenai lambung Penangsang.

Usus Arya Penangsang terburai. Usus yang kemudian disampirkan antara gagang dan pesi keris itu putus saat Arya Penangsang menghunus keris pusaka kiai Setan Kober. Arya Penangsang gugur seketika.

Sejarah mencatat, Adipati Jipang Panolan Arya Penangsang tewas di medan perang oleh keris pusakanya sendiri.

Untuk menghormati kegagahan Penangsang, dalam upacara tertentu orang Jawa menghiasi keris dengan untaian bunga melati sebagai lambang usus Arya Penangsang.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3116 seconds (0.1#10.24)