Mahasiswa UB Meninggal di Gunung Arjuno, Jasadnya Sempat Sulit Dievakuasi
loading...
A
A
A
Sesampainya di pos dua, kondisi Yodeka Kopaba memburuk. Ia tidak sanggup melanjutkan perjalanan karena fisiknya tiba-tiba menurun.
Namun, beberapa kawan Yodeka ingin tetap melanjutkan perjalanan karena kondisi kian gelap. Selanjutnya, mereka mendirikan dua tenda untuk Yodeka dan satu orang pendaki perempuan kawan Yodeka. Sementara 5 orang pendaki lainnya kemudian melanjutkan perjalanan.
"Kelima pendaki yang memutuskan naik ke puncak Gunung Arjuno akhirnya tiba di puncak pada Sabtu (19/8/2023) pukul 18.00 WIB. Setelah itu mereka langsung turun kembali ke pos dua, kelimanya tiba di pos dua sekitar pukul 24.00 WIB. Di sana kelimanya langsung beristirahat dan tidur," paparnya.
Lalu pada Minggu (20/8/2023), kondisi Yodeka ternyata kian memburuk. Wajahnya pucat, tubuhnya dingin, keluar busa dari hidungnya, dan denyut nadinya kian melemah. Kawan-kawan Yodeka sempat meminta pertolongan dan obat-obatan pada pendaki lain yang melintas. Salah seorang anggota rombongan juga turun ke Pos Pendakian Sumberbrantas untuk meminta pertolongan petugas.
Para pendaki yang melintas sempat menawarkan bantuan agar Yodeka segera dibawa turun. Namun, mereka menolak karena menunggu penjemputan dari Tim SAR. Sayangnya nyawa korban akhirnya tidak bisa diselamatkan.
"Evakuasi kita pakai mobil double cabin kemudian kita oper ke mobil jenazah. Kemudian korban kita bawa ke RS (Rumah Sakit) Hasta Brata Kota Batu," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, mahasiswa Universitas Brawijaya asal Kubu Tapi, Sei Rotan Batu Taba, IV Angkek Agam, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, dilaporkan meninggal dunia pada Minggu kemarin (20/8/2023) di pos dua pendakian Gunung Arjuno. Korban diduga mengalami hipotermia atau kedinginan ekstrem di Gunung Arjuno.
Namun, beberapa kawan Yodeka ingin tetap melanjutkan perjalanan karena kondisi kian gelap. Selanjutnya, mereka mendirikan dua tenda untuk Yodeka dan satu orang pendaki perempuan kawan Yodeka. Sementara 5 orang pendaki lainnya kemudian melanjutkan perjalanan.
"Kelima pendaki yang memutuskan naik ke puncak Gunung Arjuno akhirnya tiba di puncak pada Sabtu (19/8/2023) pukul 18.00 WIB. Setelah itu mereka langsung turun kembali ke pos dua, kelimanya tiba di pos dua sekitar pukul 24.00 WIB. Di sana kelimanya langsung beristirahat dan tidur," paparnya.
Lalu pada Minggu (20/8/2023), kondisi Yodeka ternyata kian memburuk. Wajahnya pucat, tubuhnya dingin, keluar busa dari hidungnya, dan denyut nadinya kian melemah. Kawan-kawan Yodeka sempat meminta pertolongan dan obat-obatan pada pendaki lain yang melintas. Salah seorang anggota rombongan juga turun ke Pos Pendakian Sumberbrantas untuk meminta pertolongan petugas.
Para pendaki yang melintas sempat menawarkan bantuan agar Yodeka segera dibawa turun. Namun, mereka menolak karena menunggu penjemputan dari Tim SAR. Sayangnya nyawa korban akhirnya tidak bisa diselamatkan.
"Evakuasi kita pakai mobil double cabin kemudian kita oper ke mobil jenazah. Kemudian korban kita bawa ke RS (Rumah Sakit) Hasta Brata Kota Batu," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, mahasiswa Universitas Brawijaya asal Kubu Tapi, Sei Rotan Batu Taba, IV Angkek Agam, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, dilaporkan meninggal dunia pada Minggu kemarin (20/8/2023) di pos dua pendakian Gunung Arjuno. Korban diduga mengalami hipotermia atau kedinginan ekstrem di Gunung Arjuno.
(hri)