Mahasiswa UB Meninggal di Gunung Arjuno, Jasadnya Sempat Sulit Dievakuasi

Senin, 21 Agustus 2023 - 14:01 WIB
loading...
Mahasiswa UB Meninggal di Gunung Arjuno, Jasadnya Sempat Sulit Dievakuasi
Proses evakuasi pendaki Gunung Arjuno yang meninggal. Foto/BPBD Kota Batu
A A A
KOTA BATU - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu mengungkap sulitnya proses evakuasi mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang, Yodeka Kopaba yang meninggal di Gunung Arjuno. Proses evakuasi berlangsung sepanjang hari Minggu (20/8/2023) itu berlangsung dramatis dan lama.

Kepala BPBD Kota Batu Agung Sedayu mengungkapkan, BPBD Kota Batu dan PMI Kota Batu mendapat informasi ada korban meninggal di Gunung Arjuno sekitar pukul 10.00 WIB. Proses evakuasi berjalan sulit karena kendaraan roda empat tidak bisa mencapai pos dua.

"Akhirnya petugas menggunakan alat seadanya yaitu 2 tingkat kayu yang diikatkan pada matras untuk mengangkut korban," ucap Agung Sedayu dikonfirmasi pada Senin pagi (21/8/2023).

Setelah beberapa saat, akhirnya ada mobil double cabin yang berhasil menyusul. Korban akhirnya bisa diangkut dengan kendaraan tersebut. Hingga akhirnya tiba di pos 1 sekitar pukul 12.00 WIB.



"Evakuasi membutuhkan waktu sekitar dua jam karena mobil jenazah sulit menjangkau lokasi. Akhirnya kita pakai mobil double cabin kemudian kita oper ke mobil jenazah," tuturnya.

Menurut Agung, saat dievakuasi Yodeka Kopaba, mahasiswa program studi (Prodi) Agroteknologi Fakultas Pertanian (FP) UB Malang sudah dalam keadaan meninggal dunia.

Saat itu korban mendaki Gunung Arjuno dari pos pendakian di Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, pada Jumat sore (21/8/2023).

"Berangkat satu kelompok, ada empat laki-laki dan tiga perempuan, kemudian sampai di pos dua pada Jumat malam sekitar pukul 10 malam," ungkap dia.



Sesampainya di pos dua, kondisi Yodeka Kopaba memburuk. Ia tidak sanggup melanjutkan perjalanan karena fisiknya tiba-tiba menurun.

Namun, beberapa kawan Yodeka ingin tetap melanjutkan perjalanan karena kondisi kian gelap. Selanjutnya, mereka mendirikan dua tenda untuk Yodeka dan satu orang pendaki perempuan kawan Yodeka. Sementara 5 orang pendaki lainnya kemudian melanjutkan perjalanan.

"Kelima pendaki yang memutuskan naik ke puncak Gunung Arjuno akhirnya tiba di puncak pada Sabtu (19/8/2023) pukul 18.00 WIB. Setelah itu mereka langsung turun kembali ke pos dua, kelimanya tiba di pos dua sekitar pukul 24.00 WIB. Di sana kelimanya langsung beristirahat dan tidur," paparnya.

Lalu pada Minggu (20/8/2023), kondisi Yodeka ternyata kian memburuk. Wajahnya pucat, tubuhnya dingin, keluar busa dari hidungnya, dan denyut nadinya kian melemah. Kawan-kawan Yodeka sempat meminta pertolongan dan obat-obatan pada pendaki lain yang melintas. Salah seorang anggota rombongan juga turun ke Pos Pendakian Sumberbrantas untuk meminta pertolongan petugas.

Para pendaki yang melintas sempat menawarkan bantuan agar Yodeka segera dibawa turun. Namun, mereka menolak karena menunggu penjemputan dari Tim SAR. Sayangnya nyawa korban akhirnya tidak bisa diselamatkan.

"Evakuasi kita pakai mobil double cabin kemudian kita oper ke mobil jenazah. Kemudian korban kita bawa ke RS (Rumah Sakit) Hasta Brata Kota Batu," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, mahasiswa Universitas Brawijaya asal Kubu Tapi, Sei Rotan Batu Taba, IV Angkek Agam, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, dilaporkan meninggal dunia pada Minggu kemarin (20/8/2023) di pos dua pendakian Gunung Arjuno. Korban diduga mengalami hipotermia atau kedinginan ekstrem di Gunung Arjuno.
(hri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3218 seconds (0.1#10.140)