Memilukan! Alami Pembengkakan Wajah, Gajah di PLG Minas Mati
loading...
A
A
A
SIAK - Seekor gajah berusia tiga tahun di Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas, Kabupaten Siak, Riau, ditemukan mati. Sebelum ditemukan mati, gajah tersebut mengalami pembengkaan di bagian wajah.
Berbagai upaya telah dilakukan PLG Minas, untuk menyelamatkan nyawa gajah tersebut. Tetapi, upaya tersebut gagal. Nyawa gajah bernama Rizki yang lahir di PLG Minas, pada 18 September 2020 tersebut, akhirnya tak dapat ditolong lagi.
"Dunia konservasi kembali berduka. Gajah Rizki yang merupakan anak dari indukan bernama Nia mati," kata Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Genman Suhefti Hasibuan, Minggu (13/8/2023).
Sebelum mati, gajah itu sempat dimandikan dan diberi minum serta makan pada Jumat (11/8/2023) sekitar pukul 08.00 WIB. Setelah itu, digiring ke hutan untuk digembalakan. Secara kasat mata kondisi gajah itu sehat, dan tidak ada tanda-tanda sakit.
Pada sore harinya, mahout atau pawang gajah mendapati gajah bernama Rizki wajahnya bengkak. "Mahout menggiring gajah tersebut kembali ke PLG Minas, untuk dilakukan tindakan medis," tuturnya.
Sekitar pukul 18.00 WIB, mahout melaporkan kondisi gajah Rizki ke tim medis BBKSDA Riau. Kemudian dokter hewan memerintahkan mahout untuk memberikan penambahan makanan, nutrisi, dan memandu mahout untuk intensif mengawasi, serta mengobservasi perkembangan kondisi gajah.
Setelah menjalani perawatan intensif, kondisi kesehatan gajah tersebut tidak juga membaik. Akhirnya, pada Sabtu (12/8/2023) gajah yang bertugas untuk membantu mengusir kawanan gajah liar dari permukiman warga tersebut, dinyatakan mati.
Untuk mengetahui penyebab kematian gajah itu, tim medis langsung melakukan neukropsi dan secara patologi anatomi. Penyebab kematian gajah Rizki, diduga disebabkan oleh infeksi virus penyakit Elephant Endotheliotropic Herves Virus (EEHV).
"Infeksi virus EEHV ditandai dengan kondisi beberapa organ seperti lidah cianosis (kebiruan), mata bengkak, terdapat cairan di bagian anus, bagian kulit banyak terdapat bintik, serta kondisi lambung, paru-paru, limpa dan usus besar mengalami pendarahan," pungkasnya.
Berbagai upaya telah dilakukan PLG Minas, untuk menyelamatkan nyawa gajah tersebut. Tetapi, upaya tersebut gagal. Nyawa gajah bernama Rizki yang lahir di PLG Minas, pada 18 September 2020 tersebut, akhirnya tak dapat ditolong lagi.
"Dunia konservasi kembali berduka. Gajah Rizki yang merupakan anak dari indukan bernama Nia mati," kata Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Genman Suhefti Hasibuan, Minggu (13/8/2023).
Sebelum mati, gajah itu sempat dimandikan dan diberi minum serta makan pada Jumat (11/8/2023) sekitar pukul 08.00 WIB. Setelah itu, digiring ke hutan untuk digembalakan. Secara kasat mata kondisi gajah itu sehat, dan tidak ada tanda-tanda sakit.
Pada sore harinya, mahout atau pawang gajah mendapati gajah bernama Rizki wajahnya bengkak. "Mahout menggiring gajah tersebut kembali ke PLG Minas, untuk dilakukan tindakan medis," tuturnya.
Sekitar pukul 18.00 WIB, mahout melaporkan kondisi gajah Rizki ke tim medis BBKSDA Riau. Kemudian dokter hewan memerintahkan mahout untuk memberikan penambahan makanan, nutrisi, dan memandu mahout untuk intensif mengawasi, serta mengobservasi perkembangan kondisi gajah.
Setelah menjalani perawatan intensif, kondisi kesehatan gajah tersebut tidak juga membaik. Akhirnya, pada Sabtu (12/8/2023) gajah yang bertugas untuk membantu mengusir kawanan gajah liar dari permukiman warga tersebut, dinyatakan mati.
Untuk mengetahui penyebab kematian gajah itu, tim medis langsung melakukan neukropsi dan secara patologi anatomi. Penyebab kematian gajah Rizki, diduga disebabkan oleh infeksi virus penyakit Elephant Endotheliotropic Herves Virus (EEHV).
"Infeksi virus EEHV ditandai dengan kondisi beberapa organ seperti lidah cianosis (kebiruan), mata bengkak, terdapat cairan di bagian anus, bagian kulit banyak terdapat bintik, serta kondisi lambung, paru-paru, limpa dan usus besar mengalami pendarahan," pungkasnya.
(eyt)