Selama Pandemi COVID-19, 1,3 Juta Pekerja Informal Kehilangan Pekerjaan
loading...
A
A
A
BANDUNG - Lebih dari 1 juta pekerja non formal di Jawa Barat diperkirakan kehilangan mata pencahariannya saat pembatasan aktivitas ekonomi beberapa waktu lalu. Kendati begitu, saat ini diperkirakan telah berangsur pulih seiring kembali berjalannya sektor ekonomi di Jabar.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Barat Arifin Soendjayana mengatakan, di Jabar diperkirakan sekitar 1,3 juta pekerja informal. Mayoritas pekerja informal itu terkena dampak pandemi akibat pembatasan sosial beberapa waktu lalu. (BACA JUGA: Kabar Gembira, Korban PHK Akibat Pandemi Akan Dipekerjakan Kembali )
"Itu bisa dilihat dari penerima bantuan sosial Jawa Barat yang mencapai 10 juta kepala keluarga (KK) dari total 14 juta KK. Dari situ, sekitar 1 juta adalah prakerja. Di dalamnya termasuk para pekerja informal yang jumlahnya mencapai 1,3 juta," kata Arifin saat menyerahkan bantuan Kadin Jabar bagi pekerja dan buruh di Kantor Kadin Jabar, Kota Bandung, Rabu (29/7/2020). (BACA JUGA: Selama COVID-19, Angka Pengangguran di Cimahi Naik 12 Persen )
Kendati begitu, ujar dia, saat ini sektor ekonomi mulai kembali bergerak. Indikasinya, ekspor Jawa Barat telah kembali naik, walaupun bertahap. Perdagangan sektor rill yang melibatkan UMKM juga telah bergerak.
"PSBB sudah dibuka. Tapi yang oranye bertambah. Itu menjadi kewaspadaan. Sehingga aktivitas ekonomi jalan dengan tetap perhatikan protokol kesehatan. Karena kalau ekonomi tidak jalan, susah juga," ujar dia.
Arifin berharap, bantuan Kadin Peduli kepada pekerja dan buruh informal akan memberi suntikan semangat. Karena secara ekonomi mereka sangat perlu dibantu. (BACA JUGA:
Sementara itu, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jabar Tatan Pria Sudjana mengatakan, pandemi lalu menyebabkan banyaknya pekerja UMKM yang kehilangan pekerjaannya. Hal itu disebabkan operasional usaha yang terhenti, sehingga pekerja dirumahkan.
"Pekerja yang terdampak COVID ini kan berisiko atas kondisi pangan. Sehingga kami membuat program Kadin Peduli, memberikan bantuan paket sembako. Targetnya adalah pekerja dan buruh UMKM dan masyarakat lainnya," kata Tatan.
Dia menuturkan, bantuan dari provinsi sudah cukup banyak. Tetapi bisa jadi ada pekerja UMKM atau informal yang belum dapat. Kadin melalui pengurus di 27 kabupaten/kota, akan menginventarisasi agar mereka yang luput dari uluran tangan pemerintah, mendapatkan bantuan.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Barat Arifin Soendjayana mengatakan, di Jabar diperkirakan sekitar 1,3 juta pekerja informal. Mayoritas pekerja informal itu terkena dampak pandemi akibat pembatasan sosial beberapa waktu lalu. (BACA JUGA: Kabar Gembira, Korban PHK Akibat Pandemi Akan Dipekerjakan Kembali )
"Itu bisa dilihat dari penerima bantuan sosial Jawa Barat yang mencapai 10 juta kepala keluarga (KK) dari total 14 juta KK. Dari situ, sekitar 1 juta adalah prakerja. Di dalamnya termasuk para pekerja informal yang jumlahnya mencapai 1,3 juta," kata Arifin saat menyerahkan bantuan Kadin Jabar bagi pekerja dan buruh di Kantor Kadin Jabar, Kota Bandung, Rabu (29/7/2020). (BACA JUGA: Selama COVID-19, Angka Pengangguran di Cimahi Naik 12 Persen )
Kendati begitu, ujar dia, saat ini sektor ekonomi mulai kembali bergerak. Indikasinya, ekspor Jawa Barat telah kembali naik, walaupun bertahap. Perdagangan sektor rill yang melibatkan UMKM juga telah bergerak.
"PSBB sudah dibuka. Tapi yang oranye bertambah. Itu menjadi kewaspadaan. Sehingga aktivitas ekonomi jalan dengan tetap perhatikan protokol kesehatan. Karena kalau ekonomi tidak jalan, susah juga," ujar dia.
Arifin berharap, bantuan Kadin Peduli kepada pekerja dan buruh informal akan memberi suntikan semangat. Karena secara ekonomi mereka sangat perlu dibantu. (BACA JUGA:
Sementara itu, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jabar Tatan Pria Sudjana mengatakan, pandemi lalu menyebabkan banyaknya pekerja UMKM yang kehilangan pekerjaannya. Hal itu disebabkan operasional usaha yang terhenti, sehingga pekerja dirumahkan.
"Pekerja yang terdampak COVID ini kan berisiko atas kondisi pangan. Sehingga kami membuat program Kadin Peduli, memberikan bantuan paket sembako. Targetnya adalah pekerja dan buruh UMKM dan masyarakat lainnya," kata Tatan.
Dia menuturkan, bantuan dari provinsi sudah cukup banyak. Tetapi bisa jadi ada pekerja UMKM atau informal yang belum dapat. Kadin melalui pengurus di 27 kabupaten/kota, akan menginventarisasi agar mereka yang luput dari uluran tangan pemerintah, mendapatkan bantuan.
(awd)