Hadiri Launching Film Nyantrik, Ganjar Sebut Strategi Kebudayaan Ngepop Tanpa Hilangkan Akarnya
loading...
A
A
A
Di antaranya dengan kostum-kostum yang bisa divariasi. Namun, akar ceritanya, keseniannya maupun visual kostum aslinya masih dipertahankan. Itu disebutnya sebgai strategi kebudayaan yang lebih gampang diterima publik tanpa menghilangkan akarnya.
“Saya masih membayangkan backgroundnya nanti giant screen, ditambah sentuhan kemajuan teknologi, anak-anak bermain di situ, kostum dicreate kekinian sesuai imajinasi mereka, menarik tetapi yang klasik nggak hilang. Seperti musik, ada pop, ada mix, tapi orang mau nonton yang klasik ada tempatnya. Kita jadi bangsa yang kaya seni budaya,” beber Ganjar.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid berharap film seperti ini termasuk pertunjukan kesenian tradisional lebih banyak dipanggungkan.
“Wayang bukan hanya seni pertunjukkan, tetapi laku hidup,” ujar Hilmar Farid.
“Saya masih membayangkan backgroundnya nanti giant screen, ditambah sentuhan kemajuan teknologi, anak-anak bermain di situ, kostum dicreate kekinian sesuai imajinasi mereka, menarik tetapi yang klasik nggak hilang. Seperti musik, ada pop, ada mix, tapi orang mau nonton yang klasik ada tempatnya. Kita jadi bangsa yang kaya seni budaya,” beber Ganjar.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid berharap film seperti ini termasuk pertunjukan kesenian tradisional lebih banyak dipanggungkan.
“Wayang bukan hanya seni pertunjukkan, tetapi laku hidup,” ujar Hilmar Farid.
(shf)