Soal Marak Penipuan Seleksi Anggota Polri, Ini Pesan Polda Jabar
loading...
A
A
A
BANDUNG - Polda Jawa Barat mengimbau masyarakat tidak tergiur bujuk rayu pihak-pihak tertentu yang menawarkan jaminan lolos seleksi anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
Imbauan tersebut disampaikan menyusul penangkapanseorang ibu rumah tangga (IRT) berinisial RV alias P atas aksi penipuan. Modus penipuan yang dilakukan IRT asal Kota Bandung tersebut yakni menjanjikan dapat meloloskan seseorang dari seleksi Bintara Polri.
Karo SDM Polda Jabar Kombes Harry Haryadi menjelaskan tahapan dari tes dalam seleksi penerimaan anggota kepolisian. Sebelum tes digelar, biasanya akan dilakukan sosialisasi terlebih dahulu lewat media sosial hingga polisi di kewilayahan.
Setelah dilakukan sosialisasi, para calon anggota lalu akan diarahkan untuk melakukan pendaftaran secara online. Dalam situs itu juga dinyatakan bahwa tak ada biaya yang dibebankan kepada tiap pendaftar.
"Ketentuan persyaratan tes sudah tertera dengan jelas dan kita sudah memberikan peringatan bahwa untuk penerimaan anggota Polri tidak memungut biaya sepeser pun," jelas Harry dalam keterangannya dikutip Sabtu (29/7/2023).
Kemudian, tes dilakukan dengan memakai sistem CAT. Hasil dari tes yang digelar akan langsung diumumkan dan dapat disaksikan siapa pun. Lalu, pada tahap pengumuman kelulusan, sidang digelar secara terbuka dan dapat disaksikan melalui media sosial.
"Pada saat pengumuman kelulusan itu pun sidangnya sidang terbuka, disaksikan semua pihak dan bahkan kita share link via YouTube ataupun platform media sosial lainnya sehingga sangat terbuka dan transparan," terangnya.
Dengan begitu, seleksi masuk kepolisian dilakukan dengan mengedepankan akuntabilitas dan transparansi. Maka dari itu, masyarakat jangan tergiur apabila ada pihak yang menjanjikan kelulusan.
"Yang paling penting hanya satu syaratnya, memenuhi ketentuan yang ada dan jangan tergoda bujuk rayu pihak mana pun yang bisa menjanjikan kelulusan. Yang bisa meluluskan seorang calon adalah dirinya sendiri, dengan cara belajar dan berlatih," tuturnya.
"Yang kami perlukan adalah calon terbaik yang bisa lulus apabila yang bersangkutan atau pendaftar mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, baik kesehatan, psikologi, jasmani maupun mentalnya," tandasnya.
Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Ibrahim Tompo memastikan,tempat pelatihan seleksi Bintara Polri yang didirikan oleh seseorang secara resmi atau tidak resmi, tidak menjamin seseorang dapat diterima jadi anggota kepolisian.
Penegasan tersebut disampaikan Ibrahim terkait dibukanya tempat pelatihan seleksi Bintara Polri oleh tersangka RV alias P. Menurut Ibrahim, tempat pelatihan tersebut tidak terhubung dengan bidang SDM Polri atau panitia seleksi.
Sebelumnya diberitakan, Polda Jabar meringkus seorang ibu rumah tangga (IRT) berinisial RV alias P atas aksi penipuan. Modus penipuan yang dilakukan IRT asal Kota Bandung tersebut yakni menjanjikan dapat meloloskan seseorang dari seleksi Bintara Polri.
Lihat Juga: Riwayat Kepolisian Ahmad Dofiri, Komisaris Jenderal Polisi yang Baru Diangkat Jadi Wakapolri
Imbauan tersebut disampaikan menyusul penangkapanseorang ibu rumah tangga (IRT) berinisial RV alias P atas aksi penipuan. Modus penipuan yang dilakukan IRT asal Kota Bandung tersebut yakni menjanjikan dapat meloloskan seseorang dari seleksi Bintara Polri.
Karo SDM Polda Jabar Kombes Harry Haryadi menjelaskan tahapan dari tes dalam seleksi penerimaan anggota kepolisian. Sebelum tes digelar, biasanya akan dilakukan sosialisasi terlebih dahulu lewat media sosial hingga polisi di kewilayahan.
Setelah dilakukan sosialisasi, para calon anggota lalu akan diarahkan untuk melakukan pendaftaran secara online. Dalam situs itu juga dinyatakan bahwa tak ada biaya yang dibebankan kepada tiap pendaftar.
"Ketentuan persyaratan tes sudah tertera dengan jelas dan kita sudah memberikan peringatan bahwa untuk penerimaan anggota Polri tidak memungut biaya sepeser pun," jelas Harry dalam keterangannya dikutip Sabtu (29/7/2023).
Kemudian, tes dilakukan dengan memakai sistem CAT. Hasil dari tes yang digelar akan langsung diumumkan dan dapat disaksikan siapa pun. Lalu, pada tahap pengumuman kelulusan, sidang digelar secara terbuka dan dapat disaksikan melalui media sosial.
"Pada saat pengumuman kelulusan itu pun sidangnya sidang terbuka, disaksikan semua pihak dan bahkan kita share link via YouTube ataupun platform media sosial lainnya sehingga sangat terbuka dan transparan," terangnya.
Dengan begitu, seleksi masuk kepolisian dilakukan dengan mengedepankan akuntabilitas dan transparansi. Maka dari itu, masyarakat jangan tergiur apabila ada pihak yang menjanjikan kelulusan.
"Yang paling penting hanya satu syaratnya, memenuhi ketentuan yang ada dan jangan tergoda bujuk rayu pihak mana pun yang bisa menjanjikan kelulusan. Yang bisa meluluskan seorang calon adalah dirinya sendiri, dengan cara belajar dan berlatih," tuturnya.
"Yang kami perlukan adalah calon terbaik yang bisa lulus apabila yang bersangkutan atau pendaftar mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, baik kesehatan, psikologi, jasmani maupun mentalnya," tandasnya.
Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Ibrahim Tompo memastikan,tempat pelatihan seleksi Bintara Polri yang didirikan oleh seseorang secara resmi atau tidak resmi, tidak menjamin seseorang dapat diterima jadi anggota kepolisian.
Penegasan tersebut disampaikan Ibrahim terkait dibukanya tempat pelatihan seleksi Bintara Polri oleh tersangka RV alias P. Menurut Ibrahim, tempat pelatihan tersebut tidak terhubung dengan bidang SDM Polri atau panitia seleksi.
Sebelumnya diberitakan, Polda Jabar meringkus seorang ibu rumah tangga (IRT) berinisial RV alias P atas aksi penipuan. Modus penipuan yang dilakukan IRT asal Kota Bandung tersebut yakni menjanjikan dapat meloloskan seseorang dari seleksi Bintara Polri.
Lihat Juga: Riwayat Kepolisian Ahmad Dofiri, Komisaris Jenderal Polisi yang Baru Diangkat Jadi Wakapolri
(ams)