Kisah Raja Majapahit Murka usai Mendengar Pidato Pembelotan Ranggalawe

Sabtu, 29 Juli 2023 - 07:04 WIB
loading...
Kisah Raja Majapahit Murka usai Mendengar Pidato Pembelotan Ranggalawe
Wajah Raja Kerajaan Majapahit Raden Wijaya hasil AI. Foto/IG @AInusantara
A A A
Raden Wijaya, raja pertama Kerajaan Majapahit harus menghadapi kenyataan pahit pertama sebagai penguasa. Pasalnya salah satu kawan lama dan teman seperjuangannya Ranggalawe memutuskan membelot mengadakan pemberontakan ke pemerintahannya.

Pemberontakan pertama ini tercatat dalam sejarah Majapahit pada tahun 1295. Ranggalawe notabene anak dari Arya Wiraraja, sahabat karib Raden Wijaya. Arya Wiraraja orang pertama yang dihormatinya semasa dalam bahaya membawa serombongan kuda dari Madura.

Dikisahkan pada ”Gayatri Rajapatni: Perempuan Dibalik Kejayaan Majapahit”, Ranggalawe tidak senang dengan penunjukkannya sebagai gubernur dermaga Tuban yang strategis itu.

Dia berharap diangkat sebagai Menteri Kepala Pemerintahan pada Pemerintah Pusat.



Ranggalawe kian murka tatkala jabatan jatuh ke tangan saingannya, Mpu Nambi, putra yang cakap dari Mpu Sina, yang tak lain adalah rekan ayahnya di Dewan Menteri Keamanan. Entah sudah berapa generasi, keluarga papan atas ini saling berebut kekuasaan.

Pikir mereka, kehadiran seorang raja yang masih muda dan tak berpengalaman memberikan peluang bagi mereka untuk menumpuk kekuasaan dengan sejenak melupakan permusuhan lama.

Terlepas fakta pengangkatan pejabat tinggi adalah hak prerogatif raja, Ranggalawe sempat mengingkari perkawanan lamanya dengan Raden Wijaya, dengan berpidato di hadapan seluruh hadirin istana, yang merupakan bagian dari acara rutin yang resmi.

Saat itu Ranggalawe mengutarakan usaha Raden Wijaya akan sia-sia karena menunjuk Mpu Nambi. Bahkan Ranggalawe menyebut Raden Wijaya telah membuat kesalahan serius dengan pengangkatannya yang tidak akan menguntungkan negara.



Ranggalawe bahkan secara tegas mengutarakan dalam pidatonya bahwa Nambi itu sosok yang bodoh, lemah, takut, dan busuk. Dalam segala hal, Ranggalawe mengatakan Nambi mengecewakan.

Singkatnya, Nambi disebut Ranggalawe manusia tanpa keberanian, tanpa wibawa, tanpa reputasi, tanpa kepribadian.Di akhir pidatonya, Ranggalawe meyakini citra negara Majapahit akan hancur dengan pengangkatan Nambi.

Bahkan apa yang dilakukan Raden Wijaya itu dianggap Ranggalawe justru menurunkan reputasinya sendiri. Ia pun menantang Nambi duel satu lawan satu di manapun dan kapan pun waktunya.



Ungkapan kemarahan ini menyinggung perasaan raja dan warga keraton lainnya, yang mendesak Ranggalawe agar berpikir masak-masak sebelum menentukan sikap. Nambi mengabaikan tantangan duel tersebut.

Setelah itu, Ranggalawe cepat-cepat pulang dan mengadu kepada ayahnya, seraya bersikeras bahwa hanya ada dua pilihan: kembali melayani raja, atau berontak.

Ketika sang ayah menganjurkan agar ia mengendalikan kemarahannya dan tetap setia pada raja, Ranggalawe menjelaskan apa yang ia rasakan.
(ams)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5328 seconds (0.1#10.140)