Ngeri! Elpiji 3 Kg di Medan Langka, Harga Tembus Rp30 Ribu
loading...
A
A
A
MEDAN - Elpiji ukuran 3 kg mulai langka di Kota Medan, Sumatera Utara. Bahkan, harga jualnya bisa mencapai Rp30 ribu. Sementara Harga Eceran Tertinggi (HET), hanya sekitar Rp17 ribu-18 ribu per tabung.
Awalnya, kelangkaan gas elpiji ukuran 3 kg tersebut terjadi di wilayah Kabupaten Deli Serdang. Kini mulai merembet di Kota Medan. Sarga Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Hidayat Siregar (42) mengaku, kelangkaan elpiji di wilayahnya sudah terjadi sejak dua pekan.
"Pekan kemarin, setelah berkeliling agak jauh hingga ke perbatasan Kota Medan, akhirnya saya bisa beli satu tabung gas elpiji ukuran 3 kg. Tadi saya mau beli lagi, ternyata sudah habis. Sudah keliling sampai ke Kota Medan, belum dapat," ujar Hidayat.
Hidayat mengaku, setiap minggu butuh setidaknya 1-2 tabung gas elpiji untuk usaha produksi ikat pinggangnya. Biasanya ia mendapatkan elpiji dari pangkalan atau pengecer di dekat rumahnya, dengan harga Rp17 ribu-18 ribu. Namun akibat kelangkaan elpiji ini, dia terpaksa berhenti produksi.
"Kami ini berhak menerima subsidi, karena terdaftar sebagai pelaku UMKM di pemerintah. Tapi kalau elpijinya tidak ada, yang tetap saja tidak dapat. Kita sudah lapor ke aparat desa, tetapi tidak ada kepastian," ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan Yulianti (35). Produsen kerupuk di Kecamatan Medan Perjuangan ini mengaku, sudah dua hari ini produksi kerupuknya berhenti karena terhentinya pasokan elpiji ukuran 3 kg dari pangkalan.
"Biasanya kita dipasok 15-20 tabung seminggu. Harganya Rp20 ribu per tabung sampai di tempat. Ini sudah dua hari kosong. Tidak ada barang katanya. Persediaan di pangkalan di pangkas," sebut Yulianti.
Yulianti merasa khawatir jika kelangkaan elpiji ini terus berlanjut, karena usahanya juga akan ikut terhenti. Dia berharap pemerintah dapat segera mengatasi kelangkaan elpiji ini, agar pelaku UMKM tetap bisa beproduksi.
"Tadi kita sudah keliling mencari. Alhamdulillah dapat enam tabung. Itu carinya sudah sampai ke Medan Denai. Lumayan, jaraknya hampir 4-5 km dari rumah. Dapatnya tidak di satu tempat, karena belinya dibatasi hanya satu tabung per orang. Harganya Rp30 ribu per tabung," terangnya.
Pemilik pangkalan elpiji di Medan Perjuangan, Samuel Panjaitan mengaku, ada pengurangan pasokan dari agen elpiji ukuran 3 kg. Pengurangannya mencapai hampir 50 persen dari hari biasanya.
"Sudah dua hari ini kosong. Kalau ada yang masuk langsung habis. Biasanya 300 tabung, sekarang hanya 160 tabung. Kita sudah batasi pembelian satu tabung per KTP. Tapi karena memang yang beli banyak, jadi langsung habus," ungkapnya.
Humas PT Pertamina Patra Niaga, Imam Mohammad mengatakan, tengah menelusuri penyebab kelangkaan elpiji ukuran 3 kg. Mengingat pasokan elpiji 3 kg masih normal seperti hari biasa. "Tidak ada pengurangan. Justru yang ada penambahan secara fluktuatuf. Kami masih melakukan penelusuran," tegasnya.
Awalnya, kelangkaan gas elpiji ukuran 3 kg tersebut terjadi di wilayah Kabupaten Deli Serdang. Kini mulai merembet di Kota Medan. Sarga Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Hidayat Siregar (42) mengaku, kelangkaan elpiji di wilayahnya sudah terjadi sejak dua pekan.
"Pekan kemarin, setelah berkeliling agak jauh hingga ke perbatasan Kota Medan, akhirnya saya bisa beli satu tabung gas elpiji ukuran 3 kg. Tadi saya mau beli lagi, ternyata sudah habis. Sudah keliling sampai ke Kota Medan, belum dapat," ujar Hidayat.
Baca Juga
Hidayat mengaku, setiap minggu butuh setidaknya 1-2 tabung gas elpiji untuk usaha produksi ikat pinggangnya. Biasanya ia mendapatkan elpiji dari pangkalan atau pengecer di dekat rumahnya, dengan harga Rp17 ribu-18 ribu. Namun akibat kelangkaan elpiji ini, dia terpaksa berhenti produksi.
"Kami ini berhak menerima subsidi, karena terdaftar sebagai pelaku UMKM di pemerintah. Tapi kalau elpijinya tidak ada, yang tetap saja tidak dapat. Kita sudah lapor ke aparat desa, tetapi tidak ada kepastian," ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan Yulianti (35). Produsen kerupuk di Kecamatan Medan Perjuangan ini mengaku, sudah dua hari ini produksi kerupuknya berhenti karena terhentinya pasokan elpiji ukuran 3 kg dari pangkalan.
"Biasanya kita dipasok 15-20 tabung seminggu. Harganya Rp20 ribu per tabung sampai di tempat. Ini sudah dua hari kosong. Tidak ada barang katanya. Persediaan di pangkalan di pangkas," sebut Yulianti.
Yulianti merasa khawatir jika kelangkaan elpiji ini terus berlanjut, karena usahanya juga akan ikut terhenti. Dia berharap pemerintah dapat segera mengatasi kelangkaan elpiji ini, agar pelaku UMKM tetap bisa beproduksi.
"Tadi kita sudah keliling mencari. Alhamdulillah dapat enam tabung. Itu carinya sudah sampai ke Medan Denai. Lumayan, jaraknya hampir 4-5 km dari rumah. Dapatnya tidak di satu tempat, karena belinya dibatasi hanya satu tabung per orang. Harganya Rp30 ribu per tabung," terangnya.
Pemilik pangkalan elpiji di Medan Perjuangan, Samuel Panjaitan mengaku, ada pengurangan pasokan dari agen elpiji ukuran 3 kg. Pengurangannya mencapai hampir 50 persen dari hari biasanya.
"Sudah dua hari ini kosong. Kalau ada yang masuk langsung habis. Biasanya 300 tabung, sekarang hanya 160 tabung. Kita sudah batasi pembelian satu tabung per KTP. Tapi karena memang yang beli banyak, jadi langsung habus," ungkapnya.
Humas PT Pertamina Patra Niaga, Imam Mohammad mengatakan, tengah menelusuri penyebab kelangkaan elpiji ukuran 3 kg. Mengingat pasokan elpiji 3 kg masih normal seperti hari biasa. "Tidak ada pengurangan. Justru yang ada penambahan secara fluktuatuf. Kami masih melakukan penelusuran," tegasnya.
(eyt)