Kenapa Tidak Boleh Keluar saat Malam 1 Suro? Ini Alasannya

Selasa, 18 Juli 2023 - 10:21 WIB
loading...
Kenapa Tidak Boleh Keluar...
Tradisi Peringatan Malam 1 Suro. Foto/Ilustrasi
A A A
PURWOKERTO - “Kenapa tidak boleh keluar saat malam 1 Suro?” pertanyaan ini mungkin kerap terlintas pada sebagian orang yang merasa penasaran terhadap banyaknya mitos terkait bulan Suro bagi masyarakat Jawa.

Masyarakat Jawa sangatlah kental dengan tradisi dan kebudayaan. Seiring kemajuan zaman, produk-produk budaya yang mereka miliki tetap terjaga dan terus eksis di tengah modernisasi masyarakat umum.

Melihat sekian banyak, bisa disebutkan salah satunya adalah berkaitan dengan malam 1 Suro. Umumnya, malam tersebut cukup identik dengan sejumlah pantangan atau larangan yang banyak diyakini masyarakat.



Mengutip penelitian berjudul “Ritual Menyambut Bulan Suro Pada Masyarakat Jawa” karya Wulan Selviana, Suro merupakan bulan pertama dalam kalender Jawa dan bertepatan dengan bulan Muharram pada kalender Hijriah.

Sejalan dengan hal di atas, bulan Suro biasanya mulai diperingati ketika sudah masuk tahun baru Islam atau di bulan Muharram. Adapun, masuknya bulan Suro biasa ditandai pada malam tanggal satu, tepatnya setelah maghrib.

Penetapan tanggal pada malam hari tersebut dikarenakan pergantian hari Jawa dimulai pada saat matahari terbenam dan bukan pada tengah malam. Pada masyarakat Jawa, waktu inilah yang dikenali sebagai malam 1 Suro.

Kenapa Tidak Boleh Keluar saat Malam 1 Suro?


Bulan Suro memiliki banyak makna serta pandangan bagi masyarakat Jawa. Dalam hal ini, cukup banyak yang menganggap bulan tersebut cukup sakral, bahkan dianggap keramat ketika jatuhnya tepat pada Jum’at kliwon.

Kemudian, masyarakat juga biasa mengadakan sejumlah ritual pada bulan Suro ini setiap tahunnya. Dari sekian banyak, bisa diambil contoh produk budaya masyarakat Jawa seperti tradisi yang bernama ngeruat atau memandikan gaman-gaman pusaka.



Selain itu, ada juga tradisi mengadakan tolak bala di prapatan atau persimpangan dengan tujuan membuang segala penyakit, hingga bersyukur kepada Allah SWT atas karunia kesehatan serta umur panjang sehingga bisa berjumpa kembali dengan bulan Suro.

Tak hanya ritual, bulan Suro juga cukup identik dengan sejumlah pantangan atau larangan, khususnya pada malam 1 Suro.

Berdasarkan makna yang diyakini, sebagian masyarakat pada malam satu Suro dilarang melangsungkan pernikahan, berbicara sembarangan, boyongan (pindah rumah), hingga keluar rumah, terkecuali berdoa ataupun melakukan ibadah lain yang bermanfaat.



Terkait alasannya, masyarakat Jawa beranggapan bahwa bulan Suro adalah bulan yang baik, sekaligus bulan yang penuh bahaya. Kepercayaan inilah yang memunculkan sejumlah pantangan atau larangan bagi masyarakat di waktu tersebut.

Bahaya yang dimaksud adalah kepercayaan malam 1 Suro yang dianggap penuh dengan energi mistis dan kekuatan supranatural. Konon, pada malam tersebut banyak roh halus atau makhluk gaib berkeliaran dengan bebas.

Maka dari itu, untuk menghindarkan orang-orang agar tidak bertemu dengan makhluk gaib yang dapat membawa kesialan atau gangguan, munculah pantangan seperti dilarang keluar rumah hingga boyongan (pindahan).
(ams)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3039 seconds (0.1#10.140)