2 Desa di Kolaka Terendam Banjir, 1 Jembatan Ambruk
loading...
A
A
A
KOLAKA - Hujan deras yang mengguyur Sulawesi Tenggara (Sultra) khususnya wilayah Kabupaten Kolaka sejak Senin (3/7/2023) malam membuat sejumlah desa terendam banjir, Selasa (4/7/2023). Ketinggian air diperkirakan mencapai pinggang orang dewasa.
Untuk saat ini, desa yang terendam banjir meliputi Polinggona dan Lamondape, Kecamatan Polinggona serta Desa Lamedai Kecamatan Tanggetada. Air yang cepat menggenangi sejumlah rumah membuat warga kelabakan dan tidak bisa menyelamatkan harta bendanya.
Warga Desa Polinggona Yusran mengatakan banjir datang dengan tiba-tiba menyebabkan barang dagangannya di toko miliknya diterjang banjir karena tidak sempat dievakuasi ke tempat yang lebih tinggi.
”Barang jualan saya tidak sempat kami amankan. Tabung gas elpiji saya hanya bisa ikat satu sama lain agar tidak terbawa arus,” kata Yusran kepada wartawan, Selasa (4/7/2023).
Dikatakan, ketinggian air di tempat tinggalnya diperkirakan mencapai paha orang dewasa. Air yang awalnya hanya berupa genangan kecil pada pukul 07.00 Wita tiba-tiba meninggi dan menggenangi rumah-rumah warga.
”Kita lihat sendiri jualan saya mengapung semua hampir tidak ada yang bisa diselamatkan lantaran cepatnya naik air,” ucapnya meradang.
Sementara di Desa Lamondape, korban banjir lainnya bernama Ayu mengatakan, ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa. Sejumlah rumah warga terendam termasuk sarana publik setempat.
”Banyak terendam. Hampir semua termasuk masjid kecuali yang berada di ketinggian,” katanya.
Warga di desanya berharap ada bantuan pemerintah karena kondisi listrik padam dan tidak bisa memasak untuk keluarga mereka. Untuk diketahui, di Desa Lamedai, Kecamatan Tanggetada juga tergenang banjir akibat luapan sungai.
Hamparan persawahan setempat tertutup air. Demikian juga jembatan penghubung antara Desa Kukutio dan Desa Kastura, Kecamatan Watubangga dilaporkan ambruk akibat tergerus arus.
Untuk saat ini, desa yang terendam banjir meliputi Polinggona dan Lamondape, Kecamatan Polinggona serta Desa Lamedai Kecamatan Tanggetada. Air yang cepat menggenangi sejumlah rumah membuat warga kelabakan dan tidak bisa menyelamatkan harta bendanya.
Warga Desa Polinggona Yusran mengatakan banjir datang dengan tiba-tiba menyebabkan barang dagangannya di toko miliknya diterjang banjir karena tidak sempat dievakuasi ke tempat yang lebih tinggi.
”Barang jualan saya tidak sempat kami amankan. Tabung gas elpiji saya hanya bisa ikat satu sama lain agar tidak terbawa arus,” kata Yusran kepada wartawan, Selasa (4/7/2023).
Dikatakan, ketinggian air di tempat tinggalnya diperkirakan mencapai paha orang dewasa. Air yang awalnya hanya berupa genangan kecil pada pukul 07.00 Wita tiba-tiba meninggi dan menggenangi rumah-rumah warga.
”Kita lihat sendiri jualan saya mengapung semua hampir tidak ada yang bisa diselamatkan lantaran cepatnya naik air,” ucapnya meradang.
Sementara di Desa Lamondape, korban banjir lainnya bernama Ayu mengatakan, ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa. Sejumlah rumah warga terendam termasuk sarana publik setempat.
”Banyak terendam. Hampir semua termasuk masjid kecuali yang berada di ketinggian,” katanya.
Warga di desanya berharap ada bantuan pemerintah karena kondisi listrik padam dan tidak bisa memasak untuk keluarga mereka. Untuk diketahui, di Desa Lamedai, Kecamatan Tanggetada juga tergenang banjir akibat luapan sungai.
Hamparan persawahan setempat tertutup air. Demikian juga jembatan penghubung antara Desa Kukutio dan Desa Kastura, Kecamatan Watubangga dilaporkan ambruk akibat tergerus arus.
(ams)