Sejarah dan Asal-usul Nama Kulon Progo, Berawal dari Penggabungan Dua Wilayah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejarah dan asal usul nama Kulon Progo menjadi pembahasan yang menarik diulas. Dalam statusnya, Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Melihat letaknya, Kulon Progo berbatasan dengan sejumlah daerah lain di sekitarnya. Berikut di antaranya:
-Timur : Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul
-Selatan : Samudera Hindia
-Barat : Kabupaten Purworejo
-Utara : Kabupaten Magelang
Saat itu, pemerintahan hanya dijalankan oleh pepatih dalem yang berkedudukan di Ngayogyakarta Hadiningrat. Perubahan mulai muncul pasca Perang Diponegoro 1825-1830, tepatnya ketika dibentuk empat kabupaten yang masing-masing dipimpin seorang tumenggung.
Keempat kabupaten tersebut adalah Kabupaten Pengasih (1831), Kabupaten Sentolo (1831), Kabupaten Nanggulan (1851), dan Kabupaten Kalibawang (1855).
Menurut buku 'Prodjo Kejawen', pada tahun 1912 keempat kabupaten di atas dilebur menjadi satu dan diberi nama Kabupaten Kulon Progo. Kala itu, ibu kota berada di Pengasih, sementara bupati pertama yang menjabat adalah Raden Tumenggung Poerbowinoto.
Melihat kondisi tanah pelungguh yang letaknya berpencaran, sentono ndalem Paku Alam yang bernama Kyai Kawirejo I memberi saran agar disatukan letaknya. Saran tersebut menjadi cikal bakal munculnya wilayah setingkat kabupaten yang kemudian diberi nama Kabupaten Karang Kemuning.
Pada masa pemerintahan bupati kedua, yaitu R. Rio Wasadirdjo, KGPAA Paku Alam V memerintahkan untuk mengeringkan rawa di Kabupaten Karang Kemuning. Rawa-rawa itu nantinya dijadikan tanah persawahan yang subur.
Sejak saat itu, Sri Paduka Paku Alam V lalu mengganti nama Kabupaten Karang Kemuning menjadi Kabupaten Adikarto.
Beberapa tahun berselang, keduanya mulai memikirkan perlunya penggabungan wilayah Kasultanan (Kabupaten Kulon Progo) dengan wilayah Pakualaman (Kabupaten Adikarto). Setelah sepakat, pemerintah pusat mengeluarkan UU No. 18 tahun 1951 yang ditetapkan tanggal 12 Oktober 1951 dan diundangkan tanggal 15 Oktober 1951.
Ketentuan tersebut mengatur tentang perubahan UU No. 15 tahun 1950 terkait penggabungan Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Adikarto dalam lingkungan DIY menjadi satu kabupaten dengan nama Kulon Progo.
Setelahnya, diputuskan juga bahwa Hari Jadi Kabupaten Kulon Progo adalah 15 Oktober 1951.
Kata ‘Progo’ sendiri mengacu pada sungai bernama ‘Sungai Progo’ yang membatasi wilayah tersebut di bagian timurnya. Maka dari itu, penyebutan daerah ini mulai dikenal sebagai Kulon Progo.
Demikian ulasan mengenai sejarah dan asal usul nama Kulon Progo.
Melihat letaknya, Kulon Progo berbatasan dengan sejumlah daerah lain di sekitarnya. Berikut di antaranya:
-Timur : Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul
-Selatan : Samudera Hindia
-Barat : Kabupaten Purworejo
-Utara : Kabupaten Magelang
Sejarah Keberadaan Kulon Progo
Sebelum terbentuknya Kabupaten Kulon Progo pada 15 Oktober 1951, daerah ini terbagi atas dua kabupaten berbeda. Pertama, Kabupaten Kulon Progo yang menjadi wilayah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kabupaten Adikarta yang masuk wilayah Kadipaten Pakualaman.-Wilayah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat (Kulon Progo)
Mengutip laman Pemkab Kulon Progo, sebelum terjadinya Perang Diponegoro di daerah Negaragung (termasuk wilayah Kulon Progo), belum ada pejabat pemerintahan yang menjabat di daerah tersebut sebagai penguasa.Saat itu, pemerintahan hanya dijalankan oleh pepatih dalem yang berkedudukan di Ngayogyakarta Hadiningrat. Perubahan mulai muncul pasca Perang Diponegoro 1825-1830, tepatnya ketika dibentuk empat kabupaten yang masing-masing dipimpin seorang tumenggung.
Keempat kabupaten tersebut adalah Kabupaten Pengasih (1831), Kabupaten Sentolo (1831), Kabupaten Nanggulan (1851), dan Kabupaten Kalibawang (1855).
Menurut buku 'Prodjo Kejawen', pada tahun 1912 keempat kabupaten di atas dilebur menjadi satu dan diberi nama Kabupaten Kulon Progo. Kala itu, ibu kota berada di Pengasih, sementara bupati pertama yang menjabat adalah Raden Tumenggung Poerbowinoto.
-Wilayah Kadipaten Pakualaman (Kabupaten Adikarta)
Di bagian selatan Kabupaten Kulon Progo terdapat wilayah yang masuk Keprajan Kejawen yang selanjutnya dikenal dengan nama Kabupaten Adikarto. Menurut buku 'Vorstenlanden', sekitar tahun 1813 Pangeran Notokusumo yang diangkat menjadi KGPA Ario Paku Alam I mendapat palungguh di sebelah barat Sungai Progo.Melihat kondisi tanah pelungguh yang letaknya berpencaran, sentono ndalem Paku Alam yang bernama Kyai Kawirejo I memberi saran agar disatukan letaknya. Saran tersebut menjadi cikal bakal munculnya wilayah setingkat kabupaten yang kemudian diberi nama Kabupaten Karang Kemuning.
Pada masa pemerintahan bupati kedua, yaitu R. Rio Wasadirdjo, KGPAA Paku Alam V memerintahkan untuk mengeringkan rawa di Kabupaten Karang Kemuning. Rawa-rawa itu nantinya dijadikan tanah persawahan yang subur.
Sejak saat itu, Sri Paduka Paku Alam V lalu mengganti nama Kabupaten Karang Kemuning menjadi Kabupaten Adikarto.
-Penggabungan Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Adikarta
Pada 5 September 1945, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Pakualam VIII menyatakan bahwa kedua daerah yaitu Kasultanan dan Pakualaman adalah wilayah yang bersifat kerajaan dan daerah istimewa dari Negara Republik Indonesia.Beberapa tahun berselang, keduanya mulai memikirkan perlunya penggabungan wilayah Kasultanan (Kabupaten Kulon Progo) dengan wilayah Pakualaman (Kabupaten Adikarto). Setelah sepakat, pemerintah pusat mengeluarkan UU No. 18 tahun 1951 yang ditetapkan tanggal 12 Oktober 1951 dan diundangkan tanggal 15 Oktober 1951.
Ketentuan tersebut mengatur tentang perubahan UU No. 15 tahun 1950 terkait penggabungan Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Adikarto dalam lingkungan DIY menjadi satu kabupaten dengan nama Kulon Progo.
Setelahnya, diputuskan juga bahwa Hari Jadi Kabupaten Kulon Progo adalah 15 Oktober 1951.
Asal-usul Nama Kulon Progo
Terkait penamaannya sendiri, terdapat salah satu populer yang banyak diyakini masyarakat. Merujuk pada bahasa Jawa, ‘Kulon Progo’ memiliki arti sebelah barat Progo. Jadi, ‘kulon’ dalam bahasa Indonesia memiliki arti ‘barat’.Kata ‘Progo’ sendiri mengacu pada sungai bernama ‘Sungai Progo’ yang membatasi wilayah tersebut di bagian timurnya. Maka dari itu, penyebutan daerah ini mulai dikenal sebagai Kulon Progo.
Demikian ulasan mengenai sejarah dan asal usul nama Kulon Progo.
(bim)