Debit Air Bendung Cipero Turun Drastis, Ribuan Hektare Padi di Tegal Gagal Panen
loading...
A
A
A
TEGAL - Memasuki kemarau , Bendung Cipero di Desa Kedungjati Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal mengering. Ribuan hektare tanaman padi di Kecamatan Suradadi dan Warureja Tegal, terancam gagal panen.
Sudah sejak satu bulan terakhir debit air Bendung Cipero berkurang drastis dan tidak bisa mengairi lahan pertanian di pantura perbatasan Kabupaten Tegal dan Pemalang.
Sejumlah petani mengaku lahan pertanian mereka sudah tidak terairi saluran irigasi sejak satu bulan terakhir. “Satu setengah hektare tanaman padi terancam puso hingga tanah sawah retak-retak. Kami kini hanya membiarkan tanaman padi lama kelamaan mati mengering,” kata Sudiro, Selasa (20/6/2023).
Baca juga: Sejarah dan Asal Usul Nama GunungKidul, Kabupaten yang Dibentuk Para Pelarian Majapahit
Saat ini debit air Bendung Cipero menurun drastis 3.000 liter per detik dari kondisi normal 8.000 liter per detik karena berkurangnya pasokan dari sungai rambut.
“Pada kondisi normal Bendung Cipero bisa mengairi 7.463 hektare lahan pertanian di tiga kecamatan yakni kecamatan Suradadi, Warureja dan Kramat,” ujar Riyanto, mantri pengairan Suradadi 2.
Menurunnya debit berakibat pada sistem pengairan yang dilakukan secara bergilir. Sehingga para petani di masa tanam kedua diimbau tidak menanam tanaman yang membutuhkan banyak air seperti padi dan bawang merah.
Meski demikian para petani berharap debit air bendung bisa dimaksimalkan, sehingga pengairan saluran irigasi bisa sampai ke lahan pertanian warga di pantura Kabupaten Tegal.
Sudah sejak satu bulan terakhir debit air Bendung Cipero berkurang drastis dan tidak bisa mengairi lahan pertanian di pantura perbatasan Kabupaten Tegal dan Pemalang.
Sejumlah petani mengaku lahan pertanian mereka sudah tidak terairi saluran irigasi sejak satu bulan terakhir. “Satu setengah hektare tanaman padi terancam puso hingga tanah sawah retak-retak. Kami kini hanya membiarkan tanaman padi lama kelamaan mati mengering,” kata Sudiro, Selasa (20/6/2023).
Baca juga: Sejarah dan Asal Usul Nama GunungKidul, Kabupaten yang Dibentuk Para Pelarian Majapahit
Saat ini debit air Bendung Cipero menurun drastis 3.000 liter per detik dari kondisi normal 8.000 liter per detik karena berkurangnya pasokan dari sungai rambut.
“Pada kondisi normal Bendung Cipero bisa mengairi 7.463 hektare lahan pertanian di tiga kecamatan yakni kecamatan Suradadi, Warureja dan Kramat,” ujar Riyanto, mantri pengairan Suradadi 2.
Menurunnya debit berakibat pada sistem pengairan yang dilakukan secara bergilir. Sehingga para petani di masa tanam kedua diimbau tidak menanam tanaman yang membutuhkan banyak air seperti padi dan bawang merah.
Meski demikian para petani berharap debit air bendung bisa dimaksimalkan, sehingga pengairan saluran irigasi bisa sampai ke lahan pertanian warga di pantura Kabupaten Tegal.
(msd)