Serapan Anggaran COVID-19 Minim, 1.383 Warga Surabaya Gagal Diselamatkan
loading...
A
A
A
SURABAYA - Minimnya serapan anggaran COVID-19 yang bersumber dari APBD Kota Surabaya berbanding lurus dengan tingginya jumlah kematian korban.
Serapan anggaran penanganan COVID-19 Surabaya yang bersumber dari APBD sebesar Rp 151,02 miliar baru terserap Rp 56,8 miliar atau baru 37,65 persen.
Sedangkan, kematian akibat COVID-19 di Surabaya tercatat sebanyak 1.383 jiwa hingga Kamis (23/7) berdasarkan data di infocovid19.jatimprov.go.id. Dengan rincian konfirmasi positif sebanyak 729 orang dan suspect atau PDP sebanyak 654 jiwa.
Namun, belakangan ini imbuh Aswin, jumlah kematian kasus Covid-19 di Surabaya saat ini mulai menurun. Dia juga berharap tak ada lagi pasien yang meninggal terus-menerus. "Kalau sekarang sudah mulai turun. Dan tidak mesti menerima jenazah lagi. Ya semoga tidak terus-terusan," imbuhnya.
Terkait dengan sumber dana penanganan COVID-19 yang bersumber dari APBD murni Kota Surabaya tersebut dirinci oleh Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti dibagi menjadi tiga. Yaitu, untuk penanganan dampak kesehatan Rp 82,7 miliar dan baru terserap Rp 17,8 miliar atau 21,6 persen.
Kemudian untuk penanganan jaringan pengaman sosial Rp 66,1 miliar dan sudah terserap Rp 38,9 miliar atau 58,9 persen. Dan terakhir untuk penanganan dampak ekonomi Rp 2,1 miliar dan sama sekali belum terserap.
Data tersebut adalah periode sejak awal pandemi COVID-19 di bulan Maret hingga Juni atau selama empat bulan terakhir. Mendapati fakta tersebut Reni melempar kritik jika sebenarnya ada sisi ketika program urgent yang harus dianggarkan tapi hingga sekarang belum dicairkan.
"Contoh misalnya kampung tangguh. Kampung tangguh saya tanya ke beberapa warga yang mengelola ini agak turun semangatnya," tandasnya.
Serapan anggaran penanganan COVID-19 Surabaya yang bersumber dari APBD sebesar Rp 151,02 miliar baru terserap Rp 56,8 miliar atau baru 37,65 persen.
Sedangkan, kematian akibat COVID-19 di Surabaya tercatat sebanyak 1.383 jiwa hingga Kamis (23/7) berdasarkan data di infocovid19.jatimprov.go.id. Dengan rincian konfirmasi positif sebanyak 729 orang dan suspect atau PDP sebanyak 654 jiwa.
Namun, belakangan ini imbuh Aswin, jumlah kematian kasus Covid-19 di Surabaya saat ini mulai menurun. Dia juga berharap tak ada lagi pasien yang meninggal terus-menerus. "Kalau sekarang sudah mulai turun. Dan tidak mesti menerima jenazah lagi. Ya semoga tidak terus-terusan," imbuhnya.
Terkait dengan sumber dana penanganan COVID-19 yang bersumber dari APBD murni Kota Surabaya tersebut dirinci oleh Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti dibagi menjadi tiga. Yaitu, untuk penanganan dampak kesehatan Rp 82,7 miliar dan baru terserap Rp 17,8 miliar atau 21,6 persen.
Kemudian untuk penanganan jaringan pengaman sosial Rp 66,1 miliar dan sudah terserap Rp 38,9 miliar atau 58,9 persen. Dan terakhir untuk penanganan dampak ekonomi Rp 2,1 miliar dan sama sekali belum terserap.
Data tersebut adalah periode sejak awal pandemi COVID-19 di bulan Maret hingga Juni atau selama empat bulan terakhir. Mendapati fakta tersebut Reni melempar kritik jika sebenarnya ada sisi ketika program urgent yang harus dianggarkan tapi hingga sekarang belum dicairkan.
"Contoh misalnya kampung tangguh. Kampung tangguh saya tanya ke beberapa warga yang mengelola ini agak turun semangatnya," tandasnya.
(zai)