Perdagangan Jawa Timur Mei 2023 Defisit USD659,81 Juta
loading...
A
A
A
SURABAYA - Neraca perdagangan Jawa Timur (Jatim) selama bulan Mei 2023 mengalami defisit sebesar USD659,94 juta. Hal ini terutama disebabkan oleh defisit nilai perdagangan pada sektor nonmigas sebesar USD379,81 juta.
"Demikian juga di sektor migas nilai perdagangan defisit sebesar USD280,13 juta. Kondisi ini membuat sektor migas dan nonmigas perlu peningkatan kinerja agar neraca perdagangan Jatim dapat berubah menjadi surplus," kata Koordinator Tim Fungsi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Umar Sjaifudin, dalam rilisnya, Sabtu (17/6/2023).
Nilai impor Jatim pada Mei 2023 mencapai USD 2,55 miliar atau naik 24,15% dibandingkan April 2023. Nilai tersebut dibandingkan Mei 2022 turun sebesar 1,44%. Sedangkan nilai ekspor senilai USD1,89 miliar atau meningkat sebesar 40,90% dibandingkan April 2023. "Nilai tersebut dibandingkan Mei 2022 meningkat sebesar 2,43%," imbuh Umar.
Baca juga: Serba Online, Gubernur Sebut 36 Ribu Operator dan Call Center Siap Layani PPDB SMA dan SMK Se Jatim
Data BPS Jatim juga menyebutkan, ekspor nonmigas Jatim menurut sektor didominasi sektor Industri dengan nilai ekspor mencapai USD1,71 miliar. Jumlah itu berkontribusi 90,36% terhadap total ekspor. Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, nilai ekspor sektor industri naik 36,12%.
Sementara untuk impor, didominasi oleh golongan bahan baku dan penolong dengan nilai USD1,86 miliar. Golongan ini berkontribusi sebesar 72,89% terhadap total nilai impor Jatim. Impor golongan barang konsumsi merupakan golongan barang paling mendominasi urutan berikutnya, dengan nilai USD 442,25 juta atau berkontribusi 17,32%.
Berdasarkan asal barang impor nonmigas pada Mei 2023, mayoritas dari Tiongkok yang mencapai 29,05%. Impor non migas dari negeri tirai bambu tersebut mencapai USD631,22 juta. Diikuti Amerika Serikat USD190,98 juta serta dari Brazil sebesar USD113,66 juta.
Sedangkan untuk ekspor Jatim pada Mei 2023, mayoritas ke Jepang dengan nilai USD372,32 juta. Disusul Amerika Serikat dan Tiongkok berturut-turut sebesar USD 262,54 juta dan USD 228,75 juta. Jepang menjadi negara utama dengan kontribusi 20,77% dari total ekspor nonmigas Jatim. Diikuti oleh Amerika Serikat 14,64% dan Tiongkok 12,76%
"Demikian juga di sektor migas nilai perdagangan defisit sebesar USD280,13 juta. Kondisi ini membuat sektor migas dan nonmigas perlu peningkatan kinerja agar neraca perdagangan Jatim dapat berubah menjadi surplus," kata Koordinator Tim Fungsi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Umar Sjaifudin, dalam rilisnya, Sabtu (17/6/2023).
Nilai impor Jatim pada Mei 2023 mencapai USD 2,55 miliar atau naik 24,15% dibandingkan April 2023. Nilai tersebut dibandingkan Mei 2022 turun sebesar 1,44%. Sedangkan nilai ekspor senilai USD1,89 miliar atau meningkat sebesar 40,90% dibandingkan April 2023. "Nilai tersebut dibandingkan Mei 2022 meningkat sebesar 2,43%," imbuh Umar.
Baca juga: Serba Online, Gubernur Sebut 36 Ribu Operator dan Call Center Siap Layani PPDB SMA dan SMK Se Jatim
Data BPS Jatim juga menyebutkan, ekspor nonmigas Jatim menurut sektor didominasi sektor Industri dengan nilai ekspor mencapai USD1,71 miliar. Jumlah itu berkontribusi 90,36% terhadap total ekspor. Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, nilai ekspor sektor industri naik 36,12%.
Sementara untuk impor, didominasi oleh golongan bahan baku dan penolong dengan nilai USD1,86 miliar. Golongan ini berkontribusi sebesar 72,89% terhadap total nilai impor Jatim. Impor golongan barang konsumsi merupakan golongan barang paling mendominasi urutan berikutnya, dengan nilai USD 442,25 juta atau berkontribusi 17,32%.
Berdasarkan asal barang impor nonmigas pada Mei 2023, mayoritas dari Tiongkok yang mencapai 29,05%. Impor non migas dari negeri tirai bambu tersebut mencapai USD631,22 juta. Diikuti Amerika Serikat USD190,98 juta serta dari Brazil sebesar USD113,66 juta.
Sedangkan untuk ekspor Jatim pada Mei 2023, mayoritas ke Jepang dengan nilai USD372,32 juta. Disusul Amerika Serikat dan Tiongkok berturut-turut sebesar USD 262,54 juta dan USD 228,75 juta. Jepang menjadi negara utama dengan kontribusi 20,77% dari total ekspor nonmigas Jatim. Diikuti oleh Amerika Serikat 14,64% dan Tiongkok 12,76%
(msd)