Salah Kirim Utusan Sebabkan Ketegangan Antara Kerajaan Majapahit dan Kekaisaran Cina

Minggu, 11 Juni 2023 - 07:59 WIB
loading...
Salah Kirim Utusan Sebabkan Ketegangan Antara Kerajaan Majapahit dan Kekaisaran Cina
Ketegangan terjadi antara Kerajaan Majapahit dan Kekaisaran Cina akibat salah kirim utusan khusus.
A A A
Hubungan antara Kerajaan Majapahit dan Kekaisaran Cina kembali memanas pasca utusan Hayam Wuruk tiba. Penyebabnya karena tak lain Kekaisaran Cina juga mengirimkan utusan khusus ke Suwarnabhumi. Padahal Suwarnabhumi merupakan daerah di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.

Hal itulah yang membuat akhirnya Hayam Wuruk memutuskan menyerang Suwarnabhumi kembali pada tahun 1377. Dari sana muncullah sengketa antara tiga pihak yakni Suwarnabhumi, Majapahit, dan Cina. Utusan Kaisar Cina ke Suwarnabhumi yang membawa surat pengangkatan, stempel, dan perabot kebesaran berhasil dicegat dan dibunuh oleh tentara Majapahit.

Menyadari akan kesalahannya Kaisar tidak mengambil tindakan terhadap Raja Majapahit, namun jelas ada ketegangan antara Negeri Cina dan Majapahit. Sementara itu Suwarnabhumi berhasil ditundukkan lagi oleh tentara Majapahit, sebagaimana dikutip dari "Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit", dari Prof. Slamet Muljana.

Baca juga: Hubungan Diplomatik Majapahit dengan Kekaisaran Cina Saat Huru-hara Dinasti Yuan

Ketika pada tahun 1379 utusan Majapahit datang di negeri Cina, utusan itu ditahan selama sebulan atas perintah Kaisar yang tetap marah kepada Raja Majapahit. Semula ada maksud untuk membunuhnya sebagai tindak balas, tetapi maksud itu dibatalkan. Utusan dibebaskan dan dikirim kembali dengan membawa surat peringatan keras kepada Raja Majapahit.

Yang menarik perhatian ialah bahwa pada tahun 1377 di negeri Cina datang utusan dari dua negara di Jawa yang disebut Kerajaan Barat dan Kerajaan Timur. Karena pada waktu itu hubungan antara negeri Cina dan Majapahit sedang tegang-tegangnya, utusan itu ditahan atas perintah Kaisar.

Nama raja yang memerintah Kerajaan Barat ialah Pa-ta-na-pa-la-hu yang memerintah Kerajaan Timur ialah Wu-(yuan)-lao-wang-chieh. Baik pernyataan tentang adanya Kerajaan Barat dan Kerajaan Timur maupun nama raja yang memerintah kerajaan itu masing-masing, menarik perhatian.

Sebab pada masa pemerintahan Dyah Hayam Wuruk tidak pernah terdengar tentang adanya Kerajaan Majapahit Timur. Adanya Kerajaan Barat dan Kerajaan Timur baru dinyatakan dalam Pararaton, ketika pecah perang Paregreg pada tahun 1406 antara Wikramawardhana pengganti Hayam Wuruk sebagai Raja Majapahit dan Bhre Wirabhumi, putra Hayam Wuruk, lahir dari selir.

Oleh karena Sejarah Dinasti Ming telah menguraikan adanya Kerajaan Barat dan Kerajaan Timur pada tahun 1377, boleh dipastikan bahwa adanya Kerajaan Timur itu sudah sejak masa pemerintahan Dyah Hayam Wuruk Sri Rajasanagara. Kerajaan Timur di bawah pimpinan Bhre Wirabhumi ialah kelanjutannya.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1637 seconds (0.1#10.140)