RPA Perindo Ajak Korban Kekerasan Berani Melaporkan Kasus Kekerasan
loading...
A
A
A
SURABAYA - Pengurus Relawan Perempuan dan Anak (RPA) Partai Perindo Kediri, Jawa Timur (Jatim) Nur Nihayati mendorong perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan berani melapor atas apa yang mereka alami.
Hal itu disampaikan Nur Nihayati, dari RPA Kediri, disela acara konsolidasi DPW RPA Perindo Jatim di One East Penthouse and Residence, Jalan Kertajaya, Surabaya, Sabtu (10/6/2023).
Menurut Nihayati, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jatim cukup tinggi. Namun jarang yang berani melapor.
"Mereka (korban) tidak berani melapor karena apa yang dialami itu dianggap aib. Jadi jangan sampai diketahui publik," katanya.
Dia mengaku terus mendorong dan memberi motivasi agar korban kekerasan berani melapor. Sebab, sebuah kejahatan harus diungkap dan pelakunya harus mendapat hukuman sesuai perbuatannya.
"Jika korban berani melapor, kami memastikan akan melakukan pendampingan mulai awal hingga akhir," terangnya.
Terkait pengalamannya mendampingi korban kekerasan, salah satu yang paling membekas adalah pemerkosaan yang dilakukan ayah kandung terhadap anak perempuannya yang saat itu berusia 12 tahun.
Peristiwa itu terjadi di Kediri pada awal tahun 2022 lalu. Kasus tersebut telah disidangkan. Pelaku, ZA (40), ayah korban divonis 13 tahun.
Perbuatan ZA membuat anak kandungnya trauma berat. Selama persidangan hingga pemeriksaan dari catatan para ahli, mulai dari dokter hingga psikolog menunjukkan bahwa korban masih tidak stabil kondisi kejiwaannya.
"Pelakunya ini lima orang, termasuk bapak korban. Ini yang sampai sekarang membekas dibenak saya. Kok bisa seorang bapak setega itu pada anak kandungnya sendiri," katanya.
Sementara itu, Ketua RPA Perindo, Jeannie Latumahina mengatakan, kegiatan konsolidasi ini diharapkan agar organisasi sayap dari Partai Perindo itu mampu benar-benar membantu perempuan dan anak ketika mengalami kekerasan.
Kegiatan dari RPA Perindo ini juga merupakan wujud dari visi dan misi dari Partai Perindo.
"Kami bergerak tidak hanya pada konsep, tapi juga nyata. Mereka (korban) dapat dipulihkan dan diberdayakan lewat program bersama," katanya.
Dia menambahkan, di Jatim kasus kekerasan anak dan perempuan cukup tinggi. Hingga saat ini, dirinya sudah menerima lima laporan kasus kekerasan perempuan dan anak di Surabaya.
Jumlah itu belum termasuk kasus di Kediri, Tulungagung dan beberapa daerah lain di Jatim.
"Dengan adanya laporan ke kami menunjukkan, masyarakat sudah mulai percaya terhadap program dari Partai Perindo," ujarnya.
Lihat Juga: Rela Hujan-hujanan di Kampanye Akbar, Plt Sekjen Perindo Minta Kader All Out Menangkan MULIA
Hal itu disampaikan Nur Nihayati, dari RPA Kediri, disela acara konsolidasi DPW RPA Perindo Jatim di One East Penthouse and Residence, Jalan Kertajaya, Surabaya, Sabtu (10/6/2023).
Menurut Nihayati, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jatim cukup tinggi. Namun jarang yang berani melapor.
"Mereka (korban) tidak berani melapor karena apa yang dialami itu dianggap aib. Jadi jangan sampai diketahui publik," katanya.
Dia mengaku terus mendorong dan memberi motivasi agar korban kekerasan berani melapor. Sebab, sebuah kejahatan harus diungkap dan pelakunya harus mendapat hukuman sesuai perbuatannya.
"Jika korban berani melapor, kami memastikan akan melakukan pendampingan mulai awal hingga akhir," terangnya.
Terkait pengalamannya mendampingi korban kekerasan, salah satu yang paling membekas adalah pemerkosaan yang dilakukan ayah kandung terhadap anak perempuannya yang saat itu berusia 12 tahun.
Peristiwa itu terjadi di Kediri pada awal tahun 2022 lalu. Kasus tersebut telah disidangkan. Pelaku, ZA (40), ayah korban divonis 13 tahun.
Perbuatan ZA membuat anak kandungnya trauma berat. Selama persidangan hingga pemeriksaan dari catatan para ahli, mulai dari dokter hingga psikolog menunjukkan bahwa korban masih tidak stabil kondisi kejiwaannya.
"Pelakunya ini lima orang, termasuk bapak korban. Ini yang sampai sekarang membekas dibenak saya. Kok bisa seorang bapak setega itu pada anak kandungnya sendiri," katanya.
Sementara itu, Ketua RPA Perindo, Jeannie Latumahina mengatakan, kegiatan konsolidasi ini diharapkan agar organisasi sayap dari Partai Perindo itu mampu benar-benar membantu perempuan dan anak ketika mengalami kekerasan.
Kegiatan dari RPA Perindo ini juga merupakan wujud dari visi dan misi dari Partai Perindo.
"Kami bergerak tidak hanya pada konsep, tapi juga nyata. Mereka (korban) dapat dipulihkan dan diberdayakan lewat program bersama," katanya.
Dia menambahkan, di Jatim kasus kekerasan anak dan perempuan cukup tinggi. Hingga saat ini, dirinya sudah menerima lima laporan kasus kekerasan perempuan dan anak di Surabaya.
Jumlah itu belum termasuk kasus di Kediri, Tulungagung dan beberapa daerah lain di Jatim.
"Dengan adanya laporan ke kami menunjukkan, masyarakat sudah mulai percaya terhadap program dari Partai Perindo," ujarnya.
Lihat Juga: Rela Hujan-hujanan di Kampanye Akbar, Plt Sekjen Perindo Minta Kader All Out Menangkan MULIA
(shf)