Kemunculan Salju di Kawasan Gunung Bromo Merugikan Petani
loading...
A
A
A
"Setiap pagi ngecek harus dibersihkan, kalau nggak bisa mati. Memang embun upas ini kita ada sedikit kerja ekstra," ujar Suwito.
Di sisi lain, Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar (BB) Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Septi Eka Wardhani mengatakan bahwa munculnya fenomena embun upas diawali dengan cuaca yang terik dan panas pada siang harinya. Kemudian proses fenomena itu mulai terjadi pada sore hari.
“Pada sore hari ada kabut tipis, sedangkan pada malam hari dingin antara nol hingga lima derajat mendekati titik beku. Itu tanda-tanda frost bakal dijumpai,” tutur Septi.
Sebagai informasi, Gunung Bromo merupakan kawasan yang berada di wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Kawasan ini merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Timur. Tercatat ada ribuan wisatawan domestik dan mancanegara yang berkunjung ke kawasan Gunung Bromo.
Data dari TNBTS saja selama awal Juni sudah menyentuh ribuan wisatawan. Rinciannya pada 1 Juni 2023 jumlah kunjungan untuk wisatawan lokal mencapai 2.500 pengunjung dan wisatawan mancanegara 12 pengunjung.
Sementara pada 2 Juni 2023, kunjungan wisatawan lokal sebanyak 1.903 pengunjung dan wisatawan mancanegara 22 pengunjung. Banyak wisatawan disinyalir karena adanya fenomena embun upas atau frost sehingga membuat wisatawan penasaran dan datang ke kawasan Gunung Bromo.
Pada periode 2022 tercatat jumlah kunjungan wisatawan ke Gunung Bromo yang mencapai 318.919 wisatawan itu terbagi dari 310.418 pengunjung merupakan wisatawan nusantara dan sebanyak 8.501 merupakan wisatawan asing.
Dari total jumlah kunjungan wisatawan ke Bromo sepanjang 2022 tersebut, ada Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp11,65 miliar. Angka tersebut juga mengalami peningkatan jika dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp4,85 miliar.
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru sendiri dapat ditempuh melalui empat daerah di Jawa Timur, yakni Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Lumajang.
Di sisi lain, Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar (BB) Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Septi Eka Wardhani mengatakan bahwa munculnya fenomena embun upas diawali dengan cuaca yang terik dan panas pada siang harinya. Kemudian proses fenomena itu mulai terjadi pada sore hari.
“Pada sore hari ada kabut tipis, sedangkan pada malam hari dingin antara nol hingga lima derajat mendekati titik beku. Itu tanda-tanda frost bakal dijumpai,” tutur Septi.
Sebagai informasi, Gunung Bromo merupakan kawasan yang berada di wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Kawasan ini merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Timur. Tercatat ada ribuan wisatawan domestik dan mancanegara yang berkunjung ke kawasan Gunung Bromo.
Data dari TNBTS saja selama awal Juni sudah menyentuh ribuan wisatawan. Rinciannya pada 1 Juni 2023 jumlah kunjungan untuk wisatawan lokal mencapai 2.500 pengunjung dan wisatawan mancanegara 12 pengunjung.
Sementara pada 2 Juni 2023, kunjungan wisatawan lokal sebanyak 1.903 pengunjung dan wisatawan mancanegara 22 pengunjung. Banyak wisatawan disinyalir karena adanya fenomena embun upas atau frost sehingga membuat wisatawan penasaran dan datang ke kawasan Gunung Bromo.
Pada periode 2022 tercatat jumlah kunjungan wisatawan ke Gunung Bromo yang mencapai 318.919 wisatawan itu terbagi dari 310.418 pengunjung merupakan wisatawan nusantara dan sebanyak 8.501 merupakan wisatawan asing.
Dari total jumlah kunjungan wisatawan ke Bromo sepanjang 2022 tersebut, ada Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp11,65 miliar. Angka tersebut juga mengalami peningkatan jika dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp4,85 miliar.
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru sendiri dapat ditempuh melalui empat daerah di Jawa Timur, yakni Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Lumajang.
(msd)