Kisah Brigadir Mudiyanto Polisi Pejuang Literasi, Tiap Hari Naik Motor Roda Tiga Keliling Pulau Natuna

Senin, 05 Juni 2023 - 15:17 WIB
loading...
Kisah Brigadir Mudiyanto Polisi Pejuang Literasi, Tiap Hari Naik Motor Roda Tiga Keliling Pulau Natuna
Brigadir Mudiyanto, Bhabinkamtibmas Polsek Bunguran Timur, Polres Natuna setiap hari keliling naik motor roda tiga membawa ratusan buku bacaan untuk anak-anak. Foto/iNews TV/Avirista Midaada
A A A
BRIGADIR Mudiyanto (35) dengan santai mengendarai motor roda tiga menuju SDN 004 Ranai, Natuna, Kepulauan Riau. Senyumannya mengambang ketika menyapa warga setempat.

Ia memakirkan motor, sementara para siswa tampak berbahagia menyambut kedatangannya.

Kisah Brigadir Mudiyanto Polisi Pejuang Literasi, Tiap Hari Naik Motor Roda Tiga Keliling Pulau Natuna


Mudiyanto bukan guru, melainkan personel Polri anggota Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas). Dia bertugas di Polsek Bunguran Timur, Polres Natuna.



Pria kelahiran Bojonegoro, Jawa Timur itu datang ke sekolah dengan membawa ratusan buku bacaan yang laris diserbu para pelajar. Anggota Polisi berbadan tegap tersebut tampak menikmati waktu senggangnya, selain bertugas menjaga wilayah perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Suami dari Ika Kusumawati ini kerap berkeliling membawa ratusan buku ke banyak sekolah di Bunguran Timur, Natuna. Berbekal motor roda tiga, membagikan buku-buku itu seperti tugas baru bagi Mudiyanto.

Kisah Brigadir Mudiyanto Polisi Pejuang Literasi, Tiap Hari Naik Motor Roda Tiga Keliling Pulau Natuna


Tentu saja demi tujuan mulia, mengajak anak-anak di tapal batas negara untuk gemar membaca.

Perpustakaan Keliling

Tak sulit bagi Mudiyanto merealisasikan niatnya untuk mengajak anak-anak gemar membaca. Berbekal motor roda tiga, sudah cukup berfungsi sebagai perpustakaan keliling.



Awal mula ide itu muncul karena kekhawatiran akan kurangnya keinginan membaca anak-anak di Natuna di pada 2018 lalu. Selain itu buku bacaan di wilayah perbatasan Indonesia tersebut terbilang masih minim.

"Saat saya pertama bertugas sebagai Bhabinkamtibmas, saya menemukan persoalan kurangnya bahan bacaan dan keinginan anak-anak untuk membaca. Jadi, saya mencoba mencari solusinya dengan membuat perpustakaan keliling," beber bapak tiga anak itu.

Kisah Brigadir Mudiyanto Polisi Pejuang Literasi, Tiap Hari Naik Motor Roda Tiga Keliling Pulau Natuna


Brigadir Mudiyanto memperoleh seluruh buku bacaan dari para donatur atau pegiat literasi, komunitas pecinta buku, serta sebagian buku dibeli dari uang pribadi. Hal itu dilakukan demi memenuhi kebutuhan anak-anak wilayah perbatasan Indonesia.

Baginya, anak-anak di Natuna harus gemar membaca dan memiliki wawasan yang kuat serta mencintai Indonesia. Pasalnya Natuna berbatasan langsung dengan tujuh negara di Asean.

"Meskipun anak-anak ini berada di perbatasan dan di ujung utara Indonesia, mereka harus tetap mampu bersaing dengan anak-anak lain. Mereka adalah generasi anak bangsa," tegas Bintara lulusan 2010 itu.

Sejauh ini, menurutnya langkah yang dilakukan itu telah diapresiasi oleh anak-anak setempat, dimana mereka selalu menanti kehadiran buku-buku darinya.

Selain itu, untuk meningkatkan minat baca, Mudiyanto selalu memberikan hadiah bagi anak-anak yang sudah menyelesaikan buku bacaan.

Rumah Baca Bhabinkamtibmas

Bukan hanya perpustakaan keliling yang dijalankan Brigadir Polisi Mudiyanto, ternyata upaya gerakan membaca lainnya yang ia upayakan adalah menjadikan rumahnya sebagai rumah baca. Rumah tersebut diberi nama Rumah Baca Bhabinkamtibmas.

Rumah baca itu telah diresmikan oleh Kapolsek Bunguran Timur pada Agustus 2018 lalu. Kehadiran rumah baca gratis tersebut juga disambut baik oleh anak-anak di Natuna.

Kisah Brigadir Mudiyanto Polisi Pejuang Literasi, Tiap Hari Naik Motor Roda Tiga Keliling Pulau Natuna


Setiap bulan, ada 200 anak yang datang ke Rumah Baca Bhabinkamtibmas. Rata-rata, anak yang datang untuk membaca buku berasal dari pelajar SD, SMP hingga SMA di Natuna.

"Target saya selama setahun rumah baca, ada 1.300 buku yang dibaca oleh anak-anak. Alhamdulillah sudah terpenuhi," katanya.

Kehadiran perpustakaan keliling dan Rumah Baca Bhabinkamtibmas, menurut Mudiyanto tak hanya mendekatkan masyarakat dengan polisi tetapi juga memperbaiki literasi. Banyak anak di daerah itu yang semakin gemar membaca.

"Anak-anak jadi sangat dekat sama Polri. Mereka bisa tau kalau polisi tidak hanya menangkap orang atau mengatur lalulintas, tapi ada Bhabinkamtibmas. Anak-anak juga senang baca dan kita ajarkan mereka membaca bagi yang belum bisa," paparnya.

Selain itu, anak-anak bisa membawa pulang buku bacaan Perpustakaan Keliling atau Rumah Baca Bhabinkamtibmas. Nantinya, mereka diminta untuk menceritakan ulang isi dan maksud dari buku bacaan tersebut.

Salah satu pelajar SDN 004 Ranai, Arlan mengatakan, polisi sangat menyenangkan dan baik. Pasalnya, para pelajar di wilayah perbatasan Indonesia itu bisa membaca buku secara gratis serta mendapat hadiah dari Brigadir Polisi Mudiyanto.

"Kami senang dengan Pak Polisi, karena selalu membawa buku buat kami. Kami juga dapat hadiah dari pak polisi," ucap Arlan.

Relawan Bencana

Setelah selesai berbagi buku di sekolah, tugas Mudiyanto tak berhenti sampai di situ. Dia langsung melanjutkan perjalanan ke perkampungan dan bersiap-siap untuk melayani kegiatan yang ada di Natuna.

Salah satunya saat membantu vaksinasi bagi lansia. Ia rela membopong para lansia agar bisa ikut vaksinasi ketika Covid-19 melanda dalam menjalankan tugas.

"Waktu ada kegiatan vaksinasi keliling di Ranai ini, ada lansia yang tidak bisa ke lokasi vaksinasi. Kita bopong juga biar bisa disuntik vaksin," katanya.



Menurutnya, profesi sebagai anggota Polri bisa menjadi jalan menuju surga. Namun semua tugas harus dilakukan dengan ikhlas, terutama dalam melayani masyarakat.

"Berilah pengabdian terbaik untuk masyarakat. Lakukan dengan ikhlas dan jadikan pengabdian sebagai jalan menuju surga. Insya Allah selama dinas tidak terbebani karena obsesi kita akhirat," pungkasnya.

Selain membantu kegiatan vaksinasi, Mudiyanto juga siap menjadi relawan ketika ada bencana. Salah satunya saat banjir melanda Natuna.

Dia menjadi garda terdepan menyelamatkan masyarakat yang terdampak banjir. Mudiyanto bahkan nekat menerjang derasnya air untuk menyelamatkan anak bayi di salah satu kelurahan di Natuna.

Mudiyanto juga rela mengorbankan waktu untuk berkumpul bersama keluarga tercinta demi pengabdian kepada masyarakat. Saat rumah kecilnya didatangi warga, ia langsung bergegas, mengabdi, dan memberikan yang terbaik.

Pengabdian baginya adalah sebagai integritas, berusaha selalu ada 24 jam untuk masyarakat di Natuna. Bahkan ia rela tak pulang ke kampung halamannya selama beberapa tahun belakangan ini.

"Terkadang ada rasa rindu dengan kampung halaman. Tapi semua ini demi pengabdian kepada masyarakat di wilayah perbatasan," tuturnya.

Sementara itu bagi Kapolres Natuna, AKBP Nanang Budi Santosa, seluruh Bhabinkamtibmas dan anggota Polri bisa mengikuti serta berinovasi seperti Brigadir Polisi Mudiyanto. Slogan Presisi bukan hanya ucapan belaka, melainkan harus dibuktikan dalam menjalankan tugas.

Lanjutnya, polisi harus bisa menjadi solusi pada permasalahan sosial yang dihadapi oleh masyarakat. Di samping itu, mampu membangun ikatan emosional dengan masyarakat.

Menurutnya, anggota Polri harus menjunjung sikap humanis, inspiratif, dan mengedepankan integritas yang tinggi.

"Apa yang dilakukan Brigadir Mudiyanto bisa menjadi contoh bagi setiap anggota polisi. Kita harus bersifat objektif, terbuka, dan menjunjung tinggi prinsip keadilan serta integritas dalam hal pemecahan masalah maupun penegakan hukum," tandasnya.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1671 seconds (0.1#10.140)