Ekspansi Kerajaan Mataram ke Timur yang Berujung Pertempuran Sengit Melawan Bali

Senin, 29 Mei 2023 - 06:32 WIB
loading...
Ekspansi Kerajaan Mataram...
Ekspansi Kerajaan Mataram ke timur yang berujung pertempuran sengit melawan Bali.
A A A
Kerajaan Mataram di bawah Sultan Amangkurat I memulai ekspansinya ke wilayah timur. Salah satu tempat yang ditujukan adalah wilayah Bali yang mayoritas penduduknya masih non-muslim. Selain ekspansi wilayah misi untuk menyebarkan agama islam menjadi salah satu tujuan Kesultanan Mataram ini.

Ekspansi ke timur ini konon dimulai ketika hubungan antara Mataram dan Banten mulai menjalin hubungan baik sebagai sesama kerajaan islam. Alhasil misi Sultan Mataram untuk memperluas wilayah ke timur menjadi tujuan utama.

Sultan Mataram pada tahun 1653 Raja ingin memblokade Bali. Tetapi konon ia dikejutkan dengan adanya langkah dari orang-orang China yang mengangkut beras bukan ke Batavia, tetapi ke Bali yang dianggap sebagai musuh.

Baca juga: Kisah Rahasia Ki Ageng Pemanahan Lahirkan Raja-raja Mataram Penguasa Tanah Jawa

H.J. De Graaf pada "Disintegrasi Mataram : Dibawah Mangkurat I", mengisahkan bagaimana persiapan Mataram untuk menyerang Bali dengan mempersiapkan enam kapal perang. Bahkan ia ingin sekali meminjam dua atau tiga kapal dari Kompeni, tetapi tidak mau dimintanya sendiri, melainkan lebih baik disuruhnya orang lain untuk mengusulkan. Meski pada akhirnya ia sama sekali tidak berhasil.

Pada tahun 1656 dibuat rencana-rencana baru. Kepala Daerah Jepara, Ngabei Martanata, dan pembesar - pembesar lainnya dalam waktu pendek yakni dua bulan, harus mempersiapkan banyak kapal sehingga terjadi kesibukan besar untuk memperlengkapi kapal-kapal. Setiap kepala daerah harus membangun dua gobar besar.

Sultan Amangkurat I pun menyampaikan agar mengumpulkan banyak kendaraan dan senapan. Kemudian menyerahkan diri kepada kehendak Tuhan, dalam hal ini berdoa. Setahun kemudian terjadi lagi hal seperti itu, abdi-abdi Sunan datang ke daerah pantai untuk meluncurkan ke laut 12 gorab, 24 lanang, dan 100 konthing, agar bersama-sama orang Palembang melancarkan perang terhadap Bali.

Sementara itu, orang Bali bersikap lebih agresif daripada orang Mataram. Di ujung timur Jawa mereka merampas sebuah perahu milik raja Makassar, yang dikirimkan kepada utusan- utusannya di Jepara. Mereka juga menyerbu Pasuruan, membakar rumah-rumah di sana, dan membunuh penduduknya.

Ngabei Martanata memerintahkan kedua menantunya membuat laporan tentang kerusakan yang diderita. Oleh sebab itu, dibuat perlengkapan baru, rencana-rencana baru, perundingan - perundingan dengan orang Makassar dan orang Banten untuk bersama-sama menyerang Bali. Mungkin ketika itu Blambangan sudah terlepas untuk selama-lamanya, karena dua tahun kemudian diperbincangkan untuk merebutnya kembali.
(msd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1443 seconds (0.1#10.140)