WHO Peringatkan Wabah Covid-19 Belum Berakhir
loading...
A
A
A
JENEWA - Wabah corona telah menyerang Afrika, Eropa Timur, Amerika Latin, dan Asia Timur.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah virus corona masih jauh dari kata akhir dan mengancam kesehatan masyarakat dunia, terutama anak-anak yang berada di wilayah miskin.
Meskipun angka penyebaran dan kematian mulai menurun di negara terdampak terburuk seperti China, Italia, Spanyol, dan Amerika Serikat, wabah Covid-19 masih menjadi ancaman besar. Pasalnya, sejauh ini tidak ada ahli yang mampu menciptakan vaksin atau obat anti-Covid-19.
"Kita masih harus melalui perjalanan yang panjang dan banyak pekerjaan yang harus diselesaikan," ujar Direktur Jenderal (Dirjen) WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam konferensi pers virtual dari Jenewa, Swiss, kemarin, dikutip CNA. "Gelombang kedua wabah Covid-19 dapat kita cegah dengan tindakan yang tepat."
Sebanyak 2,97 juta orang telah positif terinfeksi Covid-19, 205.948 di antaranya tewas sejak virus mematikan itu ditemukan di Kota Wuhan, China, pada akhir Desember 2019. Tedros mengaku cemas anak-anak akan menjadi korban baru, bukan hanya dari Covid-19, tapi juga penyakit lainnya seperti polio.
"Saat ini banyak program vaksinasi yang terbengkalai akibat Covid-19. Anak-anak memiliki risiko yang rendah mengalami kondisi kritis atau meninggal akibat Covid-19, tapi mereka memiliki risiko tinggi dari penyakit lainnya yang dapat dicegah menggunakan vaksin," ujar Tedros.
Tedros mengatakan sekitar 13 juta anak-anak di seluruh dunia tidak mendapatkan imunisasi polio, cacar, kolera, demam kuning, dan meningitis karena banyaknya program yang ditunda. Selain itu, berbagai negara menutup perbatasan sehingga rantai pasokan vaksin putus. Sedikitnya 21 negara mengalami kekurangan vaksin.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuduh ketidaktransparanan China sebagai biang menyebarnya Covid-19 ke seluruh dunia. Dia menyatakan China memiliki kapasitas untuk mencegah dan menghentikan Covid-19 sejak ditemukan pada akhir 2019.
"Kami akan melakukan penyelidikan sangat serius. Kami tidak senang dengan sikap China. China memiliki kemampuan untuk mencegah virus itu secara cepat sebelum menyebar ke seluruh dunia," ujar Trump.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan, AS yakin China gagal melaporkan Covid-19 dalam waktu yang cepat dan tepat. Bahkan, mereka menuduh China menutupi betapa bahayanya Covid-19 dengan membungkam dokter penemu virus tersebut. Dokter itu bahkan tewas oleh Covid-19. (Muh Shamil)
Lihat Juga: Cegah Virus Varian Baru dari Luar Negeri, Khofifah: 3.636 Pekerja Migran Telah Kami Isolasi
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah virus corona masih jauh dari kata akhir dan mengancam kesehatan masyarakat dunia, terutama anak-anak yang berada di wilayah miskin.
Meskipun angka penyebaran dan kematian mulai menurun di negara terdampak terburuk seperti China, Italia, Spanyol, dan Amerika Serikat, wabah Covid-19 masih menjadi ancaman besar. Pasalnya, sejauh ini tidak ada ahli yang mampu menciptakan vaksin atau obat anti-Covid-19.
"Kita masih harus melalui perjalanan yang panjang dan banyak pekerjaan yang harus diselesaikan," ujar Direktur Jenderal (Dirjen) WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam konferensi pers virtual dari Jenewa, Swiss, kemarin, dikutip CNA. "Gelombang kedua wabah Covid-19 dapat kita cegah dengan tindakan yang tepat."
Sebanyak 2,97 juta orang telah positif terinfeksi Covid-19, 205.948 di antaranya tewas sejak virus mematikan itu ditemukan di Kota Wuhan, China, pada akhir Desember 2019. Tedros mengaku cemas anak-anak akan menjadi korban baru, bukan hanya dari Covid-19, tapi juga penyakit lainnya seperti polio.
"Saat ini banyak program vaksinasi yang terbengkalai akibat Covid-19. Anak-anak memiliki risiko yang rendah mengalami kondisi kritis atau meninggal akibat Covid-19, tapi mereka memiliki risiko tinggi dari penyakit lainnya yang dapat dicegah menggunakan vaksin," ujar Tedros.
Tedros mengatakan sekitar 13 juta anak-anak di seluruh dunia tidak mendapatkan imunisasi polio, cacar, kolera, demam kuning, dan meningitis karena banyaknya program yang ditunda. Selain itu, berbagai negara menutup perbatasan sehingga rantai pasokan vaksin putus. Sedikitnya 21 negara mengalami kekurangan vaksin.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuduh ketidaktransparanan China sebagai biang menyebarnya Covid-19 ke seluruh dunia. Dia menyatakan China memiliki kapasitas untuk mencegah dan menghentikan Covid-19 sejak ditemukan pada akhir 2019.
"Kami akan melakukan penyelidikan sangat serius. Kami tidak senang dengan sikap China. China memiliki kemampuan untuk mencegah virus itu secara cepat sebelum menyebar ke seluruh dunia," ujar Trump.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan, AS yakin China gagal melaporkan Covid-19 dalam waktu yang cepat dan tepat. Bahkan, mereka menuduh China menutupi betapa bahayanya Covid-19 dengan membungkam dokter penemu virus tersebut. Dokter itu bahkan tewas oleh Covid-19. (Muh Shamil)
Lihat Juga: Cegah Virus Varian Baru dari Luar Negeri, Khofifah: 3.636 Pekerja Migran Telah Kami Isolasi
(nun)