Kartun Menghina Khamenei, Pemred Media Iran Ditangkap
loading...
A
A
A
TEHERAN - Pemimpin redaksi (pemred) dan administrator media sosial dari media Iran, ILNA, ditahan sejak pekan lalu.
Keduanya dianggap bertanggung jawab atas penerbitan kartun yang dianggap menghina pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.
Kartun itu telah dihapus dari saluran Telegram ILNA tak lama setelah di-posting. Pemred ILNA, Masud Heydari, telah dibebaskan dengan jaminan.
Namun administrator Telegram media tersebut; Hamid Haghjoo, tetap berada dalam tahanan. Tidak jelas apakah keduanya telah didakwa atau belum.
Jaksa Teheran, Ali Alghasi Mehr, mengatakan pada 27 April bahwa penyelidikan telah diluncurkan atas skandal kartun tersebut.
"Segera setelah penerbitan gambar yang menghina, itu diperintahkan untuk dihapus dari saluran," kata Alghasi Mehr, seperti dikutip RFE/RL, Selasa (28/4/2020).
"(Penanggung jawab) ILNA dan administrator saluran Telegram ditangkap pada malam (23 April)," ujarnya.
ILNA telah membantah ada afiliasi dengan kartun “tidak sopan” tersebut. Media itu menuduh lawan-lawannya telah memalsukan logo kantor berita mereka dan secara keliru menuduh ILNA menerbitkan kartun itu.
Kartun itu mengolok-olok mereka yang mempromosikan perawatan palsu untuk menangkal virus corona, termasuk minum urine unta dan memasukkan minyak violet ke dalam anus, dengan kedok pengobatan Islam.
Kartun itu menunjukkan bahwa Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mendukung langkah-langkah tersebut, dengan digambarkan dirinya sebagai seorang perawat yang menyerukan agar diam.
Keduanya dianggap bertanggung jawab atas penerbitan kartun yang dianggap menghina pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.
Kartun itu telah dihapus dari saluran Telegram ILNA tak lama setelah di-posting. Pemred ILNA, Masud Heydari, telah dibebaskan dengan jaminan.
Namun administrator Telegram media tersebut; Hamid Haghjoo, tetap berada dalam tahanan. Tidak jelas apakah keduanya telah didakwa atau belum.
Jaksa Teheran, Ali Alghasi Mehr, mengatakan pada 27 April bahwa penyelidikan telah diluncurkan atas skandal kartun tersebut.
"Segera setelah penerbitan gambar yang menghina, itu diperintahkan untuk dihapus dari saluran," kata Alghasi Mehr, seperti dikutip RFE/RL, Selasa (28/4/2020).
"(Penanggung jawab) ILNA dan administrator saluran Telegram ditangkap pada malam (23 April)," ujarnya.
ILNA telah membantah ada afiliasi dengan kartun “tidak sopan” tersebut. Media itu menuduh lawan-lawannya telah memalsukan logo kantor berita mereka dan secara keliru menuduh ILNA menerbitkan kartun itu.
Kartun itu mengolok-olok mereka yang mempromosikan perawatan palsu untuk menangkal virus corona, termasuk minum urine unta dan memasukkan minyak violet ke dalam anus, dengan kedok pengobatan Islam.
Kartun itu menunjukkan bahwa Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mendukung langkah-langkah tersebut, dengan digambarkan dirinya sebagai seorang perawat yang menyerukan agar diam.