Permudah Keberangkatan Haji, Kemenkumham Jawa Timur Terapkan Layanan One Stop Service
loading...
A
A
A
SURABAYA - Kanwil Kemenkumham Jawa Timur (Jatim) melalui Kantor Imigrasi Surabaya di Juanda menerapkan layanan one stop service untuk mewujudkan pelayanan haji yang berkeadilan dan ramah lanjut usia (lansia).
Selain itu, juga disiagakan personel dan penyiapan sistem border control management untuk memperlancar proses pemeriksaan jemaah haji yang akan dilaksanakan pada 23 Mei 2023 hingga 22 Juni 2023 mendatang.
"Kami berkomitmen memberikan dukungan pelayanan kepada 35.152 jemaah haji embarkasi Surabaya," kata Kepala Kanwil Kemenkumham Jatim Imam Jauhari saat pelepasan jemaah haji Kloter 1 embarkasi Surabaya di Asrama Haji Surabaya di Sukolilo, Rabu (24/ 5/2023).
Baca juga: 445 Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Surabaya Diterbangkan ke Tanah Suci
Imam menegaskan, secara umum tidak ada yang berbeda terkait prosedur keimigrasian yang diterapkan dalam pelayanan jemaah haji. Menurut aturan keimigrasian, setiap orang yang melintas keluar dan masuk Indonesia harus memiliki dokumen perjalanan yang sah dan masih berlaku (dalam hal ini adalah paspor dan visa).
"Namun secara khusus, karena ini merupakan ibadah haji, maka jajaran kami (Imigrasi Surabaya) akan memberikan kemudahan dalam proses pemeriksaan. Yaitu melalui layanan one stop service dengan menyiagakan petugas pemeriksa keimigrasian di Asrama Haji Sukolilo untuk pelaksanaan proses clearance paspor," ujarnya.
Pria asal Pamekasan itu mengungkapkan bahwa pihaknya secara khusus menyiagakan 60 petugas yang terbagi dalam 6 unit. Mereka bertugas untuk melakukan proses clearance paspor di Asrama Haji Surabaya di Sukolilo.
"Sehingga nantinya mulai dari kegiatan pengumpulan paspor, pemeriksaan paspor dan visa, hingga kegiatan pengecapan paspor atau clearance akan dilakukan secara terpusat di Asrama Haji," urai Imam.
Sementara itu, lanjut Imam, selagi menunggu proses tersebut, jamaah dapat beristirahat di kamar-kamar peristirahatan yang telah disiapkan oleh pengelola Asrama Haji.
Setelah proses pelayanan keimigrasian selesai, jamaah diberangkatkan menuju Bandara Internasional Juanda menggunakan bus yang sudah diberi segel keberangkatan oleh Imigrasi Indonesia. "Sehingga, sepanjang perjalanan jamaah tidak diperkenankan untuk naik dan turun hingga sampai ke bandara," tegas Imam.
Sesampainya di bandara, bus akan langsung menuju apron pesawat yang telah disiapkan. Jemaah dapat langsung menaiki pesawat sesaat setelah turun dari bus tanpa melakukan pemeriksaan keimigrasian lagi di bandara. "Hal ini tentu menjadi bentuk kemudahan bagi jamaah haji dan menjadi upaya kami untuk menciptakan pelayanan Haji yang berkeadilan dan ramah lansia," tegasnya.
Embarkasi Surabaya sendiri akan memberangkatkan sebanyak 36.928 jemaah haji yang berasal Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara. Dari jumlah tersebut sebanyak 11.274 jemaah haji atau sekitar 30 persen usianya di atas 65 tahun atau tergolong dalam lansia.
Selain itu, Provinsi Jawa Timur mendapat kuota prioritas lansia, sejumlah 1.758 orang. Kuota ini diberikan kepada jamaah yang seharusnya belum masuk urutan berangkat tahun ini. Akan tetapi karena faktor usia, para jamaah ini bisa berangkat lebih awal. Dari Jumlah 1.758 tersebut, usia yang paling tua adalah 118 tahun dan yang paling muda usia 85 tahun
Selain itu, juga disiagakan personel dan penyiapan sistem border control management untuk memperlancar proses pemeriksaan jemaah haji yang akan dilaksanakan pada 23 Mei 2023 hingga 22 Juni 2023 mendatang.
"Kami berkomitmen memberikan dukungan pelayanan kepada 35.152 jemaah haji embarkasi Surabaya," kata Kepala Kanwil Kemenkumham Jatim Imam Jauhari saat pelepasan jemaah haji Kloter 1 embarkasi Surabaya di Asrama Haji Surabaya di Sukolilo, Rabu (24/ 5/2023).
Baca juga: 445 Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Surabaya Diterbangkan ke Tanah Suci
Imam menegaskan, secara umum tidak ada yang berbeda terkait prosedur keimigrasian yang diterapkan dalam pelayanan jemaah haji. Menurut aturan keimigrasian, setiap orang yang melintas keluar dan masuk Indonesia harus memiliki dokumen perjalanan yang sah dan masih berlaku (dalam hal ini adalah paspor dan visa).
"Namun secara khusus, karena ini merupakan ibadah haji, maka jajaran kami (Imigrasi Surabaya) akan memberikan kemudahan dalam proses pemeriksaan. Yaitu melalui layanan one stop service dengan menyiagakan petugas pemeriksa keimigrasian di Asrama Haji Sukolilo untuk pelaksanaan proses clearance paspor," ujarnya.
Pria asal Pamekasan itu mengungkapkan bahwa pihaknya secara khusus menyiagakan 60 petugas yang terbagi dalam 6 unit. Mereka bertugas untuk melakukan proses clearance paspor di Asrama Haji Surabaya di Sukolilo.
"Sehingga nantinya mulai dari kegiatan pengumpulan paspor, pemeriksaan paspor dan visa, hingga kegiatan pengecapan paspor atau clearance akan dilakukan secara terpusat di Asrama Haji," urai Imam.
Sementara itu, lanjut Imam, selagi menunggu proses tersebut, jamaah dapat beristirahat di kamar-kamar peristirahatan yang telah disiapkan oleh pengelola Asrama Haji.
Setelah proses pelayanan keimigrasian selesai, jamaah diberangkatkan menuju Bandara Internasional Juanda menggunakan bus yang sudah diberi segel keberangkatan oleh Imigrasi Indonesia. "Sehingga, sepanjang perjalanan jamaah tidak diperkenankan untuk naik dan turun hingga sampai ke bandara," tegas Imam.
Sesampainya di bandara, bus akan langsung menuju apron pesawat yang telah disiapkan. Jemaah dapat langsung menaiki pesawat sesaat setelah turun dari bus tanpa melakukan pemeriksaan keimigrasian lagi di bandara. "Hal ini tentu menjadi bentuk kemudahan bagi jamaah haji dan menjadi upaya kami untuk menciptakan pelayanan Haji yang berkeadilan dan ramah lansia," tegasnya.
Embarkasi Surabaya sendiri akan memberangkatkan sebanyak 36.928 jemaah haji yang berasal Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara. Dari jumlah tersebut sebanyak 11.274 jemaah haji atau sekitar 30 persen usianya di atas 65 tahun atau tergolong dalam lansia.
Selain itu, Provinsi Jawa Timur mendapat kuota prioritas lansia, sejumlah 1.758 orang. Kuota ini diberikan kepada jamaah yang seharusnya belum masuk urutan berangkat tahun ini. Akan tetapi karena faktor usia, para jamaah ini bisa berangkat lebih awal. Dari Jumlah 1.758 tersebut, usia yang paling tua adalah 118 tahun dan yang paling muda usia 85 tahun
(msd)