Kisah Misteri Kerajaan Sengguruh di Akhir Kejayaan Majapahit
loading...
A
A
A
KERAJAAN Sengguruh yang berada Malang pada abad 14-15 Masehi tercatat menjadi kerajaan terakhir bercorak Hindu saat meluasnya pengaruh Islam di Pulau Jawa. Kerajaan Sengguruh ini konon muncul saat kejayaan Kerajaan Majapahit mulai pudar.
Kerajaan Sengguruh ini muncul ketika masa pemerintahan Kerajaan Majapahit mulai berakhir. Saat itu konon Kerajaan Majapahit memang masih ada, namun ibukotanya tidak di Wilwatikta atau Trowulan dan dinasti yang berkuasa bukan lagi dinasti Raden Wijaya, melainkan dari Girindrawardhana.
"Ketika Sengguruh ada kerajaannya (Kerajaan Majapahit) masih. Kerajaannya masih bernama Majapahit, tapi dinastinya berbeda, dinastinya Girindrawardana, tapi ibukotanya tidak lagi di Wilwatikta atau Trowulan itu, dinastinya juga tidak dinasti yang disebut keturunan Raden Wijaya," ungkap arkeolog sekaligus sejarawan Malang Mudzakir Dwi Cahyono.
Kerajaan Sengguruh belum pernah disebut menjadi kerajaan bawahan yang dikuasai oleh Kerajaan Majapahit. Kendati pada naskah kuno bernama Panji Margasemara yang ditulis sekitar masa kekuasaan Majapahit akhir disebutkan ada beberapa daerah di Malang seperti Gunung Gondomayet, Kagenengan, Singasari, Sangguruh, hingga Balekambang.
"Di era sebelum dinasti Girindrawardhana, kerajaan bawahan Majapahit di Malang hanya Tumapel dan Kabalan, Sengguruh tidak pernah disebut-sebut menjadi kekuasaan Majapahit, tidak di era-era dinasti Sangramawijaya. Kerajaan ini baru hadir di masa Majapahit akhir," tuturnya.
Namun kemungkinan Kerajaan Sengguruh ini didirikan oleh tokoh-tokoh dari dua kerajaan bawahan Majapahit di Malang yakni Tumapel dan Kabalan, Dwi Cahyono belum dapat memastikannya.
Menariknya, salah satu raja di Kerajaan Sengguruh bernama Raden Pramana dikisahkan masih memiliki hubungan kekeluargaan dengan Kerajaan Majapahit.
"Jadi Kerajaan Sengguruh memang masih menjadi tanda tanya, dalam kaitan asal Majapahit sebelumnya yaitu Tumapel dan Kabalan, apakah ini relokasi dari pusat kekuasaan yang di sebelah utara, ada nagari Tumapel dan nagari Kabalan, baru dua nagari itu diintegrasikan menjadi Sengguruh, boleh dikatakan ini merupakan sisa-sisa dari kekuatan Hindu yang basisnya memang di Malang," jelas pengajar sejarah di Universitas Negeri Malang ini.
Apalagi sebelum era Kerajaan Sengguruh, Malang memiliki riwayat sejarah panjang terkait perjalanan kerajaan bernuansakan Hindu sejak zaman Kerajaan Kanjuruhan.
Selanjutnya bergeser Kerajaan Mataram era Mpu Sindok yang berpusat di Malang, Kerajaan Tumapel, dan dua kerajaan bawahan Majapahit yang berada di Malang.
"Jadi ini merupakan sejarah kerajaan-kerajaan yang ada di wilayah Malang, di wilayah Malang, bentuknya kancrit yang sisa dari perjalanan panjang didapati hadir di Sengguruh, yang kerajaannya disebut Kerajaan Sengguruh atau Tanjung Sengguruh," terangnya.
Lihat Juga: Kisah Kyai Cokro, Pusaka Andalan Pangeran Diponegoro Melawan Kebatilan dan Kezaliman Belanda
Kerajaan Sengguruh ini muncul ketika masa pemerintahan Kerajaan Majapahit mulai berakhir. Saat itu konon Kerajaan Majapahit memang masih ada, namun ibukotanya tidak di Wilwatikta atau Trowulan dan dinasti yang berkuasa bukan lagi dinasti Raden Wijaya, melainkan dari Girindrawardhana.
Baca Juga
"Ketika Sengguruh ada kerajaannya (Kerajaan Majapahit) masih. Kerajaannya masih bernama Majapahit, tapi dinastinya berbeda, dinastinya Girindrawardana, tapi ibukotanya tidak lagi di Wilwatikta atau Trowulan itu, dinastinya juga tidak dinasti yang disebut keturunan Raden Wijaya," ungkap arkeolog sekaligus sejarawan Malang Mudzakir Dwi Cahyono.
Kerajaan Sengguruh belum pernah disebut menjadi kerajaan bawahan yang dikuasai oleh Kerajaan Majapahit. Kendati pada naskah kuno bernama Panji Margasemara yang ditulis sekitar masa kekuasaan Majapahit akhir disebutkan ada beberapa daerah di Malang seperti Gunung Gondomayet, Kagenengan, Singasari, Sangguruh, hingga Balekambang.
"Di era sebelum dinasti Girindrawardhana, kerajaan bawahan Majapahit di Malang hanya Tumapel dan Kabalan, Sengguruh tidak pernah disebut-sebut menjadi kekuasaan Majapahit, tidak di era-era dinasti Sangramawijaya. Kerajaan ini baru hadir di masa Majapahit akhir," tuturnya.
Namun kemungkinan Kerajaan Sengguruh ini didirikan oleh tokoh-tokoh dari dua kerajaan bawahan Majapahit di Malang yakni Tumapel dan Kabalan, Dwi Cahyono belum dapat memastikannya.
Baca Juga
Menariknya, salah satu raja di Kerajaan Sengguruh bernama Raden Pramana dikisahkan masih memiliki hubungan kekeluargaan dengan Kerajaan Majapahit.
"Jadi Kerajaan Sengguruh memang masih menjadi tanda tanya, dalam kaitan asal Majapahit sebelumnya yaitu Tumapel dan Kabalan, apakah ini relokasi dari pusat kekuasaan yang di sebelah utara, ada nagari Tumapel dan nagari Kabalan, baru dua nagari itu diintegrasikan menjadi Sengguruh, boleh dikatakan ini merupakan sisa-sisa dari kekuatan Hindu yang basisnya memang di Malang," jelas pengajar sejarah di Universitas Negeri Malang ini.
Apalagi sebelum era Kerajaan Sengguruh, Malang memiliki riwayat sejarah panjang terkait perjalanan kerajaan bernuansakan Hindu sejak zaman Kerajaan Kanjuruhan.
Selanjutnya bergeser Kerajaan Mataram era Mpu Sindok yang berpusat di Malang, Kerajaan Tumapel, dan dua kerajaan bawahan Majapahit yang berada di Malang.
"Jadi ini merupakan sejarah kerajaan-kerajaan yang ada di wilayah Malang, di wilayah Malang, bentuknya kancrit yang sisa dari perjalanan panjang didapati hadir di Sengguruh, yang kerajaannya disebut Kerajaan Sengguruh atau Tanjung Sengguruh," terangnya.
Lihat Juga: Kisah Kyai Cokro, Pusaka Andalan Pangeran Diponegoro Melawan Kebatilan dan Kezaliman Belanda
(shf)