Massa Demontran di Lebanon Marah dan Membakar Sejumlah Bank
loading...
A
A
A
TRIPOLI - Massa demonstran di Tripoli, Lebanon, marah dan membakar sejumlah bank dalam aksi hari kedua, Selasa (28/4/2020).
Para saksi mata memaklumi kemarahan para demonstran karena mulai kelaparan akibat kesulitan ekonomi dan diperparah oleh pandemi virus corona baru (COVID-19).
Demo hari kedua yang berujung pada pembakaran sejumlah bank juga dipicu oleh tewasnya seorang demonstran akibat tindakan keras pasukan keamanan dalam protes Senin malam.
Mengutip laporan Al Arabiya, Rabu (29/4/2020), bank-bank di Tripoli menjadi target putaran baru protes di kota terbesar kedua di Lebanon tersebut.
"Mereka mencurinya," kata seorang saksi mata dengan ekspresi sedih tetapi penuh pengertian di wajahnya.
Di dekatnya, kerumunan orang menyaksikan dinding bangunan terbakar. Sementara itu, beberapa orang menyalakan api serta para penjarah oportunistik pergi dengan mengangkut logam.
"Ini situasi ekonomi," kata seorang wanita berusia 51 tahun dengan jilbab hijau yang bekerja di klinik operasi dokter. Dia menolak untuk menyebutkan namanya. “Meskipun ada corona, orang-orang lapar. Mereka tidak tahan lagi," ujar dia.
Dalam beberapa minggu terakhir nilai mata uang Lebanon telah anjlok di tengah kekurangan dolar. Tripoli, kota terbesar kedua di Lebanon, adalah salah satu daerah termiskin di negara itu dengan tingkat kemiskinan pada akhir 2019 sekitar 50%.
Kota tersebut adalah titik fokus untuk protes anti-pemerintah yang dimulai pada Oktober tahun lalu, yang didorong oleh kemarahan yang meluas atas inefisiensi pemerintah, korupsi, dan ekonomi yang memburuk.
Gerakan protes mulai kehilangan momentum pada sekitar Tahun Baru 2020, tetapi ekonomi kian memburuk ketika negara itu berjuang untuk menahan pandemi global COVID-19. Lebanon sejauh ini secara komparatif berhasil dalam menahan penyebaran penyakit, tetapi hanya dengan memaksakan langkah-langkah social distancing yang ketat yang kemudian menutup sebagian besar kegiatan ekonomi.
Para saksi mata memaklumi kemarahan para demonstran karena mulai kelaparan akibat kesulitan ekonomi dan diperparah oleh pandemi virus corona baru (COVID-19).
Demo hari kedua yang berujung pada pembakaran sejumlah bank juga dipicu oleh tewasnya seorang demonstran akibat tindakan keras pasukan keamanan dalam protes Senin malam.
Mengutip laporan Al Arabiya, Rabu (29/4/2020), bank-bank di Tripoli menjadi target putaran baru protes di kota terbesar kedua di Lebanon tersebut.
"Mereka mencurinya," kata seorang saksi mata dengan ekspresi sedih tetapi penuh pengertian di wajahnya.
Di dekatnya, kerumunan orang menyaksikan dinding bangunan terbakar. Sementara itu, beberapa orang menyalakan api serta para penjarah oportunistik pergi dengan mengangkut logam.
"Ini situasi ekonomi," kata seorang wanita berusia 51 tahun dengan jilbab hijau yang bekerja di klinik operasi dokter. Dia menolak untuk menyebutkan namanya. “Meskipun ada corona, orang-orang lapar. Mereka tidak tahan lagi," ujar dia.
Dalam beberapa minggu terakhir nilai mata uang Lebanon telah anjlok di tengah kekurangan dolar. Tripoli, kota terbesar kedua di Lebanon, adalah salah satu daerah termiskin di negara itu dengan tingkat kemiskinan pada akhir 2019 sekitar 50%.
Kota tersebut adalah titik fokus untuk protes anti-pemerintah yang dimulai pada Oktober tahun lalu, yang didorong oleh kemarahan yang meluas atas inefisiensi pemerintah, korupsi, dan ekonomi yang memburuk.
Gerakan protes mulai kehilangan momentum pada sekitar Tahun Baru 2020, tetapi ekonomi kian memburuk ketika negara itu berjuang untuk menahan pandemi global COVID-19. Lebanon sejauh ini secara komparatif berhasil dalam menahan penyebaran penyakit, tetapi hanya dengan memaksakan langkah-langkah social distancing yang ketat yang kemudian menutup sebagian besar kegiatan ekonomi.