Usai Lebaran, Inflasi di Kepri Masih Terkendali
loading...
A
A
A
TANJUNGPINANG - Usai perayaan lebaran, laju inflasi di wilayah Kepulauan Riau (Kepri), masih terkendali. Bahkan, saat ini inflasi Kepri berada di peringkat 11 dari 38 provinsi yang ada di Indonesia.
Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Kepri, Luki Zaiman Prawira mengatakan, inflasi Kepri sepanjang April 2023 mencapai sebesar 4,09 persen, turun dibanding April 2022 (y-o-y), sebesar 4,28 persen.
"Capaian tersebut berkat hasil kerja sama dari banyak pihak secara intensif, dan terkoordinasi sehingga dapat menekan fluktuasi inflasi di Kepri. Pemprov Kepri akan terus meningkatkan koordinasi bersama pihak-pihak terkait, guna memastikan angka inflasi tidak kembali meningkat," tegas Luki.
Lebih lanjut Luki mengatakan, Pemprov Kepri juga mengikuti arahan dari pemerintah pusat untuk menjaga kestabilan inflasi, salah satunya rutin melakukan pemantauan harga kebutuhan pokok di pasar secara riil. "Kami bersama tim pengendalian inflasi daerah (TPID) rutin memastikan harga pasar secara langsung, supaya pasokan dan harga kebutuhan pokok tetap stabil," ungkapnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Kepri pada bulan April 2023 (y-o-y) yang sebesar 4,09 persen, terjadi karena adanya kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 109,25 pada April 2022 menjadi 113,72 pada April 2023.
Kepala BPS Kepri, Darwis Sitorus menyebut, inflasi di Kepri, pada April 2023 dipicu kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau naik sebesar 3,73 persen.
Kemudian, kelompok pakaian dan alas kaki mengalami kenaikan sebesar 2,35 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga naik sebesar 2,17 persen. Kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga naik sebesar 2,62 persen.
Selanjutnya, kelompok kesehatan naik sebesar 0,41 persen. Kelompok transportasi naik sebesar 14,19 persen. Kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan naik sebesar 0,12 persen. Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya naik sebesar 2,11 persen, kelompok pendidikan naik sebesar 2,82 persen.
Kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran naik sebesar 0,92 persen. Serta, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik sebesar 4,98 persen. "Dari gabungan dua kota IHK di Kepri, tercatat Kota Batam, mengalami inflasi (y-o-y) sebesar 4,16 persen, dan Kota Tanjungpinang sebesar 3,63 persen," pungkas Darwis Sitorus.
Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Kepri, Luki Zaiman Prawira mengatakan, inflasi Kepri sepanjang April 2023 mencapai sebesar 4,09 persen, turun dibanding April 2022 (y-o-y), sebesar 4,28 persen.
"Capaian tersebut berkat hasil kerja sama dari banyak pihak secara intensif, dan terkoordinasi sehingga dapat menekan fluktuasi inflasi di Kepri. Pemprov Kepri akan terus meningkatkan koordinasi bersama pihak-pihak terkait, guna memastikan angka inflasi tidak kembali meningkat," tegas Luki.
Lebih lanjut Luki mengatakan, Pemprov Kepri juga mengikuti arahan dari pemerintah pusat untuk menjaga kestabilan inflasi, salah satunya rutin melakukan pemantauan harga kebutuhan pokok di pasar secara riil. "Kami bersama tim pengendalian inflasi daerah (TPID) rutin memastikan harga pasar secara langsung, supaya pasokan dan harga kebutuhan pokok tetap stabil," ungkapnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Kepri pada bulan April 2023 (y-o-y) yang sebesar 4,09 persen, terjadi karena adanya kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 109,25 pada April 2022 menjadi 113,72 pada April 2023.
Kepala BPS Kepri, Darwis Sitorus menyebut, inflasi di Kepri, pada April 2023 dipicu kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau naik sebesar 3,73 persen.
Baca Juga
Kemudian, kelompok pakaian dan alas kaki mengalami kenaikan sebesar 2,35 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga naik sebesar 2,17 persen. Kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga naik sebesar 2,62 persen.
Selanjutnya, kelompok kesehatan naik sebesar 0,41 persen. Kelompok transportasi naik sebesar 14,19 persen. Kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan naik sebesar 0,12 persen. Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya naik sebesar 2,11 persen, kelompok pendidikan naik sebesar 2,82 persen.
Kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran naik sebesar 0,92 persen. Serta, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik sebesar 4,98 persen. "Dari gabungan dua kota IHK di Kepri, tercatat Kota Batam, mengalami inflasi (y-o-y) sebesar 4,16 persen, dan Kota Tanjungpinang sebesar 3,63 persen," pungkas Darwis Sitorus.
(eyt)