Diduga Tolak Pasien hingga Meninggal, Keluarga Ngamuk di Rumah Sakit
loading...
A
A
A
SURABAYA - Sekitar 50 orang yang tergabung dalam organisasi masyarakat, Ormas Maluku Satu Rasa di Surabaya, Kamis sore (27/4/2023) mendatangi Rumah Sakit (RS) Premier Surabaya .
Dengan emosi, puluhan orang ini menerobos masuk untuk mencari managemen rumah sakit.
Mereka pun akhirnya ditemui dan diajak berdialog dengan pihak rumah sakit, emosi mereka akhirnya pecah saat pertemuan berlangsung, mereka mengamuk dan tidak terima dengan keterangan yang disampaikan managemen rumah sakit.
Bahkan, salah seorang di antaranya sempat melemparkan botol air mineral kepada managemen rumah sakit. Emosi mereka ini buntut dari penolakan pihak UGD Rumah Sakit Premier Surabaya terhadap salah seorang keluarga mereka, Peter Manuputty seorang pasien sakit serangan jantung.
Karena penolakan tersebut, pasien Peter Manuputty akhirnya meninggal dunia, mereka pun tidak terima dan menuntut pertanggungjawaban dari rumah sakit.
HR Manager SDM RS Premier, Rahmadi, meyampaikan permohonan maaf atas insiden tersebut. “Kami meminta maaf atas insiden ini, tentunya kami tidak menginginkan hal ini terjadi,” katanya.
Keluarga dan Ketua Maluku Satu Rasa, Baharudin Umasugi menyebutkan, kedatangannya ke RS Primer untuk menuntut keadilan dan rasa kemanusiaan.
“RS ini telah menolak Peter yang saat itu sedang kritis dan akhirnya meninggal dunia, kami datang kesini meminta klarifikasi kami dijanjikan hari Sabtu besok akan ada pertemuan selanjutnya untuk permintaan maaf dan segala sesuatunya,” katanya.
Puluhan orang ini menyudahi aksinya setelah pihak rumah sakit menjanjikan pertemuan lanjutan pada Sabtu mendatang. Sementara itu, sebanyak 100 personil kepolisian dikerahkan untuk mengamankan aksi tersebut.
Seperti diketahui, pada Selasa (25/4/2023) keluarga Peter Manuputty datang ke GD RS Premier Surabaya untuk meminta pertolongan setelah Peter terkena serangan jantung.
Namun dengan alasan UGD penuh, pihak rumah sakit diduga menolak pasien Peter, keluarga kemudian membawa Peter ke rumah sakit lain , namun sayang, pasien Peter dinyatakan meninggal dunia.
Dengan emosi, puluhan orang ini menerobos masuk untuk mencari managemen rumah sakit.
Mereka pun akhirnya ditemui dan diajak berdialog dengan pihak rumah sakit, emosi mereka akhirnya pecah saat pertemuan berlangsung, mereka mengamuk dan tidak terima dengan keterangan yang disampaikan managemen rumah sakit.
Bahkan, salah seorang di antaranya sempat melemparkan botol air mineral kepada managemen rumah sakit. Emosi mereka ini buntut dari penolakan pihak UGD Rumah Sakit Premier Surabaya terhadap salah seorang keluarga mereka, Peter Manuputty seorang pasien sakit serangan jantung.
Karena penolakan tersebut, pasien Peter Manuputty akhirnya meninggal dunia, mereka pun tidak terima dan menuntut pertanggungjawaban dari rumah sakit.
HR Manager SDM RS Premier, Rahmadi, meyampaikan permohonan maaf atas insiden tersebut. “Kami meminta maaf atas insiden ini, tentunya kami tidak menginginkan hal ini terjadi,” katanya.
Keluarga dan Ketua Maluku Satu Rasa, Baharudin Umasugi menyebutkan, kedatangannya ke RS Primer untuk menuntut keadilan dan rasa kemanusiaan.
“RS ini telah menolak Peter yang saat itu sedang kritis dan akhirnya meninggal dunia, kami datang kesini meminta klarifikasi kami dijanjikan hari Sabtu besok akan ada pertemuan selanjutnya untuk permintaan maaf dan segala sesuatunya,” katanya.
Puluhan orang ini menyudahi aksinya setelah pihak rumah sakit menjanjikan pertemuan lanjutan pada Sabtu mendatang. Sementara itu, sebanyak 100 personil kepolisian dikerahkan untuk mengamankan aksi tersebut.
Seperti diketahui, pada Selasa (25/4/2023) keluarga Peter Manuputty datang ke GD RS Premier Surabaya untuk meminta pertolongan setelah Peter terkena serangan jantung.
Namun dengan alasan UGD penuh, pihak rumah sakit diduga menolak pasien Peter, keluarga kemudian membawa Peter ke rumah sakit lain , namun sayang, pasien Peter dinyatakan meninggal dunia.
(nic)