Cerita Soekarno Mengabsen Nama Gadis-gadis Cantik saat Comblangi Hatta

Senin, 17 April 2023 - 18:31 WIB
loading...
Cerita Soekarno Mengabsen Nama Gadis-gadis Cantik saat Comblangi Hatta
Bung Karno dan Bung Hatta.Foto/ist
A A A
BLITAR - Bung Hatta atau Mohammad Hatta berjanji tidak akan menikah sebelum Indonesia merdeka. Janji itu diucapkan saat masih berada di Belanda. Sebagai muslim yang taat, Hatta memegang janji itu erat-erat.

Di sisi lain, urusan berinteraksi dengan lawan jenis, Hatta memang bukan Soekarno atau Bung Karno. Soekarno lebih agresif. Setidaknya sebelum Indonesia merdeka, Soekarno sudah kawin sebanyak tiga kali.

Siti Oetari, putri H.O.S Tjokroaminoto, yakni bapak kosnya di Peneleh Surabaya, dijadikan istri, meski dalam memoarnya Soekarno menyatakan hubungan yang terjalin tak lebih dari kakak adik.

Kemudian mengawini Inggit Garnasih, perempuan sunda, ibu kostnya di Bandung, sewaktu Soekarno masih kuliah di ITB dan menikah dengan Fatmawati, putri seorang tokoh Muhammadiyah.

Baca juga: H-7 Lebaran, Jumlah Penumpang di Bandara Juanda Mulai Meningkat

Soekarno tahu betul dengan ikrar yang pernah diucapkan Hatta. Karenanya tidak lama Indonesia merdeka 17 Agustus 1945, Soekarno berinisiatif mencarikan istri buat Bung Hatta.

Bung Karno memulai penyelidikan ke lingkaran terdekat yang dikenalnya. Ia mendatangi rumah Abdul Rachim, kawannya yang bertempat tinggal di jalan Coopsweg 11 (sekarang Pajajaran) Bandung Jawa Barat.

Ia ingin memastikan gadis yang cocok dibawa Hatta menuju pelaminan. “Gadis mana yang tercantik di Bandung ini?,” tanya Bung Karno kepada Anni Rachim, istri Abdul Rachim seperti dikutip dari buku Bung Hatta Pribadinya dalam Kenangan (1980).

Kemudian disebutkanlah sejumlah nama gadis yang menurut Anni sebagai yang tercantik di Bandung. Olek, putri Dewi Sartika, Meta Sam Joedo, putri seorang dokter yang kesohor di Bandung dan Mieke yang masih kerabat dengan dokter Sam Joedo.

“Kenapa? Ada apa mas tanya-tanya tentang gadis-gadis cantik?”

“Ah, tidak apa-apa. Tanya-tanya kan tidak salah?,” jawab Bung Karno.

Beberapa hari kemudian pasca kemerdekaan, Bung Karno kembali berkunjung. Kedatangan malam-malam Bung Karno di rumah jalan Pajajaran ditemani sahabat karibnya, dr Soeharto.

Anni Rachim sempat terheran-heran.

Kali ini Bung Karno tidak lagi berbasa-basi. Ia langsung mengutarakan tujuannya bertamu malam-malam.

“Begini,” kata Bung Karno, “saya ingin melamar”.

“Melamar siapa?”.

“Melamar Rahmi,” jawab Bung Karno.

“Untuk Siapa?”.

“Untuk teman saya, Hatta,” kata Bung Karno dengan tenang.

Lamaran Soekarno untuk Hatta membuat terkejut empunya rumah. Hatta dikenal sebagai tokoh besar. Sementara Rahmi, putrinya, gadis yang masih berusia 19 tahun.

Kendati demikian, Rahmi dianggap sudah dewasa dan berhak memutuskan jalan hidupnya. Anni Rachim kemudian meminta Bung Karno menunggu sebentar.

Sebagai orang tua ia, akan menanyakan langsung kepada Rahmi, yakni bersedia atau tidak dipinang Bung Hatta sebagai istri. Percakapan pun berlangsung di kamar tidur Rahmi, di mana ada juga Raharty, adiknya.

Rahmi atau biasa dipanggil Yuke diberitahu bahwa tamu yang datang adalah Bung Karno. Dikatakan bahwa maksud kedatangan Bung Karno untuk melamar dirinya.

Rahmi sempat beranggapan, lamaran Bung Karno untuk mewakili seorang mahasiswa, yang dengan bergurau dikatakannya hanya mahasiswa sinting yang mau dengannya.

“Ini bukan mahasiswa!Dia orang baik, Mohammad Hatta!,” jelas Anni Rachim kepada putrinya.

Rahmi terdiam. Sang adik, Raharty atau dipanggil Titi nyeletuk, “Jangan mau Yu, sudah tua!”.

Karena terlihat masih ragu, oleh Anni Rachim, putrinya diajak ke luar kamar menemui langsung Bung Karno. Di depan Bung Karno, Rahmi mengaku takut.

Ia melihat sosok Bung Hatta sebagai laki-laki yang pandai, sementara dirinya hanya perempuan bodoh. Bung Karno menenangkan Rahmi dengan mengatakan Hatta adalah orang baik.

“Tidak apa-apa, pokoknya dia orang baik, dia pemimpin yang baik, dan dia sahabat saya yang baik. Kamu tidak akan kecewa sebab Hatta adalah orang yang berbudi luhur, dan mempunyai prinsip yang tegas,” kata Bung Karno.

Pernikahan antara Bung Hatta dengan Rahmi Rachim berlangsung di Megamendung Bogor 18 November 1945. Saat itu Hatta berusia 43 tahun dan Rahmi 19 tahun. Hampir sama dengan Soekarno saat menikahi Fatmawati.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2863 seconds (0.1#10.140)