Angka Kesembuhan Pasien COVID-19 di Sulsel Naik Lima Kali Lipat
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Angka kesembuhan COVID-19 di Sulsel menunjukkan trend yang semakin baik. Angka kesembuhan (recovery rate) sudah mencapai di atas 52,5% dari seluruh kasus yang dilaporkan di Sulsel.
Berdasarkan data Gugus Tugas COVID-19 per tanggal 19 Juli 2020, tercatat angka kesembuhan di Sulsel sudah mencapai 4.201 orang. Torehan ini melewati setengah dari total kasus positif COVID-19 yang dilaporkan mencapai 8.072 orang.
Ketua Tim Konsultan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sulsel, Prof Ridwan Amiruddin mengaku, penambahan pasien sembuh meningkat 5 kali lipat dibanding hari sebelumnya. Tercatat ada penambahan pasien sembuh sebanyak 522 orang di Sulsel, hari ini.
"Angka kesembuhan di Sulsel sekira 52,5%. Ada tanda-tanda yang sangat bagus melihat kesembuhan naik hampir lima kali lipat," ujar Ridwan yang dihubungi SINDOnews, Minggu (19/7/2020) malam tadi.
Diketahui, dalam sepekan terakhir, angka kesembuhan di Sulsel tembus lebih dari seribu orang. Dengan rerata penambahan 100 tiap harinya. Sejak Sabtu (11/7) lalu mulai ada penambahan sebanyak 176 pasien sembuh, lalu hari berikutnya kembali tercatat 160 pasien sembuh (12/7).
Bahkan, pada hari Senin (13/7) peningkatan signifikan kembali terjadi dengan penambahan 259 pasien sembuh. Kemudian hari berikutnya ada penambahan 144 orang (14/7), 113 orang (15/7), lalu 211 orang (16/7). Sepanjutnya tercatat ada penambahan 115 pasien sembuh (17/7), kemudian 78 pasien sembuh (18/7).
"Pertumbuhan kasus sudah semakin merapat ke angka (Rt) 1. Jadi trend yang bagus ini harus dapat lebih dipertahankan, dan terus disasar untuk kelompok-kelompok potensial penularan," papar Ridwan.
Meski begitu, Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Sulsel, tetap meminta pemerintah dan masyarakat tidak lengah. Laju penularan COVID-19 masih terjadi dan patut diwaspadai.
Data gugus tugas, tercatat ada penambahan 158 kasus terkonfirmasi positif COVID-19 baru di Sulsel, hari ini. Dengan demikian, akumulasi kasus positif tercatat 8.072. Dimana sebanyak 3.594 orang diantaranya masih dirawat, dan 277 orang meninggal.
Ridwan menilai, penularan kasus COVID-19 di Sulsel terjadi lewat transmisi lokal atau antar komunitas. Dengan kondisi demikian, sumber penularan dianggap tidak terdeteksi dan sulit diklaster.
Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat ini menganggap, penularan virus sebagian besar terjadi pada kelompok rentan. Pada usia kelompok usia kerja antara 20-45 tahun. Pemerintah diharap lebih memaksimalkan peran RT/RW sebagai garda terdepan dalam upaya pengendalian Covid-19, utamanya pengawasan pelaksanaan protokol kesehatan.
"Pemerintah kota lebih mengaktifkan peran RT RW, meningkatkan peran aktif seluruh pelaku usaha. Selain itu melibatkan secara maksimal peran masjid untuk memastikan semua masjid sudah menerapkan protokol kesehatan. Pasar-pasar sudah harus dipastikan menerapkan protokol kesehatan," tegas Ridwan.
Berdasarkan data Gugus Tugas COVID-19 per tanggal 19 Juli 2020, tercatat angka kesembuhan di Sulsel sudah mencapai 4.201 orang. Torehan ini melewati setengah dari total kasus positif COVID-19 yang dilaporkan mencapai 8.072 orang.
Ketua Tim Konsultan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sulsel, Prof Ridwan Amiruddin mengaku, penambahan pasien sembuh meningkat 5 kali lipat dibanding hari sebelumnya. Tercatat ada penambahan pasien sembuh sebanyak 522 orang di Sulsel, hari ini.
"Angka kesembuhan di Sulsel sekira 52,5%. Ada tanda-tanda yang sangat bagus melihat kesembuhan naik hampir lima kali lipat," ujar Ridwan yang dihubungi SINDOnews, Minggu (19/7/2020) malam tadi.
Diketahui, dalam sepekan terakhir, angka kesembuhan di Sulsel tembus lebih dari seribu orang. Dengan rerata penambahan 100 tiap harinya. Sejak Sabtu (11/7) lalu mulai ada penambahan sebanyak 176 pasien sembuh, lalu hari berikutnya kembali tercatat 160 pasien sembuh (12/7).
Bahkan, pada hari Senin (13/7) peningkatan signifikan kembali terjadi dengan penambahan 259 pasien sembuh. Kemudian hari berikutnya ada penambahan 144 orang (14/7), 113 orang (15/7), lalu 211 orang (16/7). Sepanjutnya tercatat ada penambahan 115 pasien sembuh (17/7), kemudian 78 pasien sembuh (18/7).
"Pertumbuhan kasus sudah semakin merapat ke angka (Rt) 1. Jadi trend yang bagus ini harus dapat lebih dipertahankan, dan terus disasar untuk kelompok-kelompok potensial penularan," papar Ridwan.
Meski begitu, Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Sulsel, tetap meminta pemerintah dan masyarakat tidak lengah. Laju penularan COVID-19 masih terjadi dan patut diwaspadai.
Data gugus tugas, tercatat ada penambahan 158 kasus terkonfirmasi positif COVID-19 baru di Sulsel, hari ini. Dengan demikian, akumulasi kasus positif tercatat 8.072. Dimana sebanyak 3.594 orang diantaranya masih dirawat, dan 277 orang meninggal.
Ridwan menilai, penularan kasus COVID-19 di Sulsel terjadi lewat transmisi lokal atau antar komunitas. Dengan kondisi demikian, sumber penularan dianggap tidak terdeteksi dan sulit diklaster.
Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat ini menganggap, penularan virus sebagian besar terjadi pada kelompok rentan. Pada usia kelompok usia kerja antara 20-45 tahun. Pemerintah diharap lebih memaksimalkan peran RT/RW sebagai garda terdepan dalam upaya pengendalian Covid-19, utamanya pengawasan pelaksanaan protokol kesehatan.
"Pemerintah kota lebih mengaktifkan peran RT RW, meningkatkan peran aktif seluruh pelaku usaha. Selain itu melibatkan secara maksimal peran masjid untuk memastikan semua masjid sudah menerapkan protokol kesehatan. Pasar-pasar sudah harus dipastikan menerapkan protokol kesehatan," tegas Ridwan.
(agn)