Jabar Pasang Target Suntik Vaksin 3,9 Juta Balita Tangkal Wabah Polio
loading...
A
A
A
Disinggung temuan kasus positif polio di Purwakarta beberapa waktu lalu, menurut Dedi, hal itu menunjukan bahwa surveilans polio yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan dapat memenuhi target atau aktif.
Artinya, keaktivan surveilans penyakit akibat virus polio yang dilakukan Dinkes provinsi itu menjadi deteksi dini. Sehingga muncul keputusan yang harus dilakukan terkait dengan status kejadian luar biasa (KLB).
"Kan 2022 ada 19 kabupaten kota memenuhi target untuk surveilans, yang tidak memenuhi target ada 8. Lalu di tahun 2023 memenuhi target semuanya, termasuk di Purwakarta," kata Dedi.
Sementara itu, Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan, dr. Prima Yosephine MKM memuji upaya surveilans polio di Jabar. Dengan ditemukannya kasus polio di Purwakarta, kata dia, maka potensi penyebaran virus dapat diatasi lebih dini.
"Terima kasih banget untuk teman teman dari kesehatan di Jawa Barat. Kan karena surveilans yang bagus nih. Maka dapat kasus ini. Kalau enggak pasti enggak ketahuan. Itu sangat berbahaya, kalau enggak ketahuan dia bisa menyebar lalu tiba tiba saat sudah banyak baru ketahuan," ujar Yosephine.
Menurut Yosephine, bilamana sudah terjadi satu saja kasus polio, maka upaya penyelesaiannya akan sangat panjang. Untuk satu kasus polio yang terjadi, maka penanggulangannya harus meliputi 2-4 juta anak yang diimuniasi sesuai dengan kajian dari WHO.
Dengan demikian, akan cukup kuat untuk bisa menghentikan transmisi dari polio. "Aturannya memang begitu, karena kita harus melakukan pemberian imunisasi yang luas untuk bisa mematahkan," tandasnya.
Artinya, keaktivan surveilans penyakit akibat virus polio yang dilakukan Dinkes provinsi itu menjadi deteksi dini. Sehingga muncul keputusan yang harus dilakukan terkait dengan status kejadian luar biasa (KLB).
"Kan 2022 ada 19 kabupaten kota memenuhi target untuk surveilans, yang tidak memenuhi target ada 8. Lalu di tahun 2023 memenuhi target semuanya, termasuk di Purwakarta," kata Dedi.
Sementara itu, Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan, dr. Prima Yosephine MKM memuji upaya surveilans polio di Jabar. Dengan ditemukannya kasus polio di Purwakarta, kata dia, maka potensi penyebaran virus dapat diatasi lebih dini.
"Terima kasih banget untuk teman teman dari kesehatan di Jawa Barat. Kan karena surveilans yang bagus nih. Maka dapat kasus ini. Kalau enggak pasti enggak ketahuan. Itu sangat berbahaya, kalau enggak ketahuan dia bisa menyebar lalu tiba tiba saat sudah banyak baru ketahuan," ujar Yosephine.
Menurut Yosephine, bilamana sudah terjadi satu saja kasus polio, maka upaya penyelesaiannya akan sangat panjang. Untuk satu kasus polio yang terjadi, maka penanggulangannya harus meliputi 2-4 juta anak yang diimuniasi sesuai dengan kajian dari WHO.
Dengan demikian, akan cukup kuat untuk bisa menghentikan transmisi dari polio. "Aturannya memang begitu, karena kita harus melakukan pemberian imunisasi yang luas untuk bisa mematahkan," tandasnya.
(don)