MNC Peduli Dapat Apresiasi dari SMC RS Telegorejo atas Penanggulangan Sumbing

Rabu, 15 Maret 2023 - 19:18 WIB
loading...
MNC Peduli Dapat Apresiasi...
Ketua MNC Peduli, Syafril Nasution saat talkshow Pencegahan dan Perawatan Pasca Operasi Sumbing di Auditorium SMC RS Telogorejo Semarang pada Rabu (15/3/2023). Foto/Ist
A A A
SEMARANG - Setiap tahun diperkirakan ada sekitar 8.000 dari 6 juta kelahiran bayi lahir dengan kondisi bibir sumbing. Hingga saat ini, penyebab terjadinya bibir sumbing belum diketahui secara pasti.

Bibir sumbing diduga terkait dengan akibat kombinasi faktor genetik, gizi dan kondisi ibu selama kehamilan, maupun faktor lingkungan sekitar.


Untuk memberikan edukasi terkait kondisi sumbing, SMC RS Telogorejo menggelar talkshow “Pencegahan dan Perawatan Pasca Operasi Sumbing” di Auditorium SMC RS Telogorejo Semarang, Rabu (15/3/2023).

SMC RS Telogorejo menghadirkan Ketua MNC Peduli, Syafril Nasution bersama dr. Thomas Eduardus selaku dokter spesialis bedah plastik SMC RS Telogorejo dan juga orangtua dari salah satu anak dengan kondisi bibir sumbing, Novita Sari.

Acara ini dihadiri peserta yang berasal dari mahasiswa keperawatan, orangtua dari anak dengan kondisi sumbing dan masyarakat umum.

Dalam talkshow ini dibahas tuntas mengenai pemahaman kondisi sumbing mulai dari pencegahan sumbing yang dapat diantisipasi oleh calon ibu dan ibu hamil hingga edukasi perawatan pasca operasi bibir sumbing.



SMC RS Telogorejo Semarang juga memberikan apresiasi kepada MNC Peduli atas kepedulian dalam penanggulangan sumbing di Semarang dan sekitarnya secara konsisten sejak 2012.

Direktur Utama SMC RS Telogorejo dr. Alice Sutedjo Lisa, M.K.M mengemukakan masyarakat luas belum mengetahui apa penyebab dari bibir sumbing. Selain itu, saat dan setelah operasi orangtua tentunya was-was karena yang dioperasi adalah anak-anak.

“Mereka berpikir, bahaya apa nggak ya dioperasi? Oleh karena itu acara ini juga untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat,” katanya.

Kerjasama pihaknya dengan MNC Peduli sudah berlangsung lama. Mulai 2009 penjajakan, kemudian di tahun 2012 hingga sekarang rutin menjalankan kerjasama ini, yakni bakti sosial operasi bibir sumbing maupun hernia.

Operasi dua penyakit itu dipilih karena salah satunya adalah banyhak terjadi di masyarakat. Selain itu juga masyarakat pedesaan khususnya, banyak yang belum mengetahui penanganannya.

Pihaknya melakukan kegiatan ini juga sebagai upaya membantu masyarakat dari apa yang sudah diperoleh RS Telogorejo dan Yayasan Sosial Telogorejo.

“Jadi lebih banyak manfaatnya kami berharap, kerjasama dengan MNC Peduli ini,” ungkap dia.

Ketua MNC Peduli, Syafril Nasution mengemukakan bahwa kegiatan ini juga sengaja digelar untuk memperingati Hari Perawat. Selain itu, kegiatan juga sengaja digelar sebagai pencerahan kepada para ibu terkait kejadian bibir sumbing.

“Acara ini bagus sekali bagi para ibu-ibu yang mempunyai keluarga bibir sumbing, ini juga menambah semangat bagi mereka untuk atasi problem punya anak bibir sumbing,” kata Syafril yang juga merupakan Wakil Ketua Umum DPP Partai Perindo dan Bacaleg Partai Perindo untuk DPR RI Dapil Jateng I.

Dia mengemukakan, operasi hernia dan bibir sumbing gratis kepada masyarakat sudah digelar MNC Peduli dengan RS Telogorejo sudah cukup lama, yakni sejak 2012 hingga sekarang.

Artinya sudah 11 tahun dan terus berjalan. Selain itu juga ada operasi lain yang gratis untuk masyarakat yakni operasi katarak.

“Gratis bagi masyarakat Semarang ataupun sekitarnya. Mudah-mudahan akan terus terlaksana sampai ke depan. Lebih banyak pasien yang mengikuti program ini,” tandasnya.

Sedangkan dr. Thomas Eduardus Sudrajat Wahyu Nugroho menjelaskan bibir sumbing adalah kelainan bawaan dari lahir yang mempengaruhi bibir dan atau langit-langit. Jadi terdapat celah pada bibir sampai langit-langit.

Ada banyak faktor penyebabnya, mulai keturunan, nutrisi, riwayat paparan rokok, konsumsi obat-obatan dan berbagai penyebab lain.

“Jadi bibir sumbing cukup banyak faktor penyebabnya. Kira-kira satu dari 300 atau kelahiran hidup ada yang mengalami bibir sumbing, dalam satu hari. Jadi sekitar 10 atau 20 yang lahir mengalami bibir sumbing,” ungkapnya.

Pencegahan, sebut dokter spesialis bedah plastik itu bisa dilakukan. Misalnya; pernikahan tidak terlalu tua ataupun terlalu muda, nutrisi yang baik saat kehamilan dan tidak konsumsi obat-obatan. Akan tetapi jika karena faktor keturunan tidak bisa dilakukan lantaran merupakan bawaan.

Thomas Eduardus mengatakan satu-satunya jalan penanganannya adalah operasi. Untuk bibir sumbing idealnya dioperasi sebelum usia 3 bulan dan berat badan sekitar 5 kg. jika langit-langit, dari usia 10 bulan sampai 18 bulan tidak lebih dari itu idealnya ketika dilakukan penanganan.

“Karena arahnya ke bicara, jadi suaranya bisa sengau,” lanjutnya.

Kendala saat operasi, nyaris tidak ada. Selain tingkat pengetahuan dari pasien dan peralatannya juga relatif sederhana. Bahkan, sebutnya, dikerjakan di tempat yang sangat terbatas pun bisa.

“Kami pernah baksos di daerah terpencil, pernah juga di atas kapal (operasinya),” jelasnya.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4012 seconds (0.1#10.140)