Asal Usul dan Sejarah Lamongan, Wilayah yang Disahkan Kanjeng Sunan Giri
loading...
A
A
A
Lamongan merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Daerah ini merupakan salah satu wilayah yang masuk dalam kawasan metropolitan Surabaya, yakni Gerbangkertosusila.
Kabupaten ini berbatasan dengan beberapa wilayah seperti Kabupaten Gresik di Timur, Laut Jawa di Utara, Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Jombang di Selatan serta Kabupaten Tuban dan Kabupaten Bojonegoro di sebelah Barat.
Kabupaten ini memiliki wilayah yang luas terbagi menjadi 27 kecamatan, 12 kelurahan dan 462 desa.
Ditinjau dari aspek historis terdapat rangkaian sejarah yang menarik untuk diketahui. Beberapa di antaranya asal usul nama dan sejarah berdirinya Kabupaten Lamongan.
Baca juga: Asal Usul Nama dan Sejarah Probolinggo, Wilayah yang dijadikan Perang Paregreg
Asal Usul Nama Lamongan
Mengutip dari laman resminya, nama Lamongan berasal dari nama seorang tokoh pada masa silam. Dahulu ada seorang pemuda bernama Hadi yang mendapatkan pangkat Rangga menjadi Ranggahadi.
Namun beberapa waktu kemudian, namanya berubah menjadi Mbah Lamong, yakni sebutan yang diberikan oleh rakyatnya kala itu. Hal itu diberikan karena beliau pandai ngemong rakyatnya, pandai membina daerahnya, dan mahir dalam menyebarkan agama Islam.
Dari kata Mbah Lamong inilah yang kemudian masyarakat menyebut wilayah yang berada di Jawa Timur ini menjadi Lamongan. Adapun yang menobatkan Tumenggung Surajaya menjadi Adipati pertamanya adalah Kanjeng Sunan Giri IV yang bergelar Sunan Prapen.
Penyematan tersebut diselenggarakan pada hari besar Islam yaitu Idul Adha tanggal 10 Dzulhijjah. Sedangkan untuk tempat pelaksanaannya yakni berada di Puri Kasunanan Giri di Gresik.
Sejarah Kabupaten Lamongan
Sejarah Kabupaten Lamongan dapat diketahui melalui buku wasiat dengan huruf jawa kuno yang disimpan oleh juru kunci Makam Giri di Gresik. Dalam buku tersebut tertulis bahwa acara penyematan Tumenggung Surajaya menjadi Adipati Lamongan dilakukan dalam pasamuan agung di Tahun 976 H.
Sedangkan untuk untuk tanggal dan bulannya belum ditemukan secara jelas dalam buku itu. Namun panitia khusus berupaya menggali informasi itu dengan menelusuri buku sejarah terutama yang berkaitan dengan Kanjeng Sunan Giri.
Setelah berlangsung cukup lama, akhirnya para panitia khusus telah menemukan tanggal Pasamuan Agung yang dilaksanakan bersamaan dengan Hari Peringatan Islam tanggal 10 Dzulhijjah yang disebut Garebeg Besar atau Idul Adha.
Selanjutnya para panitia juga menelusuri jalannya tarikh hijriah yang kemudian dipadukan dengan tarikh masehi. Setelah itu dapat ditemukan bahwa tanggal 10 Dzulhijjah 976 H., itu jatuh pada Hari Kamis Pahing tanggal 26 Mei 1569 M.
Dengan demikian telah jelas bahwa Kabupaten Lamongan sampai akhirnya menjadi sebuah Kabupaten administrasi yang sah sepenuhnya berlangsung pada zaman keislaman dengan menjadikan kesultanan sebagai pusat pemerintahannya.
Kabupaten ini berbatasan dengan beberapa wilayah seperti Kabupaten Gresik di Timur, Laut Jawa di Utara, Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Jombang di Selatan serta Kabupaten Tuban dan Kabupaten Bojonegoro di sebelah Barat.
Kabupaten ini memiliki wilayah yang luas terbagi menjadi 27 kecamatan, 12 kelurahan dan 462 desa.
Ditinjau dari aspek historis terdapat rangkaian sejarah yang menarik untuk diketahui. Beberapa di antaranya asal usul nama dan sejarah berdirinya Kabupaten Lamongan.
Baca juga: Asal Usul Nama dan Sejarah Probolinggo, Wilayah yang dijadikan Perang Paregreg
Asal Usul Nama Lamongan
Mengutip dari laman resminya, nama Lamongan berasal dari nama seorang tokoh pada masa silam. Dahulu ada seorang pemuda bernama Hadi yang mendapatkan pangkat Rangga menjadi Ranggahadi.
Namun beberapa waktu kemudian, namanya berubah menjadi Mbah Lamong, yakni sebutan yang diberikan oleh rakyatnya kala itu. Hal itu diberikan karena beliau pandai ngemong rakyatnya, pandai membina daerahnya, dan mahir dalam menyebarkan agama Islam.
Dari kata Mbah Lamong inilah yang kemudian masyarakat menyebut wilayah yang berada di Jawa Timur ini menjadi Lamongan. Adapun yang menobatkan Tumenggung Surajaya menjadi Adipati pertamanya adalah Kanjeng Sunan Giri IV yang bergelar Sunan Prapen.
Penyematan tersebut diselenggarakan pada hari besar Islam yaitu Idul Adha tanggal 10 Dzulhijjah. Sedangkan untuk tempat pelaksanaannya yakni berada di Puri Kasunanan Giri di Gresik.
Sejarah Kabupaten Lamongan
Sejarah Kabupaten Lamongan dapat diketahui melalui buku wasiat dengan huruf jawa kuno yang disimpan oleh juru kunci Makam Giri di Gresik. Dalam buku tersebut tertulis bahwa acara penyematan Tumenggung Surajaya menjadi Adipati Lamongan dilakukan dalam pasamuan agung di Tahun 976 H.
Sedangkan untuk untuk tanggal dan bulannya belum ditemukan secara jelas dalam buku itu. Namun panitia khusus berupaya menggali informasi itu dengan menelusuri buku sejarah terutama yang berkaitan dengan Kanjeng Sunan Giri.
Setelah berlangsung cukup lama, akhirnya para panitia khusus telah menemukan tanggal Pasamuan Agung yang dilaksanakan bersamaan dengan Hari Peringatan Islam tanggal 10 Dzulhijjah yang disebut Garebeg Besar atau Idul Adha.
Selanjutnya para panitia juga menelusuri jalannya tarikh hijriah yang kemudian dipadukan dengan tarikh masehi. Setelah itu dapat ditemukan bahwa tanggal 10 Dzulhijjah 976 H., itu jatuh pada Hari Kamis Pahing tanggal 26 Mei 1569 M.
Dengan demikian telah jelas bahwa Kabupaten Lamongan sampai akhirnya menjadi sebuah Kabupaten administrasi yang sah sepenuhnya berlangsung pada zaman keislaman dengan menjadikan kesultanan sebagai pusat pemerintahannya.
(msd)