Upaya Gigih Tembus Pelosok Kubar demi Majukan Pendidikan

Selasa, 14 Maret 2023 - 21:35 WIB
loading...
Upaya Gigih Tembus Pelosok Kubar demi Majukan Pendidikan
Kadis Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan Kubar, Robertus Leopold Bandarsyah bersama jajarannya saat mengunjungi proses pendidikan di SDK St. Yoseph Linggang Bigung, Kubar, Kaltim. Foto/SINDOnews
A A A
KUTAI BARAT - Sumber daya manusia (SDM) di bidang pendidikan masih menjadi persoalan yang benar-benar harus dibenari di Indonesia. Permasalahan ini yang kemudian menjadi salah satu prioritas organisasi filantropi independen, Tanoto Foundation.

Distrik Koordinator Tanoto Foundation, Ifan mengatakan, pembenahan SDM ini dilakukan melalui sekolah-sekolah, seperti di daerah Kabupaten Kutai Barat (Kubar), Kalimantan Timur (Kaltim).

Kubar sendiri merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Pusat pemerintahan kabupaten ini terletak di Sendawar. Kabupaten Kutai Barat merupakan pemekaran dari wilayah Kabupaten Kutai.

Untuk menuju Kubar dari Balikpapan, dibutuhkan waktu kurang lebih antara 14-15 jam perjalanan menggunakan kendaraan mobil atau bus.

Ifan menjelaskan, ada tiga sekolah yang merupakan mitra Tanoto Foundation yakni SDK St. Yoseph Linggang Bigung, SMPN 1 Barong Tongkok, dan SMPN 1 Sekolaq Darat. Ketiga sekolah ini berada di Kubar. Tiga sekolah tersebut merupakan dari total 65 sekolah mitra Tanoto Foundation.

Lewat program guru penggerak ini diharapkan memberikan stimulus kepada guru-guru lainnya untuk memberikan pembelajaran kepada siswanya sesuai dengan minat dan bakatnya.

"Guru penggerak diyakinkan kembali bahwa sejatinya setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tugas guru adalah menuntun anak tersebut mengoptimalkan potensinya," ucap Ifan saat mengunjungi sejumlah sekolah mitra Tanoto Foundation, di Kubar, Kaltim, Selasa (14/3/2023).

Guru penggerak dijelaskan Ifan, merupakan program dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Tanoto Foundation kemudian menjadi salah satu organisasi filantropi yang ditunjuk Kemendikbud untuk menjadi salah satu organisasi penggerak namun menggunakan dana mandiri atau independen.

Pendidikan guru penggerak kata Ifan, juga membekali guru penggerak keterampilan mengambil keputusan. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan penting karena sebagai kepala sekolah nantinya akan dihadapkan pada suatu keadaan pengambilan keputusan.

"Ini menjadi tantangan untuk kita melakukan perbaikan di Kubar. Perbaikan terkait literasi dan numerasi, kepemimpinan di sekolah. Guru penggerak ini menjadikan kolaborasinya lebih efektif," kata Ifan.

Kontribusi Tanoto Foundation ini mendapat dukungan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) khususnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kubar.

"Tanoto Foundation sudah banyak berjibaku, meningkatkan SDM dengan membentuk fasda (fasilitas daerah), yang pada akhirnya nanti bisa mendaftar menjadi guru-guru penggerak. Dengan inovasi-inovasi mereka, dengan kreativitas mereka, anak-anak jadi lebih mudah memahami pelajaran, lebih asyik, dan merdeka belajar," kata Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan Kubar, Robertus Leopold Bandarsyah.

Diakui Bandarsyah, SDM di Kabupaten Kubar cukup tertinggal, karena itu dengan adanya lembaga filantropi tersebut cukup memberikan solusi untuk mengejar ketertinggalan itu.

"Kami cukup tertinggal SDM-nya. Tapi sekarang dengan adanya IKN (Ibu Kota Nusantara) memacu kami untuk terus memajukan dan meningkatkan kualitas SDM agar setara dan bisa menyaingi dengan di Pulau Jawa," tuturnya.

"Adanya guru yang dilatih, yang bergerak di sekolah-sekolah, ada fasilitator yang difasilitasi oleh Tanoto Foundation. Ini sangat perlu untuk peningkatan pendidikan SDM," tambahnya.

Kepala Seksi PTK SMP Kubar, Fachrujiansyah Bachsan menambahkan, percepatan program Dinas Pendidikan Kabupaten Kubar cukup terbantu dengan adanya bantuan dari Tanoto Foundation.

"Fasda yang sudah dilatih oleh Tanoto Foundation ini merupakan aset kami. Artinya SDM kami dilatih oleh Tanoto Foundation gratis dan itu yang sangat memberikan manfaatnya," ujarnya.

"Apapun kegiatan tersebut kemudian dianalisis dengan berbasis data dan terlihat dampaknya. Bisa dilihat perbandingannya kegiatan-kegiatan di sekolah yang blm bermitra, artinya yang belum dilatih dan dengan yang sudah dilatih, ini sangat berbeda," jelasnya.
(nag)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1155 seconds (0.1#10.140)