Puluhan Pelajar dari Berbagai Daerah Mengikuti Simulasi Jadi Diplomat
loading...
A
A
A
BANDUNG - Puluhan siswa-siswi SMA-SMK dari berbagai daerah mengikuti Kompetisi Junior Short Diplomatic Course (JSDC) bersama Universitas Budi Luhur.
Kegiatan yang digelar Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (Himahi) Fakultas Ilmu Sosial dan Studi Global ini berkerjasama dengan Direktorat Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri mengangkat tema Democracy In A Changing World: Leadership And Solidarity.
Acara ini merupakan kegiatan rangkaian ulang tahun Yayasan Budi Luhur Cakti ke-44 yang bertujuan memberi pemahaman dan pengtahuan mengenai fungsi dan proses diplomasi.
Tentunya juga demokrasi forum sebagai wadah skill berbahasa asing khusus bahasa Inggris yang melibatkan siswa-siswa SMA-SMK seluruh Indonesia.
“Mahasiswa HI (Hubungan Internasional) Universitas Budi Luhur bisa implementasikan tentunya siswa-siswi peserta simulasi forum ini tantangan peluang pertama adalah mengasah bahasa Inggris dan kemampuan diplomasi," ujar Rektor Universitas Budi Luhur, Dr. Ir. Wendi Usino, M.Sc, MM.
"Universitas Budi Luhur sebagai institusi pendidikan mengedepankan nilai-nilai kebudiuhuran ini sebuah hal penting untuk para diplomat biasanya simulasi untuk mahasiswa tapi ini kita libatkan siswa SMA-SMK ini upaya kita memberikan pemahaman dan pengetahuan,” tambahnya.
Khairiyah Yuniarti selaku Kepala Fungsi Politik dan Keamanan, Direktorat Diplomasi Publik, Kemlu menambahkan, kegiatan ini peserta dapat mempelajari aktor dan isu dalam kerja sama antar negara.
“Ini merupakan kegiatan luar biasa bagi adik-adik dari berbagai sekolah, belajar bagaimana menjadi diplomat, menjadi representasikan sebagai negara dari forum besar, bagaimana kita menggunakan bahasa Inggris dengan praktik diplomasi ini kesempatan luar biasa. Belajar bagaimana tugas dan fungsi diplomat," katanya.
"Pandemi ini memaksa kita beradaptasi berinovasi dengan hal-hal baru termasuk dengan pengguna teknologi informasi dengan zoom meeting misalnya. Situasi dunia luar biasa akibat berbagai dampak situasi global dunia kita di sini harus meiliki politik leadership,” jelasnya lagi.
Kegiatan ini telah diikutsertakan ratusan siswa-siswi dari 25 SMA/K di seluruh Indonesia. Yang mana delegasi inti per sekolah berjumlah 3 siswa dengan posisi sebagai speaker, notulen dan observer dan delegasi audiens per sekolah berjumlah 10 siswa/i maksimal
Kegiatan yang digelar Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (Himahi) Fakultas Ilmu Sosial dan Studi Global ini berkerjasama dengan Direktorat Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri mengangkat tema Democracy In A Changing World: Leadership And Solidarity.
Acara ini merupakan kegiatan rangkaian ulang tahun Yayasan Budi Luhur Cakti ke-44 yang bertujuan memberi pemahaman dan pengtahuan mengenai fungsi dan proses diplomasi.
Tentunya juga demokrasi forum sebagai wadah skill berbahasa asing khusus bahasa Inggris yang melibatkan siswa-siswa SMA-SMK seluruh Indonesia.
“Mahasiswa HI (Hubungan Internasional) Universitas Budi Luhur bisa implementasikan tentunya siswa-siswi peserta simulasi forum ini tantangan peluang pertama adalah mengasah bahasa Inggris dan kemampuan diplomasi," ujar Rektor Universitas Budi Luhur, Dr. Ir. Wendi Usino, M.Sc, MM.
"Universitas Budi Luhur sebagai institusi pendidikan mengedepankan nilai-nilai kebudiuhuran ini sebuah hal penting untuk para diplomat biasanya simulasi untuk mahasiswa tapi ini kita libatkan siswa SMA-SMK ini upaya kita memberikan pemahaman dan pengetahuan,” tambahnya.
Khairiyah Yuniarti selaku Kepala Fungsi Politik dan Keamanan, Direktorat Diplomasi Publik, Kemlu menambahkan, kegiatan ini peserta dapat mempelajari aktor dan isu dalam kerja sama antar negara.
“Ini merupakan kegiatan luar biasa bagi adik-adik dari berbagai sekolah, belajar bagaimana menjadi diplomat, menjadi representasikan sebagai negara dari forum besar, bagaimana kita menggunakan bahasa Inggris dengan praktik diplomasi ini kesempatan luar biasa. Belajar bagaimana tugas dan fungsi diplomat," katanya.
"Pandemi ini memaksa kita beradaptasi berinovasi dengan hal-hal baru termasuk dengan pengguna teknologi informasi dengan zoom meeting misalnya. Situasi dunia luar biasa akibat berbagai dampak situasi global dunia kita di sini harus meiliki politik leadership,” jelasnya lagi.
Kegiatan ini telah diikutsertakan ratusan siswa-siswi dari 25 SMA/K di seluruh Indonesia. Yang mana delegasi inti per sekolah berjumlah 3 siswa dengan posisi sebagai speaker, notulen dan observer dan delegasi audiens per sekolah berjumlah 10 siswa/i maksimal
(nag)