Tanaman Diserang Jamur, Petani di Tawangmangu Merugi

Jum'at, 04 September 2015 - 09:13 WIB
Tanaman Diserang Jamur, Petani di Tawangmangu Merugi
Tanaman Diserang Jamur, Petani di Tawangmangu Merugi
A A A
KARANGANYAR - Sejumlah petani yang berada di Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah, mengeluhkan cuaca ekstrem yang terjadi akhir-akhir ini. Sebab, cuaca ekstrem itu merusak tanaman sayur milik para petani.

Seorang petani asal Desa Gondosuli Tawangmangu, Suradi, mengatakan cuaca ekstrem yang terjadi beberapa waktu terakhir ini menyebabkan tanaman daun bawang serta tanaman bawang merah terserang hama trotol.

Hama tersebut sejenis jamur tanaman umbi-umbian yang menyerang di batang bagian bawah. Saat tanaman sudah terserang jamur tersebut, bisa dipastikan akan rusak dan ujungnya bakal membusuk dan kering.

Ia mengatakan, hampir di setiap lahan sayuran di Tawangmangu saat ini terserang jamur seperti itu. Padahal, hama seperti itu sudah lama tidak menyerang lahan sayur di Tawangmangu. Namun dirinya kaget saat jamur itu menyerang tanaman-tanaman yang sudah siap panen.

"Jamur itu muncul saat embun yang ada pada tanaman banyak dan di waktu yang sama sinar matahari bersinar terlalu terik," ucapnya kepada KORAN SINDO.

Ia mengatakan, akibat terserang jamur, harga jual daung bawang juga merosot drastis jika dibandingkan musim-musim sebelumnya. Bahkan, harga jual sayuran yang telah terkena jamur, tidak mampu lagi untuk menutup biaya modal yang telah dikeluarkan sebelumnya.

Menurutnya, satu kilogram daun bawang dari tingkat petani saat ini hanya dihargai Rp5.000 untuk setiap kilogram. Padahal di musim-musim sebelumnya harga daun bawang bisa bertengger di angka Rp7.500-Rp10.000 untuk setiap kilogramnya.

"Harganya murah, Mas saat ini. Ya sebenarnya kalau dihitung-hitung tidak masuk dan justru rugi, modalnya juga sudah sangat besar."

Kepala Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan (Distanhutbun) Karanganyar Supram Naryo mengatakan, jamur tanaman itu memang kerap menyerang saat kelembaban tinggi. Selain itu, banyaknya kabut yang sering terjadi pada musim kemarau juga memicu perkembangan jamur menjadi lebih cepat dibandingkan dengan biasanya.

Meski sudah banyak petani yang merugi, sampai saat ini pihaknya belum mengetahui secara pasti luasan lahan yang terserang jamur. Pihaknya masih menunggu laporan dari petugas yang berada di lapangan.

"Ya memang seperti itu, namun luasnya berapa kita belum tahu," ucapnya kepada KORAN SINDO, Jumat (4/9/2015).
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3208 seconds (0.1#10.140)