Bersama L- Project dan Art Koridor, UST Gelar International Art Exhibition di Yogya Gallery
loading...
A
A
A
YOGYAKARTA - International Art Exhibition #2 2023 diselenggarakan pada Ruang Pameran Jogja Gallery tanggal 7-14 Maret 2023. Acara tersebut digagas oleh Prodi Pendidikan Seni Rupa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta bekerjasama dengan L-Project dan Art Koridor sebagai media partner.
Tema pokok ini Social Engagement & Sustainbality yang melibatkan 15 perupa undangan luar negeri dari 12 negara (USA, Australia, Jerman, Albania, New Zealand, Jepang, Vietnam, Phillipine, Korea, Malaysia, dan Thailand), 31 undangan khusus perupa dalam negeri, 9 Dosen Prodi PSR, dan 45 peserta hasil seleksi Open Call yang masuk ke panitia sejumlah 145 perupa seluruh Indonesia.
"Kami sangat berbangga mengingat antusiasme para perupa dari dalam maupun luar negeri yang menyambut baik event penting ini yang berlangsung 3 tahun sekali. Saat ini kami memamerkan karya seni yang beragam diantaranya: seni lukis, seni grafis, seni patung, desain, kerajinan, dan video art sebagai respons terhadap issue global dalam proses kreatif," ujar Dr. Mohammmad Rusnoto Sutanto.
Dikatakan Rusnoto, isu global bagi seorang perupa menjadi bagian penting dan tak terpisahkan dalam ruang proses kreatif, karena sensibilitas estetiknya senantiasa mengeksplorasi berbagai aspek yang hidup dan tumbuh di sekitarnya.
"Is global senantiasa direfleksikan sebagai representasi potret dan spirit jiwa jaman. Kepekaaan, keterlibatan, dan rasa kepedulian sosial seorang perupa sebagai sumber inspirasi kreatif dalam eksplorasi ide yang direfleksikan melalui bahasa ungkap yang spesifik, personal, dan bernilai universal," kata Rusnoto.
Dalam dua tahun belakangan penduduk dunia tengah berada pada keterikatan emosional dan kepedulian yang sama ketika memerangi wabah virus covid-19 yang melanda seluruh kawasan di berbagai belahan dunia tanpa kecuali.
Semua kebijakan pemerintah masing-masing negara diprioritaskan untuk program penanggulangan, pencegahan, dan pemulihan kesehatan yang sangat mengancam.
Keterikatan emosi penduduk bumi tengah berada pada titik tertinggi saat itu yang kemudian berdampak pada keterpurukan perekonomian dunia secara signifikan.
Fenomena covid-19 pun mulai bergeser ke kebiasaan baru untuk hidup berdampingan dengan virus tersebut yang kemudian disusul berbagai peristiwa dunia terutama krisis pangan, issue penanggulangan resesi perekonomian dunia, dan konfik perang di kawasan Ukraina-Rusia tentu menjadi perhatian dan keprihatinan penduduk dunia.
Hal ini sangat berpengaruh pada perputaran roda perekonomian dunia yang sangat berpotensi pada krisis energi dan pangan dunia yang berdampak pada fluktuasi ekonomi dunia.
Sejumlah peristiwa ini kemudian menguatkan engagement berbagai relasi dari relasi sosial, relasi ekonomi, relasi budaya, relasi kekuasaan, dan relasi politik dunia menjadi hasrat bersama untuk menjaga keberlangsungan kehidupan yang aman, nyaman, damai, dan sejahtera.
Sustainablity menjadi fokus dunia dalam berbagai perspektif. Issue ekologis menjadi pusat perhatian dunia sebagai issue dunia untuk menjaga kelestarian alam, hayati, dan keberlangsungan ekosistem hidup untuk generasi mendatang.
Menjaga alam dari bergai kemungkinan kerusakan yang disengaja maupun faktor alam lainnya seperti keterbatasan energi fosil dengan mengubah perilaku hidup masyarakat ke dalam paradigma eksplorasi produksi dan penggunaan energi terbarukan untuk stabilitas alam semesta dari kepunahan.
Isu pemanasan global dengan peningkatan suhu ekstrem yang mencairkar jutaan kubik gunung-gunung es yang mengakibatkan cuaca ekstem, kebakaran hutan, kepunaahan hayati, dan peningatan polusi udara yang luar biasa memburuk. Penggunaan bahan ramah lingkungan juga menjadi fokus utama keberlangsungan ekosistem yang lebih aman dan sustainable.
Gerakan ini juga banyak dilakuakan para perupa dunia untuk merecycle maupun melakukan pengelolaan up-cycle dari limbah plastik dan sejenisnya. Semua bergerak dengan kesadaran lingkungan hidup demi keberlangsungan hidup manusia dan alam semesta yang lebih terjaga.
Engagement dan sustainability mampu menumbuhkan kesadaran bersama untuk melahirkan gagasan-gagasan kreatif, iniovatif, dan mendorong proses kemandirian baik secara individual maupun pada komunitas yang lebih luas.
"Melalui tema pameran ini sesungguhnya, kami mengajak para perupa internasional yang tengah memiliki kesadaran bersama bahwa kita telah berada di kawasan bumi yang sama, problematik yang sama, dan membutuhkan sikap kritis yang sama untuk memperkuat engagement dan berorientasi pada sustainability demi generasi masa depan yang berkwalitas," pungkas Rusnoto.
Tema pokok ini Social Engagement & Sustainbality yang melibatkan 15 perupa undangan luar negeri dari 12 negara (USA, Australia, Jerman, Albania, New Zealand, Jepang, Vietnam, Phillipine, Korea, Malaysia, dan Thailand), 31 undangan khusus perupa dalam negeri, 9 Dosen Prodi PSR, dan 45 peserta hasil seleksi Open Call yang masuk ke panitia sejumlah 145 perupa seluruh Indonesia.
"Kami sangat berbangga mengingat antusiasme para perupa dari dalam maupun luar negeri yang menyambut baik event penting ini yang berlangsung 3 tahun sekali. Saat ini kami memamerkan karya seni yang beragam diantaranya: seni lukis, seni grafis, seni patung, desain, kerajinan, dan video art sebagai respons terhadap issue global dalam proses kreatif," ujar Dr. Mohammmad Rusnoto Sutanto.
Dikatakan Rusnoto, isu global bagi seorang perupa menjadi bagian penting dan tak terpisahkan dalam ruang proses kreatif, karena sensibilitas estetiknya senantiasa mengeksplorasi berbagai aspek yang hidup dan tumbuh di sekitarnya.
"Is global senantiasa direfleksikan sebagai representasi potret dan spirit jiwa jaman. Kepekaaan, keterlibatan, dan rasa kepedulian sosial seorang perupa sebagai sumber inspirasi kreatif dalam eksplorasi ide yang direfleksikan melalui bahasa ungkap yang spesifik, personal, dan bernilai universal," kata Rusnoto.
Dalam dua tahun belakangan penduduk dunia tengah berada pada keterikatan emosional dan kepedulian yang sama ketika memerangi wabah virus covid-19 yang melanda seluruh kawasan di berbagai belahan dunia tanpa kecuali.
Semua kebijakan pemerintah masing-masing negara diprioritaskan untuk program penanggulangan, pencegahan, dan pemulihan kesehatan yang sangat mengancam.
Keterikatan emosi penduduk bumi tengah berada pada titik tertinggi saat itu yang kemudian berdampak pada keterpurukan perekonomian dunia secara signifikan.
Fenomena covid-19 pun mulai bergeser ke kebiasaan baru untuk hidup berdampingan dengan virus tersebut yang kemudian disusul berbagai peristiwa dunia terutama krisis pangan, issue penanggulangan resesi perekonomian dunia, dan konfik perang di kawasan Ukraina-Rusia tentu menjadi perhatian dan keprihatinan penduduk dunia.
Hal ini sangat berpengaruh pada perputaran roda perekonomian dunia yang sangat berpotensi pada krisis energi dan pangan dunia yang berdampak pada fluktuasi ekonomi dunia.
Sejumlah peristiwa ini kemudian menguatkan engagement berbagai relasi dari relasi sosial, relasi ekonomi, relasi budaya, relasi kekuasaan, dan relasi politik dunia menjadi hasrat bersama untuk menjaga keberlangsungan kehidupan yang aman, nyaman, damai, dan sejahtera.
Sustainablity menjadi fokus dunia dalam berbagai perspektif. Issue ekologis menjadi pusat perhatian dunia sebagai issue dunia untuk menjaga kelestarian alam, hayati, dan keberlangsungan ekosistem hidup untuk generasi mendatang.
Menjaga alam dari bergai kemungkinan kerusakan yang disengaja maupun faktor alam lainnya seperti keterbatasan energi fosil dengan mengubah perilaku hidup masyarakat ke dalam paradigma eksplorasi produksi dan penggunaan energi terbarukan untuk stabilitas alam semesta dari kepunahan.
Isu pemanasan global dengan peningkatan suhu ekstrem yang mencairkar jutaan kubik gunung-gunung es yang mengakibatkan cuaca ekstem, kebakaran hutan, kepunaahan hayati, dan peningatan polusi udara yang luar biasa memburuk. Penggunaan bahan ramah lingkungan juga menjadi fokus utama keberlangsungan ekosistem yang lebih aman dan sustainable.
Gerakan ini juga banyak dilakuakan para perupa dunia untuk merecycle maupun melakukan pengelolaan up-cycle dari limbah plastik dan sejenisnya. Semua bergerak dengan kesadaran lingkungan hidup demi keberlangsungan hidup manusia dan alam semesta yang lebih terjaga.
Engagement dan sustainability mampu menumbuhkan kesadaran bersama untuk melahirkan gagasan-gagasan kreatif, iniovatif, dan mendorong proses kemandirian baik secara individual maupun pada komunitas yang lebih luas.
"Melalui tema pameran ini sesungguhnya, kami mengajak para perupa internasional yang tengah memiliki kesadaran bersama bahwa kita telah berada di kawasan bumi yang sama, problematik yang sama, dan membutuhkan sikap kritis yang sama untuk memperkuat engagement dan berorientasi pada sustainability demi generasi masa depan yang berkwalitas," pungkas Rusnoto.
(nag)