Kerangka Anggota Polisi Korban Longsor Gunung Kuda Ditemukan

Jum'at, 14 Agustus 2015 - 19:28 WIB
Kerangka Anggota Polisi Korban Longsor Gunung Kuda Ditemukan
Kerangka Anggota Polisi Korban Longsor Gunung Kuda Ditemukan
A A A
CIREBON - Tulang belulang dari jenazah yang diduga Samsul Anwar, anggota polisi korban longsor pertambangan di Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jumat (14/8/2015) ditemukan.

Samsul Anwar yang merupakan warga Dukupuntang tercatat sebagai anggota Polsek Klangenan, Polres Cirebon.

Jenazah Samsul diprediksi merupakan korban terakhir dari longsor Gunung Kuda yang terjadi 26 April 2015.

Tulang belulang tersebut ditemukan operator beko yang tengah melakukan penggalian di areal pertambangan bekas longsor. Areal pertambangan yang menjadi lokasi longsor sendiri dikelola KUD Bumi Karya.

Jenazah yang diduga Samsul ditemukan tak jauh dari lokasi penemuan dua jasad sebelumnya, Edu Trihatman, warga Blok 2 Desa Cikalahang RT 02/08, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, yang ditemukan 29 Juli 2015.

Selain itu jasad M H Rohman alias Raihan (30) warga Desa Cicurug, Sukabumi, pada 8 Agustus 2015.

"Saya sedang menggali di lokasi yang dekat penemuan jasad sebelumnya. Saat itulah terlihat tulang kepala," ungkap operator beko, Raja.

Temuan itu pun langsung dilaporkannya kepada petugas Polsek Dukupuntang yang langsung menindaklanjutinya.

Kapolsek Dukupuntang AKP Sudarman mengatakan, tim identifikasi Polres Cirebon selanjutnya datang ke lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara.

"Petugas pun melakukan identifikasi pada jasad yang ditemukan. Di dekat jenazah ditemukan tas kecil dan lainnya," terangnya.

Menurutnya, operator bernama Raja itu setidaknya telah menemukan dua jenazah di sekitar lokasi longsor di tengah aktivitasnya. Berdasar hasil identifikasi awal, petugas menemukan kartu anggota atas nama Samsul Anwar.

Jenazah itu pun langsung dibawa ke kamar mayat RSUD Gunung Jati, Kota Cirebon, untuk diautopsi.

Selain kartu anggota dan tas yang bersama jenazah, petugas pun menemukan nota. Namun, pihaknya belum dapat mengungkapkan keterangan lebih jauh mengenai temuan bukti-bukti tersebut.

"Untuk kepastian jenazah ini siapa, kami tetap harus menanti hasil autopsi," tegasnya.

Baik Samsul, Edu, maupun Raihan, merupakan tiga dari enam korban longsor yang ditemukan jauh setelah peristiwa tersebut terjadi.

Selain ketiganya, para korban lain yang telah ditemukan masing-masing Tabrodi (48) warga Kabupaten Indramayu, pengemudi dumptruck, dan Maani (30) warga Palimanan, Kabupaten Cirebon, operator backhoe, yang ditemukan pasca kejadian 26 Mei, serta Edi (35) warga Bandung, yang ditemukan 4 Mei lalu.

Selama pencarian, tim penyelamat sempat kesulitan menemukan jenazah korban yang tersisa akibat medan yang berat.

Bebatuan besar menumpuk tinggi yang memicu sulitnya pencarian para korban. Selain manusia, longsor batu gunung kala itu juga menimbun dua unit backhoe maupun empat unit dump truck.

Meski kerap terjadi longsor, penambangan di areal Gunung Kuda sendiri hingga kini tetap berlangsung.

Sempat ditutup oleh Pemkab Cirebon pasca kejadian, namun kembali dibuka dengan alasan mata pencarian warga sekitar.

Area yang menjadi lokasi longsor selama ini dikelola Koperasi Unit Desa (KUD) Bumi Karya. Penambangan sendiri diperkirakan telah berlangsung sejak 2004.

Meski berizin, Pemkab Cirebon menyatakan, longsor terjadi akibat pola penambangan yang salah.

Kepala Dinas PSDAP Kabupaten Cirebon Hermawan saat itu menyebut, selain faktor alam insiden itu juga disebabkan adanya kekeliruan mekanisme penambangan.

Di lokasi kejadian, teknik penambangan yang disarankan instansi terkait justru telah diabaikan. "Cara penambangan tidak menggunakan mekanisme yang benar," tutur dia.

Seharusnya, kata dia, teknik penambangan menggunakan sistem terasering atau berundak. Penambangan dengan teknik ini 'mengupas' gunung dari bagian atas sebelum kemudian ke bawah secara bertahap, tak dilakukan secara sporadis seperti yang rata-rata digunakan para pengelola penambangan di Gunung Kuda.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4982 seconds (0.1#10.140)