Ledakan di Ponggok Blitar Sisakan Trauma Warga, Polisi Larang Lokasi Jadi Konten Media Sosial
loading...
A
A
A
BLITAR - Ledakan hebat pada Minggu (19/2/2023) tengah malam, menggemparkan warga Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar. Hampir sepekan peristiwa ledakan itu berlalu, warga di sekitar lokasi masih dihinggapi rasa trauma mendalam.
Pemandangan puing puluhan bangunan rumah sisa ledakan yang diakibatkan bubuk petasan seberat 500 kg, menimbulkan trauma berkepanjangan. Sisa kerusakan akibat ledakan yang menewaskan empat orang tersebut, hingga kini masih berserakan.
Polisi juga tidak ingin pemandangan buruk, bekas ledakan yang menimbulkan bencana sosial itu terus diproduksi sebagai konten media sosial. Karena hal itu membuat warga korban ledakan akan terus dihantui rasa trauma.
"Untuk itu, kami meminta masyarakat untuk tidak membuat konten di lokasi ledakan dan disebarkan lewat media sosial yang dapat menimbulkan efek tidak baik," ujar Kapolres Blitar Kota, AKBP Argowiyono, Jumat (24/2/2023).
Ledakan bubuk petasan itu terjadi begitu dahsyat. Getaran dan suara yang ditimbulkan telah merusak sebanyak 25 rumah warga. Bahkan, satu rumah di pusat ledakan kondisinya rata dengan tanah.
Empat korban tewas dalam ledakan maut tersebut, kondisinya sangat mengenaskan. Tubuh tiga korban tercerai berai. Ledakan juga mengakibatkan puluhan orang terluka. Menurut Argowiyono, garis polisi sudah dilepas menyusul selesainya proses penyelidikan di lokasi kejadian.
Langkah yang diambil selanjutnya adalah, membersihkan seluruh puing sisa ledakan yang masih berserakan. Untuk membersihkan puing-puing reruntuhan bangunan rumah yang rusak, Polres Blitar Kota menerjunkan sejumlah personel.
Bersama personel dari Kodim 0808, polisi dan TNI serta warga bahu-membahu membersihkan sisa kerusakan yang dinilai dapat menimbulkan rasa trauma berkepanjangan. Reruntuhan tembok, pecahan batu bata, genting dan potongan kayu, disingkirkan.
Dalam kegiatan bersih-bersih ini, Argowiyono dan Dandim 0808 Blitar, Letkol Inf. Sapto Dwi Priyono turun langsung di lokasi ledakan. "Agar tidak menimbulkan rasa traumatik terhadap keluarga korban dan warga sekitar. Semua sisa bekas bencana harus dibersihkan," terang Argowiyono.
Dengan bersihnya lokasi ledakan petasan, diharapkan tidak ada lagi pemandangan buruk yang bisa diproduksi sebagai konten media sosial. Argowiyono menilai konten media sosial akan berdampak pada trauma korban yang akan semakin panjang.
Baca Juga
Pemandangan puing puluhan bangunan rumah sisa ledakan yang diakibatkan bubuk petasan seberat 500 kg, menimbulkan trauma berkepanjangan. Sisa kerusakan akibat ledakan yang menewaskan empat orang tersebut, hingga kini masih berserakan.
Polisi juga tidak ingin pemandangan buruk, bekas ledakan yang menimbulkan bencana sosial itu terus diproduksi sebagai konten media sosial. Karena hal itu membuat warga korban ledakan akan terus dihantui rasa trauma.
"Untuk itu, kami meminta masyarakat untuk tidak membuat konten di lokasi ledakan dan disebarkan lewat media sosial yang dapat menimbulkan efek tidak baik," ujar Kapolres Blitar Kota, AKBP Argowiyono, Jumat (24/2/2023).
Ledakan bubuk petasan itu terjadi begitu dahsyat. Getaran dan suara yang ditimbulkan telah merusak sebanyak 25 rumah warga. Bahkan, satu rumah di pusat ledakan kondisinya rata dengan tanah.
Empat korban tewas dalam ledakan maut tersebut, kondisinya sangat mengenaskan. Tubuh tiga korban tercerai berai. Ledakan juga mengakibatkan puluhan orang terluka. Menurut Argowiyono, garis polisi sudah dilepas menyusul selesainya proses penyelidikan di lokasi kejadian.
Langkah yang diambil selanjutnya adalah, membersihkan seluruh puing sisa ledakan yang masih berserakan. Untuk membersihkan puing-puing reruntuhan bangunan rumah yang rusak, Polres Blitar Kota menerjunkan sejumlah personel.
Bersama personel dari Kodim 0808, polisi dan TNI serta warga bahu-membahu membersihkan sisa kerusakan yang dinilai dapat menimbulkan rasa trauma berkepanjangan. Reruntuhan tembok, pecahan batu bata, genting dan potongan kayu, disingkirkan.
Dalam kegiatan bersih-bersih ini, Argowiyono dan Dandim 0808 Blitar, Letkol Inf. Sapto Dwi Priyono turun langsung di lokasi ledakan. "Agar tidak menimbulkan rasa traumatik terhadap keluarga korban dan warga sekitar. Semua sisa bekas bencana harus dibersihkan," terang Argowiyono.
Dengan bersihnya lokasi ledakan petasan, diharapkan tidak ada lagi pemandangan buruk yang bisa diproduksi sebagai konten media sosial. Argowiyono menilai konten media sosial akan berdampak pada trauma korban yang akan semakin panjang.
(eyt)