Gandeng HEY, Kadin Jatim Target Berangkatkan 1.000 Pelajar ke Jerman

Jum'at, 24 Februari 2023 - 15:08 WIB
loading...
Gandeng HEY, Kadin Jatim...
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur (Jatim) bekerja sama dengan Habibie Education Youth (HEY) untuk mengirimkan pelajar studi di Jerman. Foto ilsutrasi
A A A
SURABAYA - Kamar Dagang dan Industri ( Kadin ) Jawa Timur (Jatim) bekerja sama dengan Habibie Education Youth (HEY) untuk mengirimkan pelajar studi di Jerman.Kadin menargetkan akan memberangkatkan sekitar 500-1.000 mahasiswa dan lulusan SMK untuk belajar dan bekerja di Jerman.

Ketua Umum Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto mengatakan, Jerman menjadi tujuan dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM) Jatim.



Sebab, program yang ditawarkan pemerintah Jerman tidak hanya agar SDM mampu bekerja tetapi juga bisa meningkatkan kualitas mereka karena akan diberi beasiswa untuk menempuh jenjang pendidikan S1 hingga S2.

"Jerman itu sama dengan Jepang, angka kelahiran sedikit. Sementara industrinya lebih banyak dibanding tenaga kerja. Nah, disana nanti mereka akan bisa belajar di universitas yang ditunjuk Kadin Jerman dan bekerja. Tiga hari bekerja, dua hari belajar," ujar Adik, Jumat (24/2/2023).

Menurut Adik, peluang ini harus diambil agar SDM Jatim semakin berdaya saing. Terlebih di Jerman mereka juga bisa bekerja. Sehingga saat pulang nanti, mereka tidak hanya membawa uang tetapi juga bisa membawa ijazah kelulusan dari Universitas Jerman.

"Kami dorong terus karena jumlah lapangan pekerjaan di Jatim tidak sebanding dengan lulusan dalam setiap tahunnya," kata Adik.

Founder Habibie Education Youth Nana Saragih yang juga menjabat sebagai Koordinator Regional Sumatra Kadin Indonesia mengatakan, program kuliah gratis dan bekerja di Jerman ini adalah kerjasama antara pengusaha dengan pemerintah Jerman atau Government to Business.

"Kampus, tempat tinggal dan pekerjaan, Habibie yang akan carikan semua. Yang harus dipersiapkan hanya harus belajar bahasa Jerman selama 6 bulan di Kadin Institute untuk menyelesaikan 36 bab materi dalam bahasa Jerman hingga mereka miliki sertifikat keahlian bahasa Jerman, Goethe," kata Nana.

Persyaratan memang tidak sama dengan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke Jerman yang tidak harus memiliki sertifikat keahlian bahasa. "Kalau TKI tidak perlu sertifikasi, tetapi kalau ingin kuliah maka pasti dibutuhkan. Misalnya, jika mau kuliah ke Amerika ya harus punya Toefl. Maka jika mau belajar ke Jerman ya harus punya Goethe," katanya.

Dan ini harus mereka tanggung sendiri, termasuk biaya ujian Goethe, visa, pencarian tempat tinggal, kampus, penterjemah, sekolah kepribadian dengan perkiraan biaya Rp35 juta.

"Itu sudah termasuk semuanya. Tetapi yang perlu diketahui adalah ketika mereka sudah sampai disana, seluruh biaya gratis. Mulai dari biaya hidup hingga belajar. Bahkan meraka akan mendapatkan upah," imbuh Nana.
(don)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1383 seconds (0.1#10.140)