Waspada Bahaya Jejak Digital, Masyarakat Harus Bijak Bermain Media Sosial

Rabu, 22 Februari 2023 - 20:59 WIB
loading...
Waspada Bahaya Jejak Digital, Masyarakat Harus Bijak Bermain Media Sosial
Kominfo bersama Komisi I DPR RI menyelenggarkan webinar Ngobrol Bareng Legislator (NGOBRAS) dengan tema Melindungi Rekam Jejak Digital pada 22 Februari 2023.
A A A
BANDUNG - Berselancar di dunia maya sedikit berbeda dengan di dunia nyata. Di dunia maya, seseorang biasanya tidak dapat menghapus jejak atau aktivitas yang ia lakukan di internet.

Hal inilah yang disebut rekam jejak digital. Data rekam jejak digital inilah yang dapat menjadi pisau bermata dua. Maka dari itu, masyarakat perlu menjaga dan mengelola rekam jejak digitalnya.

Dengan latar belakang itu, Kominfo bersama Komisi I DPR RI menyelenggarkan webinar Ngobrol Bareng Legislator (NGOBRAS) dengan tema “Melindungi Rekam Jejak Digital” pada 22 Februari 2023. Kegiatan ini dibuka oleh Dirjen Aptika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan.

Ketua Umum RTIK Indonesia Fajar Eri Dianto menyebutkan rekam jejak prilaku sopan santun telah dibangun sebelum dunia digital hadir di Indonesia. Tetapi, masyarakat digital saat ini sayangnya dicap sebagai netizen tidak sopan se-Asia Tenggara.

Ia menjelaskan semua aktivitas internet kita dapat terekam tanpa bisa dihapus. Dari mulai postingan media sosial, pencarian di mesin pencari, tontonan youtube, gim, musik, hingga aplikasi lainnya.

Anggota DPR RI Subarna menjelaskan jejak digital dapat disalahgunakan oleh sejumlah oknum. “Jejak digital yang berisi data pribadi rawan digunakan untuk disalahgunakan,” ujar Subarna, Rabu (22/02/2023).

Senior Account Manager Telkomsat Widy Sulistianto menjelaskan jejak internet dapat berdampak positif dan negatif. Ia dapat menjadi personal branding, tetapi juga dapat menjadi ancaman dan kerugian terhadap pribadi.

Dengan membangun pesona branding, pengguna mendapatkan sejumlah keuntungan: meningatkan kredibilitas, membangun kepercayaan diri, menemukan relasi dan memperluas jaringan, serta menciptakan berbagai peluang.

Sayangnya, menurutnya 89% masyarakat masih belum paham akan perlunya menjaga rekam jejak di internet. Hal ini tentu menimbulkan celah ancaman digital tersendiri, seperti kebocoran data, penggunaan wifi publik, pemakaian sandi yang buruk, dan penipuan melalui iklan Oleh karena itu, Widy Sulistianto memaparkan empat upaya perlindungan data pribadi: menggunakan jaringan Wi-Fi yang aman, memperkuat keamanan akun, mengindari phising, dan memperbaharui aplikasi dan menggunakan kunci pada layar smartphone. “Harus memiliki kemampuan agar terhindari dari ancaman digital,” jelasnya.

Melengkapi paparan Widy Sulistianto, Fajar Eri Dianto menuturkan menjaga rekam jejak digital dapat dilakukan dengan meningatkan kemampuan literasi digital. Lebih lanjut, ia menjelaskan ada empat pilar dari literasi digital: digital skills, digital safety, digital ethics, dan digital culture.

“Dengan empat pilar literasi digital ini, kita dapat menciptakan rekam jejak digital yang positif,” jelasnya.

Sebaliknya pula, ia mengungkapkan mereka yang tidak menerapkan empat pilar literasi digital dapat membuat rekam jejak digital yang negatif. Untuk menyimpulkan pemparannnya, ia menjelaskan teknologi digital yang ada harus bisa dimanfaatkan oleh generasi bangsa sebagai upaya bersama membangun rekam jejak digital bangsa yang positif.

Untuk bisa terus mendapatkan informasi ter-up to date mengenai kegiatan Zoom Bareng dan kegiatan seru lainnya, dapat dilihat di info.literasidigital. atau follow media sosial Literasi Digital Kominfo.
(nag)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1348 seconds (0.1#10.140)