Tuding Banyak Pungli, Ratusan Pelajar SMA di Muba Gelar Demo
loading...
A
A
A
MUSI BANYUASIN - Ratusan pelajar SMA Negeri 2 di Kelurahan Mangun Jaya, Kecamatan Babat Toman, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) menggelar aksi unjuk rasa di halaman sekolah, Selasa (14/2/2023). Aksi itu sebagai bentuk protes atas dugaan adanya pungutan liar dari pihak sekolah.
Bahkan, aksi ratusan siswa ini juga diwarnai dengan merusak fasilitas sekolah dengan memecahkan kaca jendela sekolah.
Mereka menuding, Kepala Sekolah mengeluarkan yang diduga melakukan pungutan yang memberatkan siswa, mulai dari SPP, uang baju hingga uang perpisahan yang dilakukan pihak sekolah terhadap siswa.
Di sela aksi, IS (17), seorang siswa mengatakan bahwa mereka menggelar aksi lantaran banyaknya pungutan yang di lakukan oleh pihak sekolah.
"Masalah pungutan, kami menolak banyaknya pungutan, mulai dari SPP sampai uang perpisahan," ungkapnya, Selasa (14/2/2023).
Diungkapkan IS, pihak sekolah mewajibkan seluruh siswa membayar uang perpisahan dengan jumlah bervariasi, mulai dari Rp60 ribu per siswa. Tidak hanya itu, uang baju pun wajib dibayarkan.
"Uang perpisahan wajib dilunasi bulan 3, sementara acaranya kan masih lama dan semua siswa wajib untuk membayar uang perpisahan. Kami Ini bukan semuanya dari keluarga mampu, pakaian bekas kakak kami yang sudah tamat seharusnya bisa kami gunakan tanpa harus membeli, pihak sekolah tetap mewajibkan kami untuk membeli makanya kami protes," katanya.
Sementara itu, salah satu guru yang ditemui di lokasi mengatakan, DirinyA tidak tahu pasti terkait aksi demo siswa tersebut. Ia mengaku tengah berada di ruangan ketika aksi tersebut berlangsung.
"Tidak tahu pasti pak, tiba tiba sudah ramai," ujarnya.
Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Babat Toman, Umzah yang sebelumnya juga pernah didemo siswanya juga terkait pungutan sewaktu menjabat kepala Sekolah SMA 4 Sekayu tersebut ketika dihubungi via telepon tidak merespons.
Bahkan, aksi ratusan siswa ini juga diwarnai dengan merusak fasilitas sekolah dengan memecahkan kaca jendela sekolah.
Mereka menuding, Kepala Sekolah mengeluarkan yang diduga melakukan pungutan yang memberatkan siswa, mulai dari SPP, uang baju hingga uang perpisahan yang dilakukan pihak sekolah terhadap siswa.
Di sela aksi, IS (17), seorang siswa mengatakan bahwa mereka menggelar aksi lantaran banyaknya pungutan yang di lakukan oleh pihak sekolah.
"Masalah pungutan, kami menolak banyaknya pungutan, mulai dari SPP sampai uang perpisahan," ungkapnya, Selasa (14/2/2023).
Diungkapkan IS, pihak sekolah mewajibkan seluruh siswa membayar uang perpisahan dengan jumlah bervariasi, mulai dari Rp60 ribu per siswa. Tidak hanya itu, uang baju pun wajib dibayarkan.
"Uang perpisahan wajib dilunasi bulan 3, sementara acaranya kan masih lama dan semua siswa wajib untuk membayar uang perpisahan. Kami Ini bukan semuanya dari keluarga mampu, pakaian bekas kakak kami yang sudah tamat seharusnya bisa kami gunakan tanpa harus membeli, pihak sekolah tetap mewajibkan kami untuk membeli makanya kami protes," katanya.
Sementara itu, salah satu guru yang ditemui di lokasi mengatakan, DirinyA tidak tahu pasti terkait aksi demo siswa tersebut. Ia mengaku tengah berada di ruangan ketika aksi tersebut berlangsung.
"Tidak tahu pasti pak, tiba tiba sudah ramai," ujarnya.
Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Babat Toman, Umzah yang sebelumnya juga pernah didemo siswanya juga terkait pungutan sewaktu menjabat kepala Sekolah SMA 4 Sekayu tersebut ketika dihubungi via telepon tidak merespons.
(nic)