Densus 88 Geledah Eks Kediaman Terduga Teroris di Palembang
loading...
A
A
A
PALEMBANG - Sejumlah personel Detasemen Khusus 88 (Densus 88) melakukan penggeledahan di salah satu rumah bekas tempat tinggal dari terduga teroris, IR, yang pekan lalu ditangkap di wilayah Lampung Selatan.
Rumah yang digeledah dari salah satu terduga teroris tersebut berada di Perumahan Tanjung Barangan Asri, Kelurahan Bukit Baru, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang.
Terlihat ada lebih dari 10 personel Densus 88 yang datang dengan mengendarai dua mobil pelat Jawa Barat, serta personel tersebut mengenakan glove penutup wajah yang masuk ke rumah yang sempat ditinggali oleh IR.
Dari pantauan di lapangan, selain kendaraan yang dibawa oleh personel Densus 88, ada satu unit kendaraan Daihatsu hitam dengan nomor polisi asal Lampung BE yang terparkir tepat di depan rumah yang sempat ditinggali terduga teroris berinisial IR.
Selain personel Densus 88 yang melakukan penggeledahan, di dalam rumah terduga teroris IR juga terlihat ada enam orang terdiri dari dua pria dewasa, dua wanita dewasa, satu wanita muda dan satu anak kecil laki-laki, yang disinyalir masih merupakan keluarga dari IR.
Belum diketahui barang bukti yang tengah dicari oleh personel Densus 88 di rumah yang sempat di tinggali oleh IR.
Informasi yang didapat, sebelum personel Densus 88 melakukan penggeledahan di perumahan Tanjung Barangan Asri, beberapa hari lalu Densus 88 juga sempat melakukan penggeledahan rumah terduga IR yang berada di Desa Pulau Rimau, Banyuasin.
Sementara itu, penggeledahan yang dilakukan Densus 88 di perumahan Tanjung Barangan Asri, dibenarkan oleh Ketua RT setempat, Hasan.
"Iya, benar anggota Densus 88 mendatangi komplek kami untuk melakukan penggeledahan di rumah yang dulunya ditempati IR," ujar Hasan, Selasa (14/2/2023).
Diberitakan sebelumnya, sebanyak enam orang terduga teroris dari kelompok Jamaah Islamiyah asal Sumatera Selatan (Sumsel) ditangkap. Keenam terduga teroris itu ditangkap di wilayah berbeda-beda, yakni di Lampung, Sumatera Selatan, Cirebon (Jawa Barat), dan Jakarta.
Juru bicara Densus 88 Antiteror Polri, Komisaris Besar Polisi Aswin Siregar menjelaskan, proses penangkapan para terduga teroris itu dilakukan sejak Selasa (7/2/2023) lalu, sekitar pukul 07.10 WIB, dimulai dengan penangkapan satu terduga berinisial J di Kota Palembang, Sumsel.
Besoknya, Rabu (8/2/2023) pukul 01.45 WIB, dilanjutkan dengan penangkapan tiga orang terduga jarinya teroris di wilayah Lampung, yakni inisial IR, LS alias Toni dan AF alias Burhan.
Pada hari yang sama sekitar pukul 06.55 WIB, personel Densus melakukan penangkapan di wilayah Cirebon (Jawa Barat) dan Jakarta masing-masing terduga inisial ATS dan A alias B alias Boem.
Meski ditangkap di beberapa wilayah yang berbeda, Aswin mengatakan keenam tersangka itu merupakan satu jaringan kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI).
"Semua tersangka merupakan jaringan JI Sumsel," kata Aswin.
Menurutnya, seluruh tersangka terlibat dalam menyembunyikan, mengamankan atau melindungi para pelarian atau buronan yang masuk daftar pencarian orang (DPO) atau matlubin kasus tindak pidana terorisme.
"Selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan awal oleh tim penyidik investigasi dan tim interogator," jelasnya.
Rumah yang digeledah dari salah satu terduga teroris tersebut berada di Perumahan Tanjung Barangan Asri, Kelurahan Bukit Baru, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang.
Terlihat ada lebih dari 10 personel Densus 88 yang datang dengan mengendarai dua mobil pelat Jawa Barat, serta personel tersebut mengenakan glove penutup wajah yang masuk ke rumah yang sempat ditinggali oleh IR.
Dari pantauan di lapangan, selain kendaraan yang dibawa oleh personel Densus 88, ada satu unit kendaraan Daihatsu hitam dengan nomor polisi asal Lampung BE yang terparkir tepat di depan rumah yang sempat ditinggali terduga teroris berinisial IR.
Selain personel Densus 88 yang melakukan penggeledahan, di dalam rumah terduga teroris IR juga terlihat ada enam orang terdiri dari dua pria dewasa, dua wanita dewasa, satu wanita muda dan satu anak kecil laki-laki, yang disinyalir masih merupakan keluarga dari IR.
Belum diketahui barang bukti yang tengah dicari oleh personel Densus 88 di rumah yang sempat di tinggali oleh IR.
Informasi yang didapat, sebelum personel Densus 88 melakukan penggeledahan di perumahan Tanjung Barangan Asri, beberapa hari lalu Densus 88 juga sempat melakukan penggeledahan rumah terduga IR yang berada di Desa Pulau Rimau, Banyuasin.
Sementara itu, penggeledahan yang dilakukan Densus 88 di perumahan Tanjung Barangan Asri, dibenarkan oleh Ketua RT setempat, Hasan.
"Iya, benar anggota Densus 88 mendatangi komplek kami untuk melakukan penggeledahan di rumah yang dulunya ditempati IR," ujar Hasan, Selasa (14/2/2023).
Diberitakan sebelumnya, sebanyak enam orang terduga teroris dari kelompok Jamaah Islamiyah asal Sumatera Selatan (Sumsel) ditangkap. Keenam terduga teroris itu ditangkap di wilayah berbeda-beda, yakni di Lampung, Sumatera Selatan, Cirebon (Jawa Barat), dan Jakarta.
Juru bicara Densus 88 Antiteror Polri, Komisaris Besar Polisi Aswin Siregar menjelaskan, proses penangkapan para terduga teroris itu dilakukan sejak Selasa (7/2/2023) lalu, sekitar pukul 07.10 WIB, dimulai dengan penangkapan satu terduga berinisial J di Kota Palembang, Sumsel.
Besoknya, Rabu (8/2/2023) pukul 01.45 WIB, dilanjutkan dengan penangkapan tiga orang terduga jarinya teroris di wilayah Lampung, yakni inisial IR, LS alias Toni dan AF alias Burhan.
Pada hari yang sama sekitar pukul 06.55 WIB, personel Densus melakukan penangkapan di wilayah Cirebon (Jawa Barat) dan Jakarta masing-masing terduga inisial ATS dan A alias B alias Boem.
Meski ditangkap di beberapa wilayah yang berbeda, Aswin mengatakan keenam tersangka itu merupakan satu jaringan kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI).
"Semua tersangka merupakan jaringan JI Sumsel," kata Aswin.
Menurutnya, seluruh tersangka terlibat dalam menyembunyikan, mengamankan atau melindungi para pelarian atau buronan yang masuk daftar pencarian orang (DPO) atau matlubin kasus tindak pidana terorisme.
"Selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan awal oleh tim penyidik investigasi dan tim interogator," jelasnya.
(san)