Alat Kelamin Gadis Pasien Operasi Usus Buntu Bernanah, Diduga Jadi Korban Malapraktik
loading...
A
A
A
PALEMBANG - Seorang gadis pasien operasi usus buntu di salah satu rumah sakit di Kota Palembang, Sumatera Selatan, diduga menjadi korban malpraktik. Pasalnya, bekas luka operasi mengalami pembengkakan dan bernanah hingga ke alat kelaminnya.
Merasa telah menjadi korban malpraktik, keluarga pasien berinisial CY (14) didampingin tim kuasa hukumnya, akhirnya melayangkan somasi ke rumah sakit di Kota Palembang, tempat dilaksanakan operasi usu buntu tersebut.
Saat ini CY yang diduga menjadi korban malpraktik, masih terbaring lemah di rumah sakit tersebut. Dia harus menjalani operasi ulang, setelah operasi pertama untuk mengangkat usus buntu mengalami masalah.
Ibu CY, Ana mengaku, dugaan malpraktik itu muncul karena usai operasi pertama, luka bekas operasi mengeluarkan cairan berbau dan mengalami pembengkakan hingga ke bagian alat kelamin.
"Awalnya, anak kami itu mengalami sakit perut disertai muntah hingga tidak bisa tidur. Akhirnya kami bawa ke rumah sakit pada Minggu (29/1/2023). Hasil pemeriksaan, anak saya didiagnosa mengalami usus buntu sehingga harus dioperasi dan menjalani rawat inap," ungkap Ana.
Sebelum dilakukan operasi, rumah sakit melakukan swab dan hasilnya dinyatakan positif Covid-19, sehingga operasi usus buntu baru bisa dilakukan pada Senin (30/1/2023). Operasi dilaksanakan pada subuh, dan baru selesai sekitar pukul 09.00 WIB.
Untuk pemulihan pasca operasi, CY menjalani rawat inap selama dua hari, yakni hingga Rabu (1/2/2023). Pada Kamis (2/2/2023) perban operasi dibuka untuk diganti perban baru. Ana menyebut, luka operasi terlihat bagus dan tidak ada masalah.
Dia menyebut, luka operasi yang dijahit hanya di bagian dalam, sedangkan di bagian luar hanya dipasang lem dan perban. Saat itu kondisi CY membaik, sehingga dipersilahkan untuk pulang dan menjalani rawat jalan pada Jumat (3/2/2023).
Saat akan pulang, pada Jumat (3/2/2023), perban untuk menutup luka bekas operasi kembali diganti, namun tiba-tiba keluar nanah dari bekas operasi, dan dokter mengatakan tidak masalah karena bisa berobat jalan melalui poli.
"Sesampai di rumah, nanah terus keluar dari bekas operasi dan mulai menimbulkan aroma tak sedap. Sua hari di rumah, cairan nanah semakin banyak dan terjadi pembengkakan hingga kebagian alat kelamin," tutur Ana.
Akhirnya, pada Minggu (6/2/2023) siang, CY kembali dibawa ke UGD rumah sakit tersebut, untuk mendapat penanggulangan tindakan medis. Saat itu, Ana mendengar dokter menyebut ada sedikit pecah pada bagian ususnya, dan dilakukan operasi ulang pada Selasa (8/2/2023).
Kuasa hukum CY, Machdum Satria mengatakan, diduga ada malpraktik dari pihak rumah sakit, hingga mengakibatkan pasien harus menjalani operasi ulang. "Somasi telah disampaikan kepada pihak rumah sakit, dan sudah diterima, namun belum ada jawaban. Tidak menutup kemungkinan akan dibawa kepihak yang berwajib," tegasnya.
Lihat Juga: Dapat Nomor Urut 1, Fitrianti-Nandriani Beberkan Visi Misi dan Optimistis Menang di Pilkada Palembang
Baca Juga
Merasa telah menjadi korban malpraktik, keluarga pasien berinisial CY (14) didampingin tim kuasa hukumnya, akhirnya melayangkan somasi ke rumah sakit di Kota Palembang, tempat dilaksanakan operasi usu buntu tersebut.
Saat ini CY yang diduga menjadi korban malpraktik, masih terbaring lemah di rumah sakit tersebut. Dia harus menjalani operasi ulang, setelah operasi pertama untuk mengangkat usus buntu mengalami masalah.
Ibu CY, Ana mengaku, dugaan malpraktik itu muncul karena usai operasi pertama, luka bekas operasi mengeluarkan cairan berbau dan mengalami pembengkakan hingga ke bagian alat kelamin.
"Awalnya, anak kami itu mengalami sakit perut disertai muntah hingga tidak bisa tidur. Akhirnya kami bawa ke rumah sakit pada Minggu (29/1/2023). Hasil pemeriksaan, anak saya didiagnosa mengalami usus buntu sehingga harus dioperasi dan menjalani rawat inap," ungkap Ana.
Sebelum dilakukan operasi, rumah sakit melakukan swab dan hasilnya dinyatakan positif Covid-19, sehingga operasi usus buntu baru bisa dilakukan pada Senin (30/1/2023). Operasi dilaksanakan pada subuh, dan baru selesai sekitar pukul 09.00 WIB.
Untuk pemulihan pasca operasi, CY menjalani rawat inap selama dua hari, yakni hingga Rabu (1/2/2023). Pada Kamis (2/2/2023) perban operasi dibuka untuk diganti perban baru. Ana menyebut, luka operasi terlihat bagus dan tidak ada masalah.
Dia menyebut, luka operasi yang dijahit hanya di bagian dalam, sedangkan di bagian luar hanya dipasang lem dan perban. Saat itu kondisi CY membaik, sehingga dipersilahkan untuk pulang dan menjalani rawat jalan pada Jumat (3/2/2023).
Saat akan pulang, pada Jumat (3/2/2023), perban untuk menutup luka bekas operasi kembali diganti, namun tiba-tiba keluar nanah dari bekas operasi, dan dokter mengatakan tidak masalah karena bisa berobat jalan melalui poli.
"Sesampai di rumah, nanah terus keluar dari bekas operasi dan mulai menimbulkan aroma tak sedap. Sua hari di rumah, cairan nanah semakin banyak dan terjadi pembengkakan hingga kebagian alat kelamin," tutur Ana.
Akhirnya, pada Minggu (6/2/2023) siang, CY kembali dibawa ke UGD rumah sakit tersebut, untuk mendapat penanggulangan tindakan medis. Saat itu, Ana mendengar dokter menyebut ada sedikit pecah pada bagian ususnya, dan dilakukan operasi ulang pada Selasa (8/2/2023).
Kuasa hukum CY, Machdum Satria mengatakan, diduga ada malpraktik dari pihak rumah sakit, hingga mengakibatkan pasien harus menjalani operasi ulang. "Somasi telah disampaikan kepada pihak rumah sakit, dan sudah diterima, namun belum ada jawaban. Tidak menutup kemungkinan akan dibawa kepihak yang berwajib," tegasnya.
Lihat Juga: Dapat Nomor Urut 1, Fitrianti-Nandriani Beberkan Visi Misi dan Optimistis Menang di Pilkada Palembang
(eyt)