Adnan Tumanggor, Jawara Mengaji Asal Panti Asuhan

Minggu, 28 Juni 2015 - 10:54 WIB
Adnan Tumanggor, Jawara...
Adnan Tumanggor, Jawara Mengaji Asal Panti Asuhan
A A A
Wakil Presiden Indonesia Boediono dan Menteri Agama Suryadarma Ali terkesima mendengarkan suara Adnan Tumanggor, Qori Cilik asal Sumatera Utara (Sumut) saat penutupan MTQ Nasional ke-25 di Batam, Kepulauan Riau, Juni 2014.

Kala itu, qori cilik berusia 12 tahun ini membacakan Surah Al-Haaj ayat 11-13. Bacaannya yang fasih serta suaranya yang melengking dan menggetarkan hati membuat semua yang hadir, termasuk kedua tokoh tadi tak bergerak hingga Adnan menuntaskan bacaannya. Begitu Adnan selesai membaca ayat suci Alquran tersebut, tepuk tangan meriah dari ribuan pengunjung membuat acara itu meriah.

Pada MTQ Nasional ke-25 itu, Adnan mencatatkan tinta emas atas prestasinya. Dia menjadi juara terbaik 1 MTQ Nasional kategori anak-anak. Tak ayal, dengan prestasinya di tingkat nasional tersebut, nama Adnan melambung tinggi seantero Indonesia. Dialah qori cilik yang membawa nama Sumatera Utara harum di tingkat nasional.

“Saya sudah terbiasa membaca Alquran sejak masih kecil, hampir setiap hari belajar membaca Alquran. Belajar, belajar, dan terus belajar bahkan bisa dikatakan menghabiskan waktu untuk belajar bagaimana membaca Alquran yang baik,” kata Adnan kepada KORAN SINDO MEDAN , Jumat (26/6). Adnan bukanlah anak yang terlahir dari keluarga mampu.

Dia juga dibesarkan di Panti Asuhan Ismailiyah, Medan. Sejak kecil hingga sekarang berusia 12 tahun, Adnan tinggal dan besar di panti tersebut. Namun, sejak berusia 4 tahun, bakat mengaji serta suaranya yang merdu sudah terlihat pada diri bocah asal Pakpak Bharat ini. Berkat bakatnya yang luar biasa itu jugalah, dia mampu menjadi juara terbaik tingkat nasional.

Setidaknya, bocah ajaib ini bisa mengalahkan 32 perwakilan dari masing-masing provinsi se-Indonesia. “Intinya harus optimis dan percaya diri. Saya besar di panti asuhan, namun kondisi itu tidak membuat saya untuk tidak percaya diri. Tidak membuat saya untuk takut bersaing dengan orang-orang yang mungkin lebih dari saya. Yang terpenting harus belajar, belajar, dan terus belajar,” tandas Adnan.

Adnan memang seorang anak yang sederhana. Dia banyak dibantu dan didukung oleh abangnya, Aswin. Orang tuanya yang berprofesi sebagai petani tak mampu memenuhi kebutuhan mereka sehingga sejak kecil dia harus tinggal di panti asuhan. Dibalik itu, Adnan memiliki impian yang sangat tinggi.

Dia tidak hanya puas dengan prestasinya di tingkat nasional. Qori cilik ini bertekad menjadi yang terbaik di tingkat internasional. Meski dia sadar untuk menggapai itu bukanlah hal yang mudah. “Saya optimis saja, Bang. Jika di tingkat nasional bisa, mengapa tidak bisa di tingkat internasional. Tentu butuh perjuangan yang kuat, berdoa dan jauhkan sifat sombong,” ucapnya merendah.

Di usianya yang belia ini, Adnan memang sudah bergelimang prestasi. Berkat kegigihannya, dia juga sering memenangkan perlombaan membaca Alquran di tingkat daerah. Untuk Kota Medan, pada MTQ ke-47 tahun lalu, Adnan juga menjadi juara terbaik tingkat anak-anak. Koleksi piala, piagam, dan penghargaan dalam bentuk lainnya kini menghiasi lemari hias sebagai support dirinya untuk meraih prestasi demi prestasi di masa mendatang.

PANGGABEAN HASIBUAN
Medan
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1303 seconds (0.1#10.140)