Asyiknya Belajar Membuat Wayang di Sobokarti
A
A
A
Suasana Gedung Kesenian Sobokarti yang terletak di Jalan Dr Cipto Kota Semarang terlihat ramai, kemarin. Puluhan remaja dari berbagai kalangan sibuk melakukan beragam aktivitas yang digelar dalam kegiatan bertajuk Sangkar Seni 2015.
Salah satu kegiatan yang digandrungi peserta adalah workshoppembuatan wayang. Puluhan peserta baik dari mahasiswa, pelajar, komunitas Denok- Kenang Semarang serta beberapa mahasiswa asing antusias mengikuti acara itu. Dalam workshopyang dipandu oleh seniman wayang Sobokarti tersebut, peserta diajari cara membuat wayang dari awal. Mulai dari menggambar sketsa di atas karton, memotong, mewarnai hingga membuat detil-detil tokoh pewayangan.
“Saya sangat tertarik dengan kegiatan ini. Sebab selama ini saya hanya melihat wayang saat pertunjukan atau di televisi. Dalam kesempatan ini, saya diajak mengenal lebih dekat tentang wayang sekaligus diajari cara membuatnya,” kata salah satu peserta, Irene Rachmitasari. Menurut warga Kedungmundu Kota Semarang ini, membuat wayang bukan hal yang mudah dilakukan. Dibutuhkan pengalaman mendalam tentang ilmu pewayangan, ketelatenan serta keseriusan dalam membuat setiap tokoh wayang.
“Saya kesulitan saat mewarnai tokoh pewayangan. Karena katanya warna juga memiliki bermacam arti dalam dunia pewayangan. Sehingga harus benar- benar paham tentang tokoh yang kita buat,” imbuhnya. Ketua panitia kegiatan, Victorius Paskah mengatakan, kegiatan Ndamel Wayang (membuat wayang) tersebut merupakan satu dari rangkaian kegiatan Sangkar Seni 2015 yang diselenggarakan Mahasiswa FISIP Undip Semarang.
“Kegiatan sudah kami mulai sejak Jumat (5/6) lalu. Berbagai kegiatan kami selenggarakan, yakni pameran kesenian berupa lukisan, foto jaman dahulu dan kegiatan workshop pembuatan wayang serta bermain gamelan. Puncaknya adalah pentas pertunjukan kesenian tradisional nanti malam (kemarin malam) dengan menghadirkan berbagai kesenian seperti tari, wayang dan sebagainya,” kata dia.
Berbagai kegiatan tersebut, lanjut Victorius dilakukan sebagai bentuk menumbuhkan kesadaran akan pentingya kontribusi pemuda terhadap eksistensi kesenian tradisional di Kota Semarang. Selain itu, juga untuk mengenalkan gedung kesenian Sobokarti kepada masyarakat. “Selama ini keberadaan Sobokarti seolah terlupakan oleh masyarakat luas. Oleh karena itu, kami menggelar berbagai kegiatan di sini untuk membrandingkembali gedung kesenian yang memiliki sejarah tinggi di Kota Semarang ini,” imbuhnya.
Dari kegiatan tersebut lanjut Victorius, diharapkan akan tumbuh kesadaran masyarakat khususnya generasi muda terhadap kesenian tradisional. Sebab menurutnya, kesenian tradisional bukanlah sesuatu yang tua atau kuno, melainkan sesuatu yang harus dijaga kelestariannya.
“Dengan mengajak masyarakat khususnya generasi muda mengenal budaya tradisi, diharapkan mereka akan mencintai kesenian luhur ini. Sehingga ke depan, para generasi muda itu akan aktiv dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan tradisional,” pungkasnya.
Andika Prabowo
Semarang
Salah satu kegiatan yang digandrungi peserta adalah workshoppembuatan wayang. Puluhan peserta baik dari mahasiswa, pelajar, komunitas Denok- Kenang Semarang serta beberapa mahasiswa asing antusias mengikuti acara itu. Dalam workshopyang dipandu oleh seniman wayang Sobokarti tersebut, peserta diajari cara membuat wayang dari awal. Mulai dari menggambar sketsa di atas karton, memotong, mewarnai hingga membuat detil-detil tokoh pewayangan.
“Saya sangat tertarik dengan kegiatan ini. Sebab selama ini saya hanya melihat wayang saat pertunjukan atau di televisi. Dalam kesempatan ini, saya diajak mengenal lebih dekat tentang wayang sekaligus diajari cara membuatnya,” kata salah satu peserta, Irene Rachmitasari. Menurut warga Kedungmundu Kota Semarang ini, membuat wayang bukan hal yang mudah dilakukan. Dibutuhkan pengalaman mendalam tentang ilmu pewayangan, ketelatenan serta keseriusan dalam membuat setiap tokoh wayang.
“Saya kesulitan saat mewarnai tokoh pewayangan. Karena katanya warna juga memiliki bermacam arti dalam dunia pewayangan. Sehingga harus benar- benar paham tentang tokoh yang kita buat,” imbuhnya. Ketua panitia kegiatan, Victorius Paskah mengatakan, kegiatan Ndamel Wayang (membuat wayang) tersebut merupakan satu dari rangkaian kegiatan Sangkar Seni 2015 yang diselenggarakan Mahasiswa FISIP Undip Semarang.
“Kegiatan sudah kami mulai sejak Jumat (5/6) lalu. Berbagai kegiatan kami selenggarakan, yakni pameran kesenian berupa lukisan, foto jaman dahulu dan kegiatan workshop pembuatan wayang serta bermain gamelan. Puncaknya adalah pentas pertunjukan kesenian tradisional nanti malam (kemarin malam) dengan menghadirkan berbagai kesenian seperti tari, wayang dan sebagainya,” kata dia.
Berbagai kegiatan tersebut, lanjut Victorius dilakukan sebagai bentuk menumbuhkan kesadaran akan pentingya kontribusi pemuda terhadap eksistensi kesenian tradisional di Kota Semarang. Selain itu, juga untuk mengenalkan gedung kesenian Sobokarti kepada masyarakat. “Selama ini keberadaan Sobokarti seolah terlupakan oleh masyarakat luas. Oleh karena itu, kami menggelar berbagai kegiatan di sini untuk membrandingkembali gedung kesenian yang memiliki sejarah tinggi di Kota Semarang ini,” imbuhnya.
Dari kegiatan tersebut lanjut Victorius, diharapkan akan tumbuh kesadaran masyarakat khususnya generasi muda terhadap kesenian tradisional. Sebab menurutnya, kesenian tradisional bukanlah sesuatu yang tua atau kuno, melainkan sesuatu yang harus dijaga kelestariannya.
“Dengan mengajak masyarakat khususnya generasi muda mengenal budaya tradisi, diharapkan mereka akan mencintai kesenian luhur ini. Sehingga ke depan, para generasi muda itu akan aktiv dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan tradisional,” pungkasnya.
Andika Prabowo
Semarang
(ars)