Silaturahmi ke Pesantren Fadhlul Fadhlan Semarang, Sandiaga Uno Diteriaki Presiden!
loading...
A
A
A
SEMARANG - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno diteriaki Presiden saat berkunjung ke Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan. Pesantren ini berada di Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Momen itu terjadi saat Sandiaga naik podium dalam acara Halaqah Pengasuh Pondok Pesantren dan Pengajian Akbar Mar’ah Sholehah Jawa Tengah.
Ketika itu Sandiaga menjelaskan tentang ekonomi kreatif berbasis pesantren yang potensial berkembang termasuk menyebut bahwa pesantren juga berpotensi melahirkan pemimpin bangsa. Sandi mencontohkan salah satunya Gus Dur, Presiden ke-4 Republik Indonesia yang berangkat dari pendidikan pesantren.
Para peserta pengajian itu yang mayoritas ibu-ibu, tiba-tiba meneriaki “Presiden! Presiden!” kepada Sandiaga Uno.
Begitupun saat Pengasuh Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan, K.H. Fadlolan Musyaffa naik podium.
“Pak Sandi itu kan calon Presiden, jare (kata) ibu-ibu. Pak Sandiaga Uno itu di periode yang lama itu sudah menjadi calon Wakil Presiden, nek kepingin dadi yo nganggo klambi ijo mrene (kalau mau jadi ya pakai baju hijau ke sini),” kata Fadlolan yang diketahui kenyang pengalaman sekolah di Al Azhar, Kairo, Mesir itu, Sabtu (28/1/2023).
Dia melanjutkan, Sandiaga Uno sebagai sosok yang komplit memimpin bangsa ini.
“Biasane nek coblosan, ibu-ibu golek sing ngganteng, Pak Sandi yo ngganteng. Pak Sandi yo sugih, tajir, pinter. Ibu-ibu ikut seneng. Ora trimo gelar akademik, urusan ekonomi, dalil hadist yo cetho. (Biasanya kalau pencoblosan, ibu-ibu cari yang ganteng. Pak Sandi ya ganteng, Pak Sandi ya kaya, pintar. Ibu-ibu senang. Tidak hanya gelar akademik, urusan ekonomi, urusan dalil dan hadist juga bisa),” lanjut Fadlolan yang juga tercatat sebagai Staf Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kairo (Mesir) 1997 - 1999 itu.
Menurutnya, negara Indonesia saat ini dalam keadaan luar biasa membingungkan. Negara banyak orang pintar, namun sedikit orang alim. Dia berharap banyak pemimpin yang alim, tidak hanya pintar.
“Wong alim iku mesti pinter (orang alim itu pasti pintar). Di pesantren ini kita bentuk karakter seperti Pak Sandi ini. Tiap hari diajari berbahasa Arab dan Inggris. Jadi daily activity in english,” lanjut Fadlolan.
Respons PPP
Sementara itu, Sekretaris Jenderal DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Arwani Thomafi mengatakan pihaknya memang belum mengusulkan siapa capres di Pemilu 2024 nanti.
“Kalau melihat memang teman-teman DPW (Dewan Pimpinan Wilayah - PPP) itu memang sudah disebut beberapa nama yang dapat ditindaklanjuti atau dibicarakan dalam forum selanjutnya, salah satunya (nama) Pak Sandi,” kata Arwani.
Ditanya soal kemungkinan kepindahan Sandiaga Uno dari Partai Gerindra ke PPP, Arwani, menyebut itu tidak menutup kemungkinan.
“Kami menghormati posisi Pak Sandi, juga menghormati sesama partai politik lain. Tentu kami membuka kepada siapapun untuk bersama PPP,” lanjutnya.
Sementara itu, hadirnya Sandiaga Uno di Ponpes Fadhlul Fadhlan itu disebut Arwani sebagai sinergi yang baik antara pesantren dan pemerintah dalam hal ini Kementerian Parekraf.
Kegiatan itu sendiri diikuti sekira 4.000 orang, terdiri dari ratusan kiai, ibu-ibu dari jamaah Mar’ah Solehah Jawa Tengah, santriwan santriwati ponpes termasuk para petinggi PPP, termasuk dari Jawa Tengah dan Kota Semarang.
Di lokasi acara banyak dikibarkan bendera PPP, termasuk sebuah baliho besar bergambar K.H. Maimoen Zubair (almarhum) ayah dari Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen.
Momen itu terjadi saat Sandiaga naik podium dalam acara Halaqah Pengasuh Pondok Pesantren dan Pengajian Akbar Mar’ah Sholehah Jawa Tengah.
Ketika itu Sandiaga menjelaskan tentang ekonomi kreatif berbasis pesantren yang potensial berkembang termasuk menyebut bahwa pesantren juga berpotensi melahirkan pemimpin bangsa. Sandi mencontohkan salah satunya Gus Dur, Presiden ke-4 Republik Indonesia yang berangkat dari pendidikan pesantren.
Para peserta pengajian itu yang mayoritas ibu-ibu, tiba-tiba meneriaki “Presiden! Presiden!” kepada Sandiaga Uno.
Begitupun saat Pengasuh Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan, K.H. Fadlolan Musyaffa naik podium.
“Pak Sandi itu kan calon Presiden, jare (kata) ibu-ibu. Pak Sandiaga Uno itu di periode yang lama itu sudah menjadi calon Wakil Presiden, nek kepingin dadi yo nganggo klambi ijo mrene (kalau mau jadi ya pakai baju hijau ke sini),” kata Fadlolan yang diketahui kenyang pengalaman sekolah di Al Azhar, Kairo, Mesir itu, Sabtu (28/1/2023).
Dia melanjutkan, Sandiaga Uno sebagai sosok yang komplit memimpin bangsa ini.
“Biasane nek coblosan, ibu-ibu golek sing ngganteng, Pak Sandi yo ngganteng. Pak Sandi yo sugih, tajir, pinter. Ibu-ibu ikut seneng. Ora trimo gelar akademik, urusan ekonomi, dalil hadist yo cetho. (Biasanya kalau pencoblosan, ibu-ibu cari yang ganteng. Pak Sandi ya ganteng, Pak Sandi ya kaya, pintar. Ibu-ibu senang. Tidak hanya gelar akademik, urusan ekonomi, urusan dalil dan hadist juga bisa),” lanjut Fadlolan yang juga tercatat sebagai Staf Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kairo (Mesir) 1997 - 1999 itu.
Menurutnya, negara Indonesia saat ini dalam keadaan luar biasa membingungkan. Negara banyak orang pintar, namun sedikit orang alim. Dia berharap banyak pemimpin yang alim, tidak hanya pintar.
“Wong alim iku mesti pinter (orang alim itu pasti pintar). Di pesantren ini kita bentuk karakter seperti Pak Sandi ini. Tiap hari diajari berbahasa Arab dan Inggris. Jadi daily activity in english,” lanjut Fadlolan.
Respons PPP
Sementara itu, Sekretaris Jenderal DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Arwani Thomafi mengatakan pihaknya memang belum mengusulkan siapa capres di Pemilu 2024 nanti.
“Kalau melihat memang teman-teman DPW (Dewan Pimpinan Wilayah - PPP) itu memang sudah disebut beberapa nama yang dapat ditindaklanjuti atau dibicarakan dalam forum selanjutnya, salah satunya (nama) Pak Sandi,” kata Arwani.
Ditanya soal kemungkinan kepindahan Sandiaga Uno dari Partai Gerindra ke PPP, Arwani, menyebut itu tidak menutup kemungkinan.
“Kami menghormati posisi Pak Sandi, juga menghormati sesama partai politik lain. Tentu kami membuka kepada siapapun untuk bersama PPP,” lanjutnya.
Sementara itu, hadirnya Sandiaga Uno di Ponpes Fadhlul Fadhlan itu disebut Arwani sebagai sinergi yang baik antara pesantren dan pemerintah dalam hal ini Kementerian Parekraf.
Kegiatan itu sendiri diikuti sekira 4.000 orang, terdiri dari ratusan kiai, ibu-ibu dari jamaah Mar’ah Solehah Jawa Tengah, santriwan santriwati ponpes termasuk para petinggi PPP, termasuk dari Jawa Tengah dan Kota Semarang.
Di lokasi acara banyak dikibarkan bendera PPP, termasuk sebuah baliho besar bergambar K.H. Maimoen Zubair (almarhum) ayah dari Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen.
(shf)