Keris Pusaka Setan Kober, Senjata Sakti Pembunuh Arya Penangsang

Sabtu, 28 Januari 2023 - 05:00 WIB
loading...
A A A
Pati Unus gugur dalam perang. Dikisahkan bahwa Trenggana adik dari Pate Unus berebut takhta dengan P. Surowiyoto atau R. Kikin anak dari R. Fatah. Pangeran Surowiyoto atau Raden Kikin memiliki dua orang putra yang bernama R. Arya Penangsang dan R. Arya Mataram, sedangkan Trenggana memiliki putra pertama bernama R. Mukmin atau yang disebut juga sebagai Sunan Prawoto.

Mukmin dikisahkan membunuh Raden Kikin sepulang sholat Jumat di tepi sebuah sungai di Lasem dengan menggunakan keris Kyai Setan Kober yang membuat Trenggana menjadi Sultan Demak ketiga.

Sejak saat itu, Raden Kikin terkenal dengan sebutan Pangeran Sekar Seda ing Lepen, artinya "Bunga yang gugur di sungai". Sepeninggal Raden Kikin, Arya Penangsang menggantikan kedudukan ayahnya sebagai Adipati Jipang.

Saat itu usianya masih 16 tahun, sehingga pemerintahannya dibantu Patih Mat Ahun (Mentaun). Menurut Kitab Kapunggawan Jipang Jumenengan Arya Penangsang baru di laksanakan empat tahun kemudian yakni pada tahun 1525, saat itu Arya Penangsang berumur 20 tahun.

Trenggana naik takhta Kerajaan Demak tahun 1521. Pemerintahannya berakhir saat ia gugur di Panarukan, Situbondo tahun 1546 saat mencoba kembali menyerang Portugis meneruskan perjuangan Pati Unus. Raden Mukmin menggantikan sebagai raja keempat bergelar Sunan Prawoto. Ibukota Kerajaan Demak ia pindahkan ke Prawoto.

Demak pada periode ini dikenal dengan sebutan Demak Prawoto (1546 - 1549). Pada tahun 1549 Arya Penangsang dikisahkan oleh Babad Tanah Jawi membalas kematian Raden Kikin dengan mengirim utusan bernama Rangkud untuk membunuh Sunan Prawoto dengan Keris Kiai Setan Kober.

Rangkud sendiri tewas saling bunuh dengan korbannya itu. Setelah kematian Sunan Prawoto, Arya Penangsang menjadi Penguasa Demak sebagai Sultan Demak V, ibu kota Kerajaan Demak ia pindahkan ke Jipang.

Periode ini dikenal dengan sebutan Demak Jipang (1549 - 1554). Dalam perjalanan pulang ke Pajang, rombongan Adipati Pajang Jaka Tingkir singgah ke Gunung Danaraja tempat Ratu Kalinyamat menyendiri setelah kematian Sunan Prawoto dan suaminya Hadlirin.

Ratu Kalinyamat mendesak Jaka Tingkir agar segera membunuh Arya Penangsang, dirinya yang mengaku sebagai pewaris takhta Sunan Prawoto, berjanji akan menyerahkan Demak dan Jepara jika Jaka Tingkir menang.

Jaka Tingkir segan memerangi Arya Penangsang secara langsung karena merasa dirinya hanya sebagai mantu keluarga Demak. Maka diumumkanlah sayembara, barangsiapa dapat membunuh Arya Penangsang tersebut, akan memperoleh hadiah berupa tanah Pati dan Alas Mentaok (yang akan menjadi wilayah Mataram).
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.7135 seconds (0.1#10.140)