Sejarah Masuknya Etnis Tionghoa di Era Kerajaan Sriwijaya, Begini Asal Muasalnya

Rabu, 25 Januari 2023 - 17:56 WIB
loading...
Sejarah Masuknya Etnis Tionghoa di Era Kerajaan Sriwijaya, Begini Asal Muasalnya
Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan bercorak Buddha yang pernah hadir di Indonesia. Foto DOK ist
A A A
JAKARTA - Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan bercorak Buddha yang pernah hadir di Indonesia . Sejak berdiri pada abad ke-7, Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan maritim dan punya banyak pengaruh di zamannya.

Dari sekian banyak pembahasan terkait sejarah panjang Kerajaan Sriwijaya, terdapat pula banyak perdebatan mengenai sejarah masuknya etnis Tionghoa ke kerajaan bercorak Buddha tersebut.

Baca juga : 5 Prasasti Kutukan yang Berasal dari Kerajaan Sriwijaya

Bahkan, ada yang menyebut bahwa orang Tionghoa pertama kali datang ke Indonesia sejak masa pemerintahan Kerajaan Sriwijaya. Lantas, benarkah demikian?

Mengutip informasi dari Skripsi “Sejarah Perkembangan Etnis Tionghoa Muslim Palembang” karya Afif Amirullah, sekitar abad ke-7 telah terjalin hubungan dagang antara orang China dan Palembang (Sriwijaya).

Menilik riwayatnya, kedatangan para pedagang China ini sejatinya sudah terjadi sejak awal abad pertama Masehi. Adapun salah satu daerah yang pertama kali mereka kunjungi adalah Palembang. Kala itu, wilayah tersebut merupakan pusat perdagangan kerajaan Sriwijaya.

Masuk dan menetapnya para etnis Tionghoa ini dilakukan dengan berbagai tujuan. Di antaranya seperti berlayar, berdagang, hingga belajar. Berikut sejumlah bukti dari catatan maupun prasasti yang menandakan mereka pernah singgah di Sriwijaya.

Baca juga : Misteri Bilik Gundik Perempuan dalam Kapal Kerajaan Sriwijaya

-Catatan perjalanan I-Tsing tahun 671 M.

I-Tsing adalah pendeta Buddha China yang melakukan perjalanan ke India dan sempat datang ke Shih-li-fo-shih (Sriwijaya) selama 6 bulan guna mempelajari bahasa Sansekerta.

-Catatan perjalanan I-Tsing tahun 664 M

I-Tsing menyampaikan bahwa sekitar tahun 664 M, datang pendeta bernama Hwi-ning ke Holing dan menetap selama 3 bulan. Di sana dia menerjemahkan berbagai kitab suci agama Buddha dengan bantuan pendeta lain.

-Prasasti Taji (901 M)

Prasasti tersebut menyampaikan bahwa orang China bekerja sebagai juragan dalam perdagangan.

Pasca kehadiran I-Tsing yang belajar bahasa Sansekerta, Kerajaan Sriwijaya terus berkembang dan menjadi banyak dikenal. Akibatnya, banyak para etnis Tionghoa lain ikut datang ke Sriwijaya untuk belajar bahasa sebelum nantinya pergi ke India.

Seiring waktu, pada era Kerajaan Sriwijaya, Palembang mulai dikenal sebagai pusat studi agama Buddha. Biasanya, para calon biksu yang hendak belajar ke India harus belajar dulu di Sriwijaya. Salah satu mahaguru agama Buddha yang terkenal saat itu adalah Syakyakirti.
(bim)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1449 seconds (0.1#10.140)