Derita Bagas Penyintas Tragedi Kanjuruhan: Kedua Kaki Saya Patah, Yang Kiri Mati Rasa
Senin, 16 Januari 2023 - 13:48 WIB
MALANG - Tragedi Kanjuruhan menyisakan duka bagi para penyintas. Setelah 100 hari lebih sejak peristiwa itu terjadi dan sidang perdana digelar di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya hari ini, luka para penyintas masih belum pulih.
Seperti dialami Bagas Satria (20), warga Jalan Gatot Subroto, Sukoharjo, Klojen, Kota Malang. Dia masih berjuang agar sembuh dari patah tulang yang dialami. Bahkan, mulai kebingungan untuk melakukan pengobatan.
"Kedua kaki saya patah. Saat ini kaki kiri saya masih mati rasa," katanya kepada wartawan, Senin (16/1/2023).
Untuk berjalan, Bagas terpaksa menggunakan alat bantu. Sebelumnya, dia mengaku mendapat perawatan untuk lukanya itu di rumah sakit. Namun, karena tidak kunjung sembuh, dia memilih pengobatan terapi.
Sementara itu, sukarelawan Kanjuruhan, Yuning Kartikasari mengatakan, pihaknya masih melakukan pendampingan terhadap Bagas agar sembuh dari patah tulang. Selain Bagas, masih banyak korban yang berjuang untuk sembuh.
"Tetapi untuk Bagas, selain harus berjuang sembuh, dia juga kehilangan pekerjaan sebagai karyawan," jelasnya.
Selain kehilangan pekerjaan yang menjadi sumber pendapatan ekonominya, Bagas juga saat ini harus berjuang sendiri untuk membayar biaya pengobatannya, karena bantuan pengobatannya sudah berhenti.
Dengan digelarnya sidang Tragedi Kanjuruhan, dia berharap mendapatkan keadilan dan peristiwa itu diusut tuntas.
Seperti dialami Bagas Satria (20), warga Jalan Gatot Subroto, Sukoharjo, Klojen, Kota Malang. Dia masih berjuang agar sembuh dari patah tulang yang dialami. Bahkan, mulai kebingungan untuk melakukan pengobatan.
"Kedua kaki saya patah. Saat ini kaki kiri saya masih mati rasa," katanya kepada wartawan, Senin (16/1/2023).
Untuk berjalan, Bagas terpaksa menggunakan alat bantu. Sebelumnya, dia mengaku mendapat perawatan untuk lukanya itu di rumah sakit. Namun, karena tidak kunjung sembuh, dia memilih pengobatan terapi.
Sementara itu, sukarelawan Kanjuruhan, Yuning Kartikasari mengatakan, pihaknya masih melakukan pendampingan terhadap Bagas agar sembuh dari patah tulang. Selain Bagas, masih banyak korban yang berjuang untuk sembuh.
"Tetapi untuk Bagas, selain harus berjuang sembuh, dia juga kehilangan pekerjaan sebagai karyawan," jelasnya.
Selain kehilangan pekerjaan yang menjadi sumber pendapatan ekonominya, Bagas juga saat ini harus berjuang sendiri untuk membayar biaya pengobatannya, karena bantuan pengobatannya sudah berhenti.
Dengan digelarnya sidang Tragedi Kanjuruhan, dia berharap mendapatkan keadilan dan peristiwa itu diusut tuntas.
(san)
tulis komentar anda