Sipon Dimakamkan di Solo, Keluarga: 25 Tahun Perjuangkan Keadilan untuk Wiji Thukul
Jum'at, 06 Januari 2023 - 15:53 WIB
SOLO - Istri penyair dan aktivis HAM Wiji Thukul, Dyah Sujirah atau Sipon (55) telah dimakamkan di Astana Purwoloyo, Pucang Sawit, Solo, Jumat (6/1/2022). Para pelayat yang hadir turut mengantar Sipon ke peristirahatan terakhirnya.
Sebelum dimakamkan, jenazah Sipon disalatkan terlebih dahulu di Masjid Al Anshor, Kampung Kalangan, Kelurahan Jagalan, Kecamatan Jebres.
Adik Wiji Thukul, Wahyu Susilo saat ditemui di rumah duka menilai Sipon adalah seorang perempuan teguh. Sipon selama 25 tahun terus memperjuangkan keadilan bagi suaminya, Wiji Thukul.
"Saya kira dia sampai akhir hayatnya ngga menyerah. Dia bukan istri aktivis tapi dia aktivis itu sendiri. Kalau di puisi Thukul ada judulnya ketika jenderal marah marah. Thukul mengakui bahwa analisisnya mba Pon mengenai situasi terkini. Sehingga Thukul harus melarikan diri, memperlihatkan bahwa mba Pon itu bukan istri aktivis tapi dia aktivis itu sendiri," ujarnya.
Wahyu Susilo pun berharap agar semangat untuk mencari keadilan tetap dilanjutkan.
"Mba Pon sudah tidak ada, tapi semangat untuk mencari keadilan kepastian Wiji Thukul dan korban-korban orang hilang itu akan tetap kami lanjutkan," katanya.
Sebelum dimakamkan, jenazah Sipon disalatkan terlebih dahulu di Masjid Al Anshor, Kampung Kalangan, Kelurahan Jagalan, Kecamatan Jebres.
Adik Wiji Thukul, Wahyu Susilo saat ditemui di rumah duka menilai Sipon adalah seorang perempuan teguh. Sipon selama 25 tahun terus memperjuangkan keadilan bagi suaminya, Wiji Thukul.
"Saya kira dia sampai akhir hayatnya ngga menyerah. Dia bukan istri aktivis tapi dia aktivis itu sendiri. Kalau di puisi Thukul ada judulnya ketika jenderal marah marah. Thukul mengakui bahwa analisisnya mba Pon mengenai situasi terkini. Sehingga Thukul harus melarikan diri, memperlihatkan bahwa mba Pon itu bukan istri aktivis tapi dia aktivis itu sendiri," ujarnya.
Wahyu Susilo pun berharap agar semangat untuk mencari keadilan tetap dilanjutkan.
"Mba Pon sudah tidak ada, tapi semangat untuk mencari keadilan kepastian Wiji Thukul dan korban-korban orang hilang itu akan tetap kami lanjutkan," katanya.
Baca Juga
tulis komentar anda